34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

14 Siswa dan 2 Guru Terpapar Covid-19, Jika Tak Terkendali, PTM Ditutup

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus Covid-19 harian di Kota Medan terus meningkat dari hari ke hari. Bahkan pada Kamis (10/2) kemarin, angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan dalam sehari sebanyak 374 kasus. Jika penyebaran Covid-19 tak terkendali, Gubsu akan menutup Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Laksamana Putra menjelaskan, dalam sepekan ini, sudah ada 14 siswa dan 2 guru di Kota Medan yang sudah terpapar Covid-19 di Kota Medan. Total hingga saat ini ada 7 sekolah di Kota Medan yang sudah menghentikan aktivitas. Sebab, sejumlah siswa dam guru pada ketujuh sekolah tersebut telah terpapar Covid-19. “Dalam seminggu ini, total sudah ada 16 orang, yakni 14 siswa dan 2 guru,” ujar Putra, Jumat (11/2).

Dikatakan Putra, hingga saat ini, sekolah swasta Santo Thomas 1 dan 2 Medan yang berada di satu lokasi yang sama, yakni di Jalan  S Parman Kota Medan masih menjadi sekolah dengan penyumbang Covid-19 terbanyak. “Kalau terbanyak itu di sekolah swasta Santo Thomas, ada sebanyak 10 siswa yang terpapar Covid-19,” ujarnya.

Disebutkan Putra, awal mulanya hanya ada 6 orang siswa Santo Thomas yang terpapar Covid-19. Namun setelah dilakukan Tracing dan Testing, jumlah siswa yang terpapar bertambah 4 orang hingga berjumlah 10 siswa. “Setelah di Tracing, berdasarkan laporan itu bertambah 4 orang lagi,” paparnya.

Sementara untuk guru, lanjut Putra, hingga saat ini masih dua orang yang diketahui terpapar Covid-19. “Mudah-mudahan jangan tambah lagi yang terpapar, baik siswa ataupun guru,” harapnya.

Untuk itu, Putra mengimbau agar seluruh sekolah dapat terus melakukan prokes yang ketat, baik kepada guru ataupun siswa, terutama di ruang lingkup yang sempit. “Kuncinya memang prokes, vaksinasi anak juga masih terus kita lakukan. Kita terus meminta dukungan dari orangtua agar berkenan memberikan izin agar anak-anaknya dapat divaksin,” pungkasnya.

Sementara itu di Sumatera Utara, lonjakan Covid-19 varian Omicron diprediksikan terjadi pada tanggal 18 Februari 2022 dengan peningkatan kasus aktif secara komulatif mencapai 17.722 kasus di Sumatera Utara (Sumut). Sedangkan data diperoleh dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 10 Februari 2022, tambahan kasus aktif Covid-19 berjumlah 637 kasus baru. Sedangkan, Covid-19 dengan varian Omicron dari tanggal 24 Januari hingga 10 Februari 2022 dengan jumlah kasus Probable Omicron 656 dan positif Omicron 28 kasus.

Bila angka kasus aktif COVID-19 varian Omicron tersebut, terus meningkat. Gubsu dy Rahmayadi akan berencana akan kembali menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi daring 100 persen. “Kalau kasus Covid meningkat, akan saya tutup kembali sekolah. Pasti saya tidak populer, lebih baik saya tidak populer, dari pada anak-anak saya sakit semua,” tutur Edy di sela-sela pertemuan dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh budaya di rumah dinas Gubernur di Kota Medan, Jumat (11/2).

“Ini (Omicron) lebih dahsyat dan cepat penularannya dibanding varian lain. Untuk itu rakyat juga harus cepat tahu. Intinya adalah protokol kesehatan. Itupun (Prokes) juga ada intinya. Yaitu penggunaan masker, masker, masker. Kemudian segera lakukan vaksinasi,” sambung Edy.

Pada pertemuan bersama para tokoh itu, untuk dapat bekerjasama dengan Pemprov Sumut dalam mengedukasi masyarakat meningkatkan prokes dan vaksinasi dalam mencegah penyebaran dan gelombang ketiga Covid-19.

