26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Nek Soudah Tak Menyangka Rumahnya Dibedah

bambang/sumut pos
BEDAH RUMAH: Dandim 0203/Langkat Letkol Inf Deni Eka Gustiana Kapendam I/BB Roy Hansen J Sinaga saat mengecek renovasi RTLH milik Soudah sebagai salahsatu program Satgas TMMD 103 Kodim 0203/Langkat.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Soudah masih belum percaya. Tempat tinggalnya selama puluhan tahun itu kini jauh berbeda dari sebelumnya. Tampak rasa bingung, linglung bercampur senang, tergurat di wajah renta janda veteran perang ini.

Ya, dia merupakan salah seorang warga yang mendapat kesempatan rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH) di Desa Palupakih Babussalam, Kecamatan Batang Serangan, Langkat. Program RTLH ini merupakan salah satu dari program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-102. Nah, Kodim 0203/Langkat merasa rumah janda veteran perang ini layak untuk direhab. Kini rumah itu nyaris rampung.

Atapnya rumah Nek Soudah yang dulunya terbuat dari rumbia, kini sudah berubah jauh lebih baik. Dinding rumah yang terbuat dari papan boleh dikatakan busuk, sekarang telah berganti batu permanen kokoh. “Nenek sampai bingung, ini rumah dia atau bukan,” ujar cucu Soudah, Rizal, ketika ditemui belum lama ini. Rizal merupakan orang yang selama ini menjaga Soudah.

Sudah puluhan tahun ia bersama-sama Soudah di Desa Palupakih itu. Ia mengisahkan, Soudah sempat merasa sedih saat rumahnya dihancurkan oleh prajurit Kodim 0203/Langkat untuk dibangun pada 22 Agustus kemarin. Ia sudah tinggal di rumah itu sejak 35 Tahun silam, tepatnya tahun 1984.

“Pertamanya setengah tidak percaya, setelah berjalan, terbukti rupanya direnovasi. Nenek merasa terharu saat pembongkaran rumah. Ia menangis sendiri di belakang,” ucap Rizal dengan matanya berbinar. “Begitu berdiri bangunan, nenek bilang besar sekali rumahku siapa yang mengisi,” tegasnya.

Rizal sendiri merupakan Kepala Desa Palupakih Babusalam. Ia mengatakan, ada 12 RTLH yang dibedah, kemudian pembangunan 4 jembatan, renovasi mushallah, masjid, TPA dan Pos Kamling. “Kampung kami ini begitu terpelosok. Pembangunan kurang menyasar kemari, program TMMD ini benar-benar luarbiasa, kami warga Langkat yang berada di pelosok begitu terbantu,” terangnya.

Menurutnya, kegiatan program TMMD yang dilakoni Kodim 0203/Langkat juga membangun jalan sepanjang 5 kilometer. Profesi warga sekitar yang rata-rata merupakan yang seotang petani sawit, sangat membantu perkonomian warga desa.

Komandan Kodim (Dandim) 0203/Langkat Letkol Inf Deni Eka Gustiana mengatakan kesulitan yang mereka hadapi dalam pelaksanaan TMMD tersebut adalah jarak. Salahsatunya pembawaan material yang diperlukan. “Sudah jaraknya jauh dan pada saat hujan lebat, kondisi jalanannya sulit untuk dilalui kendaraan. Kalau kita tadi menyebrang dengan perahu seadanya, itu bisa. Tapi kalau kita bawa material seperti batu, kayu, semen, itu tidak mungkin,” katanya.

Dalam program TMMD ini masyarakat tak hanya merasakan manfaat pembangunan infrastruktur saja. Kedekatan antara warga sekitar dan prajurit TNI begitu terasa. Tak lagi warga merasa segan dengan keberadaan prajurit TNI yang banyak beredar di desa itu.

Usnan, Kepala Dusun 7 Berseri, Desa Palupakih Babussalam, Kecamatan Batangserangan, Langkat mengaku keberadaan prajurit TNI di kampungnya, warga merasa begitu aman. “Ini menjadi pembuktian akan cerita miring selama ini terbangun soal prajurit TNI itu semena-mena dengan memanfaatkan pangkat dan jabatannya. Ternyata tidak, kok. Mereka ikut solat, ikut pengajian sama kami warga sini,” katanya.

Ia mengatakan, warga sekitar dan prajurit TNI bersama-sama melakukan rehab mushalla. “Pokoknya warga sini sangat berterimakasih dengam program TTMMD, alhamdulillah mushallah kita telah direhab dan hampir rampung. Sebelumnya usang sekali. Malah kalau warga lihat kayaknya seperti dibangun ulang,” ungkap Usnan.

Ia mengaku keberadaan prajurit TNI di tengah-tengah mereka sangat membantu. Mereka merasa begitu terjaga. “Bahkan jadi tempat curhatan kita. Ada masyarakat yang kesusahan, sekarang curhatnya ke tentara, bukan lagi ke kepala dusun,” katanya berkelakar.

