Siantar-Aksi tak biasa dilakukan Kapolres Pematangsiantar AKBP Slamet Loesiono kemarin. Ketika terjadi kebakaran di wilayah hukumnya, tepatnya di Jalan Cokro Aminoto Siantar, dia terlihat memanjat rumah warga.
Tidak itu saja, dia juga memegang selang pemadam dan berusaha keras meredupkan api yang melahap 18 rumah di kawasan itu.
Dengan pakaian dinas lengkap dan dalam keadaan basah, Kapolres pun tak berhenti memberi semangat kepada tim polisi dan pemadam untuk menjinakkan api. Dari berbagai sudut, tim pemadam melakukan penyemprotan. Api baru padam sekitar satu jam setengah setelah kejadian, pukul 16.30 WIB sampai 18.00 WIB. Tidak ada korban korban jiwa atas kejadian ini.
Ketika dikonfirmasi, AKBP Slamet Loesiono mengatakan kerugian yang dialami korban diperkirakan mencapai satu miliar rupiah. Kapolres yang turut membantu memadamkan kobaran api belum dapat memastikan apa penyebab terjadinya kebakaran tersebut, apakah karena korsleting arus listrik, tabung gas, atau sumber api yang lain. “Penyebab terjadinya kebakaran masih dalam proses penyelidikan, namun untuk kerugian materil ditaksir mencapai satu miliar,” kata AKBP Slamet Loesiono setelah api padam.
Sebelumnya, jerit dan tangis bercampur aduk sesaat peristiwa kebakaran yang menghangus 18 rumah di Jalan Cokro Aminoto, Gang Wajah, Kelurahan Baru, Siantar Utara, Senin (12/5) sekira pukul 16.30 WIB.
Seorang korban dalam peristiwa tersebut, Elpinis Tanjung (27), mengaku baru saja menyambut rumah yang baru beli oleh mertuanya Mak Roby dari H Tahir seharga Rp200 juta. Dan Sabtu (10/5), mereka baru melakukan syukuran terhadap rumah yang saat ini sudah tinggal puing tersebut.
“Memang tidak ada barang-barang kami yang berhasil terselamatkan. Tapi, saya sangat bersyukur anak dan istri saya tidak menjadi korban dalam peristiwa kebakaran tersebut,” akunya.
Diceritakannya, sesaat peristiwa kebakaraan terjadi, ia dan istri serta anaknya sedang berada di dalam rumah. Kebakaran baru mereka ketahui setelah terdengar teriakan tetangga. “Saat itu api sudah besar, aku pun panik. Aku hanya mampu mengeluarkan anak dan istriku,” ujarnya.
Kepala Lorong di Gang Wajah tersebut, Bakhtiar Lubis (69), menerangkan atas perisitwa tersebut, hingga saat ini para korban tidak disediakan tempat pengungsian karena para korban semua memiliki keluarga di sekitar lokasi.
“Kami akan menampung mereka bila tidak ada tempat tinggal untuk sementara,” ujarnya.
Atas peristiwa kebakaran terbakaran tersebut Lurah Baru Hamzah Pansuri Damanik mengaku, belum bisa menaksir kerugiaan dan darimana asal api. “Nanti dulu kita bahasa masalah kerugian kalau tempat tinggal warga untuk sementara itu sudah terjamin. Kami di sini lagi fokus untuk pedamanan dan pembersihan puing-puing,” ujarnya.
Amatan Metro Siantar (Sumut Pos Grup), ketika tiba di lokasi sekira pukul 17.00 WIB, api sudah membesar dan sudah membakar belasan puluhan rumah warga. Api terus membesar, sejumlah warga khususnya yang rumahnya tak jauh dari lokasi mencoba untuk memadam api tersebut dengan mengambil air dari beberapa rumah warga. (end/mag-01/jpnn/rbb)