“Nah Omicron ini kita antisipasi melakukan sosialisasi dan pembelajaran edukasi kepada seluruh rakyat kita dengan jarak berjauhan. Ini melalui tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda. Pastinya mereka mempunyai jaringan kepada sampai ke tingkat desa,” ujar Edy lagi.

Untuk unsur Forkopimda, lanjut Gubernur, juga telah disampaikan agar seluruh jajaran bisa saling menguatkan dan mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan. Mengingat, telah banyak kelonggaran sejak angka penularan Covid-19 turun mulai pertengahan tahun lalu.

Dirinya berharap melalui pertemuan bersama unsur masyarakat tersebut, masyarakat akan menerima dan memahami pentingnya menjaga Prokes. Terkhusus lagi bersedia divaksin lengkap 1,2 hingga 3 kali vaksin.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, sudah menyiapkan langkah-langkah bila terjadi lonjakan Covid-19 di Sumut. Pihak Pemprov Sumut bersama 33 Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penyekatan terhadap kegiatan masyarakat. “Kalau data ini tidak terkendali maka kita penyekatan penyekatan dari ringan, sedang ke berat, menjaga keselamatan rakyat kita. Lakukan disiplin tentang prokes. Kita tak larang mereka beribadah karena ibadah perbuatan yang penting. Tapi lebih penting, beribadah dengan selamat. Itu benar-benar lakukan prokes dengan ketaatan dan keimanannya,” tegas Edy.

Sementara itu, Tim Kesehatan Satgas Covid-19 Restuti Saragih menjelaskan, Covid-19 dengan varian Omicron dari tanggal 24 Januari hingga 10 Februari 2022 dengan jumlah kasus Probable Omicron 656 dan positif Omicron 28 kasus.

Restuti mengatakan bahwa saat ini, pihaknya tengah melakukan pendataan terkait penularan Covid-19 di berbagai daerah. Terutama, data yang terkonfirmasi positif, khususnya sekolah atau institusi pendidikan.

“Jika angka penularannya di sekolah di bawah 5 %, akan dilakukan penghentian sementara selama 5 hari. Jika lebih atau sama dengan 5 %, maka sekolah akan ditutup sementara selama 14 hari,” kata Restuti.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah kembali meminta Pemko Medan untuk mengevaluasi proses PTM yang sedang berlangsung di Kota Medan. Pastinya saat ini, angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih terus menunjukkan tren kenaikan.

“Harusnya ini menjadi evaluasi bagi Disdik dan Dinkes Kota Medan, apakah PTM ini masih relevan dilakukan atau justru harus dihentikan. Harus ada pembahasan serius, sebaiknya ada pembahasan khusus dari bidang kesehatan dam bidang pendidikan. Harus dibicarakan, apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti saat ini,” kata Afif kepada Sumut Pos, Jumat (11/2).

Dijelaskan Afif, memang saat ini kasus Covid-19 varian Omicron tidak menyebabkan tingginya angka kematian, namun bukan berarti hal itu membuat masyarakat menjadi sepele dan menganggap varian ini tidak berbahaya.“Memang angka kematian tidak tinggi, bahkan sering 0 kasus dalam kasus harian. Tapi perlu kita ingat bersama bahwa varian Omicron ini banyak menyerang anak-anak, tentu kita wajib waspada,” jelasnya.

Selain itu, Afif juga meminta Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk sama-sama memantau seberapa besar dampak vaksinasi Covid-19 kepada para siswa.

Bila ternyata sekolah yang mayoritas siswanya telah melakukan vaksinasi namun masih juga terpapar Covid-19, maka hal itu harus menjadi perhatian penting dan evaluasi tersendiri bagi Pemko Medan untuk melanjutkan proses PTM atau menghentikannya sementara waktu sampai kondisi yang lebih memungkinkan.

