25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Positif Covid-19 di Sumut 5.264 Kasus, Pasien Sembuh 2.188 Orang

Betty Mangkuji  Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumut.
Betty Mangkuji Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus antara pasien sembuh dan terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara terus bertambah setiap hari. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Rabu (12/8) sore, ada penambahan 51 kasus pasien sembuh yang kini berjumlah 2.188 orang. Sementara jumlah pasien positif terus merangkak naik menjadi 5.264 orang, atau bertambah 109 kasus dari hari sebelumnya.

Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whikor Irwan mengatakan, begitupun jumlah kasus suspek kembali bertambah 186 orang dari hari sebelumnya menjadi 550 orang. Sedangkan untuk pasien meninggal dunia, ada penambahan dua orang dan kini berjumlah 232 orang. Adapun untuk spesimen yang telah dilakukan sejauh ini, sebanyak 27.805 sampel.

“Kami terus mengimbau agar seluruh masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, terutama saat beraktivitas diluar rumah dengan memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak,” katanya.

Selanjutnya mengenai penambahan kasus positif yang terkonfirmasi 109 orang, sebut Whiko, tersebar di Kota Medan 61 orang, Deliserdang 11 orang, Binjai 6 orang, Serdangbedagai 5 orang, lalu Siantar, Tebingtinggi, Sidimpuan, Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Tapteng, dan Tapsel masing-masing satu orang, serta di luar Sumut ada tiga orang dan yang belum diketahui asal domisili sebanyak 14 orang.

Untuk pasien sembuh, penambahan 51 kasus tersebar di Kota Medan 22 orang, Deliserdang 16 orang, Langkat 5 orang, Simalungun dan Tapsel masing-masing 3 orang, Asahan dan

Labuhan Batu satu orang. “Sedangkan pasien meninggal tambahannya dari Kota Medan dan Kabupaten Langkat, masing-masing satu orang,” pungkasnya.

Diketahui adapun satu pasien yang meninggal dunia di Medan, merupakan pensiunan ASN di Dinas Kominfo Sumut. Ekses daripada itu, seluruh pegawai instansi tersebut akan dirapid test pada hari ini. “Ya, kita akan rapid test semua besok (hari ini, Red),” ucap Plt Kadis Kominfo Sumut, Irman, secara terpisah via seluler.

Baru-baru ini, diakui dia, mantan pegawai mereka tersebut sering datang ke kantor. Kadang-kadang juga membantu administrasi di kantor Diskominfo Sumut. “Nama almarhum itu saya lupa dan rumahnya juga dekat dengan kantor kita. Para pegawai kita juga membenarkan almarhum beberapa kali datang ke kantor,” katanya.

Pun demikian, operasional kantor mereka tetap akan berjalan seperti biasa. “Kantor tetap buka seperti biasa karena kita telah melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh ruangan hari ini. Sedangkan seluruh keluarga almarhum saat ini sedang ditangani oleh pihak Satgas Penanganan Covid-19 Pemko Medan,” ujarnya.

Tak Serius Lakukan Tracing

Sementara, penyebaran virus Corona di Kota Medan dari hari ke hari semakin tak terkendali. Bahkan, hingga kini kasus positif telah menembus angka 3.75 kasus. Selain itu, juga mulai bermunculan klaster-klaster baru, khususnya di perkantoran di Kota Medan.

“Kita lihat saja sekarang, justru di kantor-kantor pemerintahan yang sudah bertambah terus kasus positifnya, ini bagaimana? Bukan kah imbauan itu datang dari pemerintah itu sendiri, kenapa justru sekarang kantor-kantor pemerintah banyak yang menjadi klaster baru,” kata anggota Pansus Covid-19 DPRD Medan, Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Rabu (12/8).

Dijelaskan Afif, sampai saat ini tidak ada langkah nyata dari gugus tugas percepatan penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan dalam menangani kasus ini. Bahkan soal tracing yang menjadi dasar awal pencegahan penularan sekalipun, GTPP Covid-19 tidak serius dalam melakukannya.