Sementara itu, warga lainnya, Satini (74) wanita yang mengaku berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, ini tidak segan-segan mengatakan prajurit TNI yang sekarang berbeda jauh dari dulu. “Kalau dulu tentara itu seram ya. Kita warga takut, sekarang enggak. Memang harus beginilah, dekat sama masyarakat. Pokoknya TNI hebat,” terangnya. (dvs/bersambung)

bambang/sumut pos
BEDAH RUMAH: Dandim 0203/Langkat Letkol Inf Deni Eka Gustiana Kapendam I/BB Roy Hansen J Sinaga saat mengecek renovasi RTLH milik Soudah sebagai salahsatu program Satgas TMMD 103 Kodim 0203/Langkat.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Soudah masih belum percaya. Tempat tinggalnya selama puluhan tahun itu kini jauh berbeda dari sebelumnya. Tampak rasa bingung, linglung bercampur senang, tergurat di wajah renta janda veteran perang ini.

Ya, dia merupakan salah seorang warga yang mendapat kesempatan rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH) di Desa Palupakih Babussalam, Kecamatan Batang Serangan, Langkat. Program RTLH ini merupakan salah satu dari program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-102. Nah, Kodim 0203/Langkat merasa rumah janda veteran perang ini layak untuk direhab. Kini rumah itu nyaris rampung.

Atapnya rumah Nek Soudah yang dulunya terbuat dari rumbia, kini sudah berubah jauh lebih baik. Dinding rumah yang terbuat dari papan boleh dikatakan busuk, sekarang telah berganti batu permanen kokoh. “Nenek sampai bingung, ini rumah dia atau bukan,” ujar cucu Soudah, Rizal, ketika ditemui belum lama ini. Rizal merupakan orang yang selama ini menjaga Soudah.

Sudah puluhan tahun ia bersama-sama Soudah di Desa Palupakih itu. Ia mengisahkan, Soudah sempat merasa sedih saat rumahnya dihancurkan oleh prajurit Kodim 0203/Langkat untuk dibangun pada 22 Agustus kemarin. Ia sudah tinggal di rumah itu sejak 35 Tahun silam, tepatnya tahun 1984.

“Pertamanya setengah tidak percaya, setelah berjalan, terbukti rupanya direnovasi. Nenek merasa terharu saat pembongkaran rumah. Ia menangis sendiri di belakang,” ucap Rizal dengan matanya berbinar. “Begitu berdiri bangunan, nenek bilang besar sekali rumahku siapa yang mengisi,” tegasnya.

Rizal sendiri merupakan Kepala Desa Palupakih Babusalam. Ia mengatakan, ada 12 RTLH yang dibedah, kemudian pembangunan 4 jembatan, renovasi mushallah, masjid, TPA dan Pos Kamling. “Kampung kami ini begitu terpelosok. Pembangunan kurang menyasar kemari, program TMMD ini benar-benar luarbiasa, kami warga Langkat yang berada di pelosok begitu terbantu,” terangnya.

Menurutnya, kegiatan program TMMD yang dilakoni Kodim 0203/Langkat juga membangun jalan sepanjang 5 kilometer. Profesi warga sekitar yang rata-rata merupakan yang seotang petani sawit, sangat membantu perkonomian warga desa.

Komandan Kodim (Dandim) 0203/Langkat Letkol Inf Deni Eka Gustiana mengatakan kesulitan yang mereka hadapi dalam pelaksanaan TMMD tersebut adalah jarak. Salahsatunya pembawaan material yang diperlukan. “Sudah jaraknya jauh dan pada saat hujan lebat, kondisi jalanannya sulit untuk dilalui kendaraan. Kalau kita tadi menyebrang dengan perahu seadanya, itu bisa. Tapi kalau kita bawa material seperti batu, kayu, semen, itu tidak mungkin,” katanya.

Dalam program TMMD ini masyarakat tak hanya merasakan manfaat pembangunan infrastruktur saja. Kedekatan antara warga sekitar dan prajurit TNI begitu terasa. Tak lagi warga merasa segan dengan keberadaan prajurit TNI yang banyak beredar di desa itu.

Usnan, Kepala Dusun 7 Berseri, Desa Palupakih Babussalam, Kecamatan Batangserangan, Langkat mengaku keberadaan prajurit TNI di kampungnya, warga merasa begitu aman. “Ini menjadi pembuktian akan cerita miring selama ini terbangun soal prajurit TNI itu semena-mena dengan memanfaatkan pangkat dan jabatannya. Ternyata tidak, kok. Mereka ikut solat, ikut pengajian sama kami warga sini,” katanya.

Ia mengatakan, warga sekitar dan prajurit TNI bersama-sama melakukan rehab mushalla. “Pokoknya warga sini sangat berterimakasih dengam program TTMMD, alhamdulillah mushallah kita telah direhab dan hampir rampung. Sebelumnya usang sekali. Malah kalau warga lihat kayaknya seperti dibangun ulang,” ungkap Usnan.

Ia mengaku keberadaan prajurit TNI di tengah-tengah mereka sangat membantu. Mereka merasa begitu terjaga. “Bahkan jadi tempat curhatan kita. Ada masyarakat yang kesusahan, sekarang curhatnya ke tentara, bukan lagi ke kepala dusun,” katanya berkelakar.

Sementara itu, warga lainnya, Satini (74) wanita yang mengaku berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, ini tidak segan-segan mengatakan prajurit TNI yang sekarang berbeda jauh dari dulu. “Kalau dulu tentara itu seram ya. Kita warga takut, sekarang enggak. Memang harus beginilah, dekat sama masyarakat. Pokoknya TNI hebat,” terangnya. (dvs/bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/