“Vaksinasi sangat penting dan kita sangat mendorongnya. Tapi masih terjadinya penyebaran Covid-19 di sekolah-sekolah yang sudah melakukan vaksinasi juga harus menjadi perhatian bagi pemerintah,” pungkasnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut terus mengalami peningkatan yang signifikan. Kali ini, bertambah 612 kasus baru. Penambahan kasus baru positif Corona ini didapatkan dari 27 kabupaten/kota. Dengan penambahan 612 kasus tersebut, akumulasinya meningkat menjadi 110.202 kasus. “Jumlah terbanyak didapatkan dari Kota Medan 350 kasus. Kemudian, Deliserdang 69 kasus, Pematangsiantar 50 kasus, Simalungun 28 kasus, Binjai 18 kasus dan Gunungsitoli 18 kasus,” ungkap Aris, Jumat (11/2).

Aris melanjutkan, untuk angka kesembuhan hanya didapatkan 61 kasus, sehingga totalnya naik tipis menjadi 103.493 kasus. Penambahan ini didapatkan dari enam kabupaten/kota dengan jumlah terbanyak berasal dari Medan 50 kasus. “Sedangkan angka kematian didapatkan satu kasus dari Kabupaten Dairi, sehingga totalnya menjadi 2.906 kasus,” ujarnya.

Dia menambahkan, dengan penambahan kasus baru tersebut, maka saat ini kasus aktif Covid-19 Sumut menjadi 3.803 orang. Jumlah ini meningkat dibanding hari sebelumnya yang berjumlah 3.253 orang.

Terpisah, kembali meningkatnya angka kasus baru corona di Sumut, rumah sakit rujukan Covid-19 kembali menerima pasien terkonfirmasi positif. Humas RSUD dr Pirngadi Medan Edison Peranginangin mengatakan, ada 13 pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Namun, para pasien tersebut masih dengan gejala ringan. “Gejala ringan semua dan tidak ada yang berada di ruang ICU,” kata Edison.

Sementara itu, Kabag Umum RSU Haji, Anda Siregar mengatakan, ada tiga pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Ketiganya dirawat di ruang isolasi. “Pasien Covid-19 yang dirawat ada tiga orang, semuanya warga Medan dan dalam kondisi stabil,” ujarnya. (map/gus/ris)

 

 

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus Covid-19 harian di Kota Medan terus meningkat dari hari ke hari. Bahkan pada Kamis (10/2) kemarin, angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan dalam sehari sebanyak 374 kasus. Jika penyebaran Covid-19 tak terkendali, Gubsu akan menutup Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Laksamana Putra menjelaskan, dalam sepekan ini, sudah ada 14 siswa dan 2 guru di Kota Medan yang sudah terpapar Covid-19 di Kota Medan. Total hingga saat ini ada 7 sekolah di Kota Medan yang sudah menghentikan aktivitas. Sebab, sejumlah siswa dam guru pada ketujuh sekolah tersebut telah terpapar Covid-19. “Dalam seminggu ini, total sudah ada 16 orang, yakni 14 siswa dan 2 guru,” ujar Putra, Jumat (11/2).

Dikatakan Putra, hingga saat ini, sekolah swasta Santo Thomas 1 dan 2 Medan yang berada di satu lokasi yang sama, yakni di Jalan  S Parman Kota Medan masih menjadi sekolah dengan penyumbang Covid-19 terbanyak. “Kalau terbanyak itu di sekolah swasta Santo Thomas, ada sebanyak 10 siswa yang terpapar Covid-19,” ujarnya.

Disebutkan Putra, awal mulanya hanya ada 6 orang siswa Santo Thomas yang terpapar Covid-19. Namun setelah dilakukan Tracing dan Testing, jumlah siswa yang terpapar bertambah 4 orang hingga berjumlah 10 siswa. “Setelah di Tracing, berdasarkan laporan itu bertambah 4 orang lagi,” paparnya.

Sementara untuk guru, lanjut Putra, hingga saat ini masih dua orang yang diketahui terpapar Covid-19. “Mudah-mudahan jangan tambah lagi yang terpapar, baik siswa ataupun guru,” harapnya.

