SUMUTPOS.CO – Awan panas yang meluncur dari titik erupsi Sinabung makin mengkhawatirkan. Kemarin, awan yang tercipta karena keluarnya material dari perut Sinabung itu meluncur lebih jauh ke lereng gunung. Jika sebelumnya ‘hanya’ mencapai 1,2 kilometer (km), kemarin telah mencapai 1,5 km. Artinya, 1,5 km lagi awan panas itu akan menyapu desa dalam radius 3 km dari puncak Sinabung.
Melihat kondisi itu, 7 Desa di 4 kecamatan di seputaran Sinabung langsung diperintahkan untuk dikosongkan. Akibat pengongsongan itu,jumlah pengungsi langsung bertambah hingga menyentuh angka 5.000-an jiwa.
Ketujuh desa yang dikosongkan itu antara lain Desa Mardinding (Kecamatan Tiganderket), Sukameriah dan Gurukinayan (Kecamatan Payung), Sibintun (Kecamatan Simpang Empat) dan Bekerah, Simacem, serta sebahagian Desa Kutagugung yang wilayahnya berada di sekitar Danau Lau Kawar (Kecamatan Namanteran).
Baik Desa Gurukinayan, Sibintun, maupun Kutagugung baru pada hari Senin (11/11) pagi mendapat rekomendasi pengosongan setelah pada dua erupsi yang mengawali pekan ini luncuran awan panas dikhawatirkan berdampak pada mereka. “Ketujuh desa itu kita nilai sangat rawan, apalagi awan panas yang membahayakan tercatat sudah bergerak sekira 1,5 km dari titip erupsi. Demi menjaga keselamatan kita rekom untuk dikosongkan,” ujar Hendra Gunawan, Humas PPGA Sinabung saat gelar rapat evaluasi di Posko Utama Tanggap Darurat Sinabung, Komplek Kantor DPRD Karo, Jalan Veteran Kabanjahe, Senin (11/11).
Rekomendasi PPGA Sinabung pun tampak direspon kuat oleh Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Api Sinabung dibawah kendali Dandim 0205/TK Letkol Kav Prince Meyer Putong. Bersama unsur Muspika Payung, di antaranya camat, Kapolsek, dan Dan Ramil berbagai kenderaan mulai dari milik Pemkab Karo, Polri, maupun TNI bahu membahu mengevakuasi warga mulai pukul 09.00 WIB. Hampir dua ribuan warga Desa yang jumlah kepala keluarganya berkisar 800 orang ini diungsikan ke Kabanjahe.
Mereka menempati 4 titik pengungsian yang antara lain di Klasis GBKP Kabanjahe, Zentrum PPWG Kabanjahe, GBKP Simpang Enam Kabanjahe, dan Masjid Agung Kabanjahe. Sementara, sebahagian warga Kutagugung dievakiuasi menuju Jambur Desa Naman, tempat lokasi pengungsian awal bagi Desa Bekerah dan Simacem.
“Jumlahnya masih bisa bertambah, tapi jika digabung dengan tiga lokasi pengungsian sebelumnya, besar kemungkinan mencapai 5.000 an jiwa, kita terus akan memantau perkembangan yang ada,” ujar Jhonson Tarigan , Humas Tim Tanggap Darurat Erupsi Sinabung.
Sebelumnya, sejak masa tanggap darurat diberlakukan untuk kali kedua di tahun 2013, yakni tanggal 3 November terdapat empat desa yang diperintahkan ditinggalkan. Adalah Desa Mardinding (Tiganderket), Sukameriah ( Payung) dan Bekerah-Simacem (Namanteran), namun dalam perkembangannya Sinabung yang terus menampakkan peningkatan aktivitas dengan ditandai luncuran awan panas membuat pihak PPGA Sinabung tidak mau ambil risiko hingga ada tambahan lagi desa yang penduduknya terpaksa angkat kaki ke tempat yang lebih aman.
Sebagaimana catatan di PPGA Sinabung, setelah seharinya mengalami 9 kali erupsi, pada Senin (11/11), gunung api Sinabung memulai aktivitasnya. Hingga pukul 17.00 WIB, ada dua kali erupsi masing-masing pukul 06.14 WIB dengan bentukan kolam naik material mencapai 4.000 meter. Yang menghawatirkan, bersamaan dengan erupsi juga keluar awan panas dengan jarak luncur mencapai 1,5 kilometer. Erupsi kedua terjadi pukul 07.58 WIB dengan tembakan material lebih rendah 1.000 meter dan awan panas juga masih mengiringi.
“Memang pagi tadi (kemarin, Red) sudah agak terasa panasnya udara Gurukinayan, kami pun merasakan keanehan. Tak lama berselang baru keluar imbauan agar warga desa berangkat menuju Kabanjahe dengan bantuan kenderaan milik Tim Tanggap Darurat,” aku warga Desa Gurukinayan.
Staf PPGA Sinabung mengatakan kalau sampai sekarang, tremor di gunung api Sinabung masih kuat berlangsung. Dampak dari itu tentu tak tertutup kemungkinan jika masih akan hadir erupsi susulan, walaupun hingga kini tidak dapat diprediksi lebih jauh erupsi seperti apa yang bakal terjadi.
Kades di Kaki Sinabung Minta PPGA Sinabung lebih dekat berikan info ke masyarakat
Terkait dengan itu, Tim Tanggap Darurat diharapkan mantapkan koordinasi komunikasi dengan unsur Kepala Desa yang berada di sekitar kaki gunung Sinabung. Hal ini dianggap penting mengingat kekuatiran penduduk yang selalu berusaha mendapatkan informasi terkini.
Sebagaimana diterangkan Kepala Desa Tiganderket, Kesukanta Ginting, pihaknya sangat berharap agar komunikasi tentang pergerakan aktivitas Sinabung hendaknya secara cepat sampai ke masing-masing kepala desa. Karena hanya dengan itu kelak, keraguan penduduk dapat terjawab oleh para kepala desa.
“Guna mempersempit isu yang mulai hadir dalam masa pancaroba dan politik para analis dan tokoh pergerakan di Karo,” terang Kesukanta Ginting.
Menjawab pertanyaan itu, Komandan Tanggap Darurat, Letkol Kav Prince Meyer Putong mengatakan jajarannya akan melakukan penguatan komunikasi dengan masyarakat luas melalui media centre yang telah berdiri. Sedangkan Hendra Gunawan dari PPGA Sinabung menyebut pihaknya hanya bekerja sebatas pemantauan dan risiko yang mungkin timbul, sementara dalam kapastas lain, ia mengharapkan kepada masyarakat agar langsung menghubungi media centre yang berada di Kabupaten Karo. (riz/nng/smg)