“Semakin kesini Dinas Kesehatan semakin kelihatan tidak siap dalam mengatasi masalah ini, tak ada langkah nyata mereka itu mau apa dengan kondisi yang sekarang sudah semakin parah. Ini kacau namanya, mereka mau terjadi perubahan yang membaik tapi tidak melakukan perubahan apapun. Sungguh, kita sangat kecewa,” jelasnya.

Selain itu, terang Afif, Dinas Kesehatan hanya menjadikan rapat-rapat Pansus sebagai ruang debat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi dinilai tidak pernah mau menjalankan instruksi yang telah diberikan selama rapat berlangsung. “Jadi untuk apa kami diskusi dalam rapat, kami memberikan saran kalau hanya untuk di iya-iyakan saja, tapi tidak ada dijalankan. Tracing, jelas nol. Pelayanan di RS serta laboratorium, jelas begitu-begitu saja. Jadi Dinkes itu maunya apa? Kabupaten/Kota lainnya dengan anggaran yang lebih kecil, mereka bisa lebih siap. Sedangkan Medan, justru semakin hari semakin meningkat kasus Covid nya,” kesalnya.

Untuk itu, Afif meminta agar Dinas Kesehatan bisa segera memberikan strategi khusus dalam kondisi yang sudah semakin buruk seperti saat ini. Dan untuk OPD gugus tugas lainnya, pihaknya berharap agar tidak hanya melakukan penyemprotan disinfektan begitu ada klaster baru, tapi juga meningkatkan tracing dan tidak membiarkan penularan terus terjadi. “Jangan salahkan masyarakat, pemerintah harus mengambil perannya. Sikap pemerintah yang mengembalikan tanggungjawab kepada masyarakat, bukanlah sikap pemimpin,” tegasnya.

Ibu Hamil Jangan Takut

Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumut Betty Mangkuji mengungkapkan, masih banyak para ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan di rumah sakit maupun puskesmas karena takut tertular Covid-19. Padahal, memeriksakan kehamilan sangat penting bagi kesehatan ibu dan bayi.

Menurutnya, pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui bidan mandiri bila ibu hamil enggan memeriksakan kehamilan di rumah sakit maupun puskesmas karena takut tertular. “Tinggal menyesuaikan pemeriksaan kehamilan kalau selama ini minimal empat kali maka disesuaikan menjadi dua kali, sedangkan untuk informasi lainnya bisa dilakukan melalui telepon, WA dan lain-lainnya, serta membaca buku Pink (Buku Kesehatan Ibu dan Anak),” ujarnya saat melakukan konferensi video di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Selasa (11/8).

Dijelaskannya, kehamilan perlu dipersiapkan karena dalam kandungan ibu ada cikal-bakal generasi mendatang yang berkualitas, siap untuk membangun negeri ini ke depan. “Bidan pun ikut berperan dalam mempersiapkan generasi bangsa berkualitas,” ujarnya.

Karenanya Betty mengingatkan agar para ibu hamil tetap melakukan pemeriksaan dengan memanfaatkan teknologi. “Kami dari PD IBI Sumut menganjurkan kepada bidan di Sumut untuk tetap membantu ibu-ibu yang sedang hamil, dengan memanfaatkan dan mengembangkan teknologi Informasi kesehatan dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, untuk itu marilah kita cantumkan nomor telepon kita di tempat praktik kita,” ajaknya.

Terakhir, Betty menyampaikan komitmen IBI dalam mendukung dan memfasilitasi anggota dalam keberlanjutan pelayanan kebidanan di era pandemi. Pertama melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pimpinan daerah dan pimpinan cabang melalu invirtual meeting. Kedua, mengupayakan bantuan dari internal IBI kepada bidan, utamanya praktik mandiri bidan (PMB) untuk keberlangsungan pelayanan maternal dan neonatal.