Untuk itu, Putra mengimbau agar seluruh sekolah dapat terus melakukan prokes yang ketat, baik kepada guru ataupun siswa, terutama di ruang lingkup yang sempit. “Kuncinya memang prokes, vaksinasi anak juga masih terus kita lakukan. Kita terus meminta dukungan dari orangtua agar berkenan memberikan izin agar anak-anaknya dapat divaksin,” pungkasnya.

Sementara itu di Sumatera Utara, lonjakan Covid-19 varian Omicron diprediksikan terjadi pada tanggal 18 Februari 2022 dengan peningkatan kasus aktif secara komulatif mencapai 17.722 kasus di Sumatera Utara (Sumut). Sedangkan data diperoleh dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 10 Februari 2022, tambahan kasus aktif Covid-19 berjumlah 637 kasus baru. Sedangkan, Covid-19 dengan varian Omicron dari tanggal 24 Januari hingga 10 Februari 2022 dengan jumlah kasus Probable Omicron 656 dan positif Omicron 28 kasus.

Bila angka kasus aktif COVID-19 varian Omicron tersebut, terus meningkat. Gubsu dy Rahmayadi akan berencana akan kembali menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi daring 100 persen. “Kalau kasus Covid meningkat, akan saya tutup kembali sekolah. Pasti saya tidak populer, lebih baik saya tidak populer, dari pada anak-anak saya sakit semua,” tutur Edy di sela-sela pertemuan dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh budaya di rumah dinas Gubernur di Kota Medan, Jumat (11/2).

“Ini (Omicron) lebih dahsyat dan cepat penularannya dibanding varian lain. Untuk itu rakyat juga harus cepat tahu. Intinya adalah protokol kesehatan. Itupun (Prokes) juga ada intinya. Yaitu penggunaan masker, masker, masker. Kemudian segera lakukan vaksinasi,” sambung Edy.

Pada pertemuan bersama para tokoh itu, untuk dapat bekerjasama dengan Pemprov Sumut dalam mengedukasi masyarakat meningkatkan prokes dan vaksinasi dalam mencegah penyebaran dan gelombang ketiga Covid-19.

“Nah Omicron ini kita antisipasi melakukan sosialisasi dan pembelajaran edukasi kepada seluruh rakyat kita dengan jarak berjauhan. Ini melalui tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda. Pastinya mereka mempunyai jaringan kepada sampai ke tingkat desa,” ujar Edy lagi.

Untuk unsur Forkopimda, lanjut Gubernur, juga telah disampaikan agar seluruh jajaran bisa saling menguatkan dan mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan. Mengingat, telah banyak kelonggaran sejak angka penularan Covid-19 turun mulai pertengahan tahun lalu.

Dirinya berharap melalui pertemuan bersama unsur masyarakat tersebut, masyarakat akan menerima dan memahami pentingnya menjaga Prokes. Terkhusus lagi bersedia divaksin lengkap 1,2 hingga 3 kali vaksin.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, sudah menyiapkan langkah-langkah bila terjadi lonjakan Covid-19 di Sumut. Pihak Pemprov Sumut bersama 33 Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penyekatan terhadap kegiatan masyarakat. “Kalau data ini tidak terkendali maka kita penyekatan penyekatan dari ringan, sedang ke berat, menjaga keselamatan rakyat kita. Lakukan disiplin tentang prokes. Kita tak larang mereka beribadah karena ibadah perbuatan yang penting. Tapi lebih penting, beribadah dengan selamat. Itu benar-benar lakukan prokes dengan ketaatan dan keimanannya,” tegas Edy.

Sementara itu, Tim Kesehatan Satgas Covid-19 Restuti Saragih menjelaskan, Covid-19 dengan varian Omicron dari tanggal 24 Januari hingga 10 Februari 2022 dengan jumlah kasus Probable Omicron 656 dan positif Omicron 28 kasus.

Restuti mengatakan bahwa saat ini, pihaknya tengah melakukan pendataan terkait penularan Covid-19 di berbagai daerah. Terutama, data yang terkonfirmasi positif, khususnya sekolah atau institusi pendidikan.

