27 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tabung Elpiji 3 Kg Dijual hingga Rp18 Ribu

Penjual berdiri di samping tumpukan gas elpiji ukuran 3 kg. Di Medan, gas elpiji tabung 3 kg dijual hingga Rp18 ribu.
Penjual berdiri di samping tumpukan gas elpiji ukuran 3 kg. Di Medan, gas elpiji tabung 3 kg dijual hingga Rp18 ribu.

SUMUTPOS.CO – Di wilayah Medan, saat ini harga gas elpiji ukuran 12 kg, masih berkisar Rp95 ribu-Rp100 ribu. Sementara harga gas elpiji ukuran 3 kg, berkisar Rp15 ribu-Rp18 ribu. Misalnya di toko berlabel UD Wijaya Jalan Sisingamangaraja, Medan Amplas. Di tempat ini harga gas epiji ukuran 3 kg Rp17 ribu dan gas elpiji ukuran 12 kg dibandrol dengan harga Rp100 ribu. Namun, untuk bright gas yang juga berukuran 12 kg, dijual Rp120 ribu-Rp125 ribu.

“Kemarin katanya kalau tabung gas 12 kg akan ditukar dengan bright gas dengan harga Rp120 ribu-Rp125 ribu. Kalau sudah lewat batasnya, tidak bisa ditukar lagi. Kalau mau beralih ke bright gas dikenakan biaya tambahan mencapai Rp200 ribu. Namun sampai sekarang belum ada realisasinya, ” ungkap pemilik warung yang enggan menyebut namanya.

Saat ditanya jumlah permintaan terhadap gas elpiji ukuran 3 kg, wanita berjilbab itu mengakui adanya peningkatan. Oleh karena itu, diakui wanita tersebut kalau tidak jarang dirinya juga harus membeli gas elpiji ukuran 3 kg di pangkalan lain. Bahkan, tidak dipungkiri kalau dirinya mengambil gas elpiji ukuran 3 kg untuk dijualnya dari pangkalan di Deliserdang, sekalipun dengan harga sedikit lebih tinggi.

“Kalau berharap jatah pembelian di 1 pangkalan, apa mau dijual karena hanya dapat 15 tabung. Kadang, harus beli ke Deliserdang. Namun, tutupnya harus diganti karena kalau Deliserdang, tutupnya warna merah dan Medan warna biru, ” jelas wanita berusia sekitar 50 tahun itu mengakhiri.

Terpisah, salah seorang pengelola pangkalan gas elpiji di kawasan Medan Petisah juga tidak menampik akan adanya penyimpangan gas elpiji, akibat perbedaan harga yang ditetapkan pemerintah. Namun, pria berinisal HT itu mengaku enggan menceritakan secara rinci soal penyimpangan itu. “Kalau sudah ke pengecer, sudah tidak wewenang untuk memonitornya. Namun demikian, harga yang mereka terapkan sekaligus terbilang tinggi, terkadang tidak lepas dari biaya pengantaran dan pemasangan ke kompor konsumen, ” ujar HT mengakhiri.

Sebelumnya, Vice President LPG and Gas Product Pertamina, Gigih Wahyu Irianto, mengatakan, kurs rupiah yang terus melemah memperparah kerugian Pertamina. Sebab, kata dia, mayoritas bahan baku elpiji diimpor. Dia menambahkan, kalau pemerintah mengizinkan per 1 Januari 2015 mendatang ada kenaikan gas elpiji 12 kg sebesar Rp1.500 per kg Selanjutnya, harga akan terus naik secara bertahap sebesar Rp 1.500/kg lagi pada 1 Juli 2015. Awal 2016, kenaikan yang sama juga akan diterapkan. Diharapkan, pada 1 Juli 2016, harga jual elpiji 12 kilogram sudah mencapai harga keekonomian atau harga tanpa subsidi, yakni Rp 180.000 per tabung. (ain/bal/put/rbb)

Penjual berdiri di samping tumpukan gas elpiji ukuran 3 kg. Di Medan, gas elpiji tabung 3 kg dijual hingga Rp18 ribu.
Penjual berdiri di samping tumpukan gas elpiji ukuran 3 kg. Di Medan, gas elpiji tabung 3 kg dijual hingga Rp18 ribu.

SUMUTPOS.CO – Di wilayah Medan, saat ini harga gas elpiji ukuran 12 kg, masih berkisar Rp95 ribu-Rp100 ribu. Sementara harga gas elpiji ukuran 3 kg, berkisar Rp15 ribu-Rp18 ribu. Misalnya di toko berlabel UD Wijaya Jalan Sisingamangaraja, Medan Amplas. Di tempat ini harga gas epiji ukuran 3 kg Rp17 ribu dan gas elpiji ukuran 12 kg dibandrol dengan harga Rp100 ribu. Namun, untuk bright gas yang juga berukuran 12 kg, dijual Rp120 ribu-Rp125 ribu.

“Kemarin katanya kalau tabung gas 12 kg akan ditukar dengan bright gas dengan harga Rp120 ribu-Rp125 ribu. Kalau sudah lewat batasnya, tidak bisa ditukar lagi. Kalau mau beralih ke bright gas dikenakan biaya tambahan mencapai Rp200 ribu. Namun sampai sekarang belum ada realisasinya, ” ungkap pemilik warung yang enggan menyebut namanya.

Saat ditanya jumlah permintaan terhadap gas elpiji ukuran 3 kg, wanita berjilbab itu mengakui adanya peningkatan. Oleh karena itu, diakui wanita tersebut kalau tidak jarang dirinya juga harus membeli gas elpiji ukuran 3 kg di pangkalan lain. Bahkan, tidak dipungkiri kalau dirinya mengambil gas elpiji ukuran 3 kg untuk dijualnya dari pangkalan di Deliserdang, sekalipun dengan harga sedikit lebih tinggi.

“Kalau berharap jatah pembelian di 1 pangkalan, apa mau dijual karena hanya dapat 15 tabung. Kadang, harus beli ke Deliserdang. Namun, tutupnya harus diganti karena kalau Deliserdang, tutupnya warna merah dan Medan warna biru, ” jelas wanita berusia sekitar 50 tahun itu mengakhiri.

Terpisah, salah seorang pengelola pangkalan gas elpiji di kawasan Medan Petisah juga tidak menampik akan adanya penyimpangan gas elpiji, akibat perbedaan harga yang ditetapkan pemerintah. Namun, pria berinisal HT itu mengaku enggan menceritakan secara rinci soal penyimpangan itu. “Kalau sudah ke pengecer, sudah tidak wewenang untuk memonitornya. Namun demikian, harga yang mereka terapkan sekaligus terbilang tinggi, terkadang tidak lepas dari biaya pengantaran dan pemasangan ke kompor konsumen, ” ujar HT mengakhiri.

Sebelumnya, Vice President LPG and Gas Product Pertamina, Gigih Wahyu Irianto, mengatakan, kurs rupiah yang terus melemah memperparah kerugian Pertamina. Sebab, kata dia, mayoritas bahan baku elpiji diimpor. Dia menambahkan, kalau pemerintah mengizinkan per 1 Januari 2015 mendatang ada kenaikan gas elpiji 12 kg sebesar Rp1.500 per kg Selanjutnya, harga akan terus naik secara bertahap sebesar Rp 1.500/kg lagi pada 1 Juli 2015. Awal 2016, kenaikan yang sama juga akan diterapkan. Diharapkan, pada 1 Juli 2016, harga jual elpiji 12 kilogram sudah mencapai harga keekonomian atau harga tanpa subsidi, yakni Rp 180.000 per tabung. (ain/bal/put/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/