Ketiga melakukan advokasi kepada berbagai stakeholder untuk memeroleh dukungan dan bantuan bagi anggota IBI. Keempat, memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan kapasitas anggota melalui webinar I modul online. Kelima mendistribusikan panduan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan KB pada situasi pandemi Covid—19 dari Kemkes, POGI, IDAI dan IBI. “Selanjutnya memantau tempat PMB yang tutup. IBI juga memonitor bidan yang terdampak Covid-19,” pungkasnya. (prn/map)

Betty Mangkuji  Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumut.
Betty Mangkuji Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus antara pasien sembuh dan terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara terus bertambah setiap hari. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Rabu (12/8) sore, ada penambahan 51 kasus pasien sembuh yang kini berjumlah 2.188 orang. Sementara jumlah pasien positif terus merangkak naik menjadi 5.264 orang, atau bertambah 109 kasus dari hari sebelumnya.

Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whikor Irwan mengatakan, begitupun jumlah kasus suspek kembali bertambah 186 orang dari hari sebelumnya menjadi 550 orang. Sedangkan untuk pasien meninggal dunia, ada penambahan dua orang dan kini berjumlah 232 orang. Adapun untuk spesimen yang telah dilakukan sejauh ini, sebanyak 27.805 sampel.

“Kami terus mengimbau agar seluruh masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, terutama saat beraktivitas diluar rumah dengan memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak,” katanya.

Selanjutnya mengenai penambahan kasus positif yang terkonfirmasi 109 orang, sebut Whiko, tersebar di Kota Medan 61 orang, Deliserdang 11 orang, Binjai 6 orang, Serdangbedagai 5 orang, lalu Siantar, Tebingtinggi, Sidimpuan, Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Tapteng, dan Tapsel masing-masing satu orang, serta di luar Sumut ada tiga orang dan yang belum diketahui asal domisili sebanyak 14 orang.

Untuk pasien sembuh, penambahan 51 kasus tersebar di Kota Medan 22 orang, Deliserdang 16 orang, Langkat 5 orang, Simalungun dan Tapsel masing-masing 3 orang, Asahan dan

Labuhan Batu satu orang. “Sedangkan pasien meninggal tambahannya dari Kota Medan dan Kabupaten Langkat, masing-masing satu orang,” pungkasnya.

Diketahui adapun satu pasien yang meninggal dunia di Medan, merupakan pensiunan ASN di Dinas Kominfo Sumut. Ekses daripada itu, seluruh pegawai instansi tersebut akan dirapid test pada hari ini. “Ya, kita akan rapid test semua besok (hari ini, Red),” ucap Plt Kadis Kominfo Sumut, Irman, secara terpisah via seluler.

Baru-baru ini, diakui dia, mantan pegawai mereka tersebut sering datang ke kantor. Kadang-kadang juga membantu administrasi di kantor Diskominfo Sumut. “Nama almarhum itu saya lupa dan rumahnya juga dekat dengan kantor kita. Para pegawai kita juga membenarkan almarhum beberapa kali datang ke kantor,” katanya.

Pun demikian, operasional kantor mereka tetap akan berjalan seperti biasa. “Kantor tetap buka seperti biasa karena kita telah melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh ruangan hari ini. Sedangkan seluruh keluarga almarhum saat ini sedang ditangani oleh pihak Satgas Penanganan Covid-19 Pemko Medan,” ujarnya.

Tak Serius Lakukan Tracing

Sementara, penyebaran virus Corona di Kota Medan dari hari ke hari semakin tak terkendali. Bahkan, hingga kini kasus positif telah menembus angka 3.75 kasus. Selain itu, juga mulai bermunculan klaster-klaster baru, khususnya di perkantoran di Kota Medan.

