LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Sejak awal pelaksanaan program KB tahun 1970 sampai sekarang dan bahkan waktu mendatang, kekuatan informasi merupakan faktor kunci kelangsungan keberhasilan Program Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Hal itu disampaikan Kabid Adpin BKKBN Sumut, Dra Rabiatun Adawiyah MPHR, pada sosialisasi Advokasi dan KIE oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumut bersama mitra kerja, di Lingkungan Sibuaya, Labuhanbatu, belum lama ini. Turut hadir Anggota DPR RI, DR Saleh Partaonan Daulay MAg, MHum, MA, sebagai mitra kerja.
Advokasi dan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) yang dilakukan secara intensif dan terarah dan tepat sasaran, merupakan salah satu kegiatan kunci mengubah sikap, perilaku dan sistem nilai.
“Melalui sarana modern, materi KIE dapat dikemas dalam bentuk film, drama, iklan, PSA (Public Service Advertising) serta pertunjukan bagi masyarakat,” tutur Rabiatun Adawiyah.
Pemerintah juga telah menetapkan beberapa indikator, seperti penurunan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) dari 2,6 menjadi 2,28 anak per wanita, meningkatkan pemakaian alat/obat kontrasepsi, dan menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani dari 11,4 persen menjadi 9,91 persen.
Sasaran tersebut, sambungnya, tidak mungkin akan tercapai jika hanya mengandalkan BKKBN. Tetapi perlu dukungan dari dinas-dinas lain, TNI/Polri, dunia pendidikan, dunia usaha, tokoh budaya, tokoh agama, tokoh perempuan, pemerintah desa, LSM, media massa dan pihak-pihak lainnya. (rel)