“Jika angka penularannya di sekolah di bawah 5 %, akan dilakukan penghentian sementara selama 5 hari. Jika lebih atau sama dengan 5 %, maka sekolah akan ditutup sementara selama 14 hari,” kata Restuti.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah kembali meminta Pemko Medan untuk mengevaluasi proses PTM yang sedang berlangsung di Kota Medan. Pastinya saat ini, angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih terus menunjukkan tren kenaikan.

“Harusnya ini menjadi evaluasi bagi Disdik dan Dinkes Kota Medan, apakah PTM ini masih relevan dilakukan atau justru harus dihentikan. Harus ada pembahasan serius, sebaiknya ada pembahasan khusus dari bidang kesehatan dam bidang pendidikan. Harus dibicarakan, apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti saat ini,” kata Afif kepada Sumut Pos, Jumat (11/2).

Dijelaskan Afif, memang saat ini kasus Covid-19 varian Omicron tidak menyebabkan tingginya angka kematian, namun bukan berarti hal itu membuat masyarakat menjadi sepele dan menganggap varian ini tidak berbahaya.“Memang angka kematian tidak tinggi, bahkan sering 0 kasus dalam kasus harian. Tapi perlu kita ingat bersama bahwa varian Omicron ini banyak menyerang anak-anak, tentu kita wajib waspada,” jelasnya.

Selain itu, Afif juga meminta Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk sama-sama memantau seberapa besar dampak vaksinasi Covid-19 kepada para siswa.

Bila ternyata sekolah yang mayoritas siswanya telah melakukan vaksinasi namun masih juga terpapar Covid-19, maka hal itu harus menjadi perhatian penting dan evaluasi tersendiri bagi Pemko Medan untuk melanjutkan proses PTM atau menghentikannya sementara waktu sampai kondisi yang lebih memungkinkan.

“Vaksinasi sangat penting dan kita sangat mendorongnya. Tapi masih terjadinya penyebaran Covid-19 di sekolah-sekolah yang sudah melakukan vaksinasi juga harus menjadi perhatian bagi pemerintah,” pungkasnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut terus mengalami peningkatan yang signifikan. Kali ini, bertambah 612 kasus baru. Penambahan kasus baru positif Corona ini didapatkan dari 27 kabupaten/kota. Dengan penambahan 612 kasus tersebut, akumulasinya meningkat menjadi 110.202 kasus. “Jumlah terbanyak didapatkan dari Kota Medan 350 kasus. Kemudian, Deliserdang 69 kasus, Pematangsiantar 50 kasus, Simalungun 28 kasus, Binjai 18 kasus dan Gunungsitoli 18 kasus,” ungkap Aris, Jumat (11/2).

Aris melanjutkan, untuk angka kesembuhan hanya didapatkan 61 kasus, sehingga totalnya naik tipis menjadi 103.493 kasus. Penambahan ini didapatkan dari enam kabupaten/kota dengan jumlah terbanyak berasal dari Medan 50 kasus. “Sedangkan angka kematian didapatkan satu kasus dari Kabupaten Dairi, sehingga totalnya menjadi 2.906 kasus,” ujarnya.

Dia menambahkan, dengan penambahan kasus baru tersebut, maka saat ini kasus aktif Covid-19 Sumut menjadi 3.803 orang. Jumlah ini meningkat dibanding hari sebelumnya yang berjumlah 3.253 orang.

Terpisah, kembali meningkatnya angka kasus baru corona di Sumut, rumah sakit rujukan Covid-19 kembali menerima pasien terkonfirmasi positif. Humas RSUD dr Pirngadi Medan Edison Peranginangin mengatakan, ada 13 pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Namun, para pasien tersebut masih dengan gejala ringan. “Gejala ringan semua dan tidak ada yang berada di ruang ICU,” kata Edison.

Sementara itu, Kabag Umum RSU Haji, Anda Siregar mengatakan, ada tiga pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Ketiganya dirawat di ruang isolasi. “Pasien Covid-19 yang dirawat ada tiga orang, semuanya warga Medan dan dalam kondisi stabil,” ujarnya. (map/gus/ris)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/