SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Perjuangan Endah Siregar (38) selama hampir dua bulan untuk bertahan hidup sirna. Kamis (11/9) siang, ia menghembuskan nafas terakhirnya di RSU Pringadi Medan. Sebelumnya, atau Rabu (22/7) malam lalu, korban disiram air keras oleh dua pria tak dikenal .
“Pelakunya tidak berprikemanusiaan. Mereka sudah membunuh adik kami. Untuk itu kami minta kepada pihak Polres Kota menangkap pelaku utama agar tidak terjadi gejolak di tengah tengah masyarakat,” pinta abang korban, Samsul Siregar (43), Jumat (11/9) sebelum pemberangkatan jenazah korban ke TPA Husor Halihi, Sitamiang, Kota Psp.
Untuk diketahui, sebelum tewas Endah disiram air keras oleh orang tak dikenal di Jalan Raja Inal Siregar. Peristiwa bermula saat korban di perjalanan pulang ke rumahnya di daerah Sitamiang. Malam itu korban baru mengikuti pengajian di kediaman saudaranya di Batunadua. Endah pulang mengendarai becak vespa yang sehari-hari digunakannya untuk mencari nafkah.
Tapi di tengah perjalanan, ada pengendara sepeda datang dari arah yang sama dengan korban. Dua pria itu menggunakan helm dan penutup muka. Saat berpapasan, kedua pelaku langsung menyiramkan cairan kimia ke wajah korban. Akibat siraman tersebut, ayah tiga anak ini mengalami luka yang cukup serius di kedua mata dan wajah serta badannya.
Seketika itu juga korban terguling bersama becaknya ke parit pinggir jalan.Oleh warga, korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kota Padangsidimpuan untuk mendapat perawatan medis. Pihak kepolisian dari Polres Kota Padangsidimpuan yang mendapat info langsung mendatangi tempat kejadian dan memeriksa saksi-saksi.
Setelah melakukan penyelidikan, Senin (27/7) siang lalu, dua pelaku berhasil diamankan Satreskrim Polres Psp. Kedua pelaku adalah Rasyid Sandy Pohan alias Bornek (25) dan Zulkarnaen Lubis (30). Hasil pemeriksaan, Rasyid yang bertugas membawa sepeda motor, sedang Zulkarnaen yang menyiram wajah korban dengan air keras.
Di kantor polisi, pelaku yang diamankan di kawasan Marancar, Tapsel itu juga mengaku melakukan penyiraman atas suruhan pelaku utama berinisial MD (masih buron). Menurut keduanya,MD dendam karena menuduh korban selingkuh dengan istrinya. Karena itu, MD membayar kedua pelaku masing-masing Rp1 juta untuk menyiram korban.
“Kaleng cairan itu (barang bukti) saya buang ke Jembatan Sitamiang,” sebut Zulkarnaen yang bekerja sebagai sopir truk itu. Sementara, RI boru Harahap yang dihubungi melalui telepon selular membantah semua tudingan perselingkuhan itu. RI juga mengaku MD adalah mantan suaminya. “Kami sudah bercerai setahun lalu. Itu awalnya, kami hendak membangun rumah, kemudian ia (korban,red) sebagai tukangnya. Di situ dia sering menghubungiku untuk menanyakan bahan bangunan, bukan ada hal yang lain-lain,” katanya.
“Memang di rumah ibunya, saya pernah buka album foto mereka, saat itu saya sempat mengucap kalau korban masih sama dengan sekarang ini. Di situ mantan suamiku itu mendengar, itu juga menjadi persoalan keretakan rumah tangga kami. Padahal tidak ada yang lain-lain,” ungkap wanita itu. (mag-01/smg)