“Kita lihat saja sekarang, justru di kantor-kantor pemerintahan yang sudah bertambah terus kasus positifnya, ini bagaimana? Bukan kah imbauan itu datang dari pemerintah itu sendiri, kenapa justru sekarang kantor-kantor pemerintah banyak yang menjadi klaster baru,” kata anggota Pansus Covid-19 DPRD Medan, Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Rabu (12/8).

Dijelaskan Afif, sampai saat ini tidak ada langkah nyata dari gugus tugas percepatan penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan dalam menangani kasus ini. Bahkan soal tracing yang menjadi dasar awal pencegahan penularan sekalipun, GTPP Covid-19 tidak serius dalam melakukannya.

“Semakin kesini Dinas Kesehatan semakin kelihatan tidak siap dalam mengatasi masalah ini, tak ada langkah nyata mereka itu mau apa dengan kondisi yang sekarang sudah semakin parah. Ini kacau namanya, mereka mau terjadi perubahan yang membaik tapi tidak melakukan perubahan apapun. Sungguh, kita sangat kecewa,” jelasnya.

Selain itu, terang Afif, Dinas Kesehatan hanya menjadikan rapat-rapat Pansus sebagai ruang debat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi dinilai tidak pernah mau menjalankan instruksi yang telah diberikan selama rapat berlangsung. “Jadi untuk apa kami diskusi dalam rapat, kami memberikan saran kalau hanya untuk di iya-iyakan saja, tapi tidak ada dijalankan. Tracing, jelas nol. Pelayanan di RS serta laboratorium, jelas begitu-begitu saja. Jadi Dinkes itu maunya apa? Kabupaten/Kota lainnya dengan anggaran yang lebih kecil, mereka bisa lebih siap. Sedangkan Medan, justru semakin hari semakin meningkat kasus Covid nya,” kesalnya.

Untuk itu, Afif meminta agar Dinas Kesehatan bisa segera memberikan strategi khusus dalam kondisi yang sudah semakin buruk seperti saat ini. Dan untuk OPD gugus tugas lainnya, pihaknya berharap agar tidak hanya melakukan penyemprotan disinfektan begitu ada klaster baru, tapi juga meningkatkan tracing dan tidak membiarkan penularan terus terjadi. “Jangan salahkan masyarakat, pemerintah harus mengambil perannya. Sikap pemerintah yang mengembalikan tanggungjawab kepada masyarakat, bukanlah sikap pemimpin,” tegasnya.

Ibu Hamil Jangan Takut

Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumut Betty Mangkuji mengungkapkan, masih banyak para ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan di rumah sakit maupun puskesmas karena takut tertular Covid-19. Padahal, memeriksakan kehamilan sangat penting bagi kesehatan ibu dan bayi.

Menurutnya, pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui bidan mandiri bila ibu hamil enggan memeriksakan kehamilan di rumah sakit maupun puskesmas karena takut tertular. “Tinggal menyesuaikan pemeriksaan kehamilan kalau selama ini minimal empat kali maka disesuaikan menjadi dua kali, sedangkan untuk informasi lainnya bisa dilakukan melalui telepon, WA dan lain-lainnya, serta membaca buku Pink (Buku Kesehatan Ibu dan Anak),” ujarnya saat melakukan konferensi video di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Selasa (11/8).

Dijelaskannya, kehamilan perlu dipersiapkan karena dalam kandungan ibu ada cikal-bakal generasi mendatang yang berkualitas, siap untuk membangun negeri ini ke depan. “Bidan pun ikut berperan dalam mempersiapkan generasi bangsa berkualitas,” ujarnya.

Karenanya Betty mengingatkan agar para ibu hamil tetap melakukan pemeriksaan dengan memanfaatkan teknologi. “Kami dari PD IBI Sumut menganjurkan kepada bidan di Sumut untuk tetap membantu ibu-ibu yang sedang hamil, dengan memanfaatkan dan mengembangkan teknologi Informasi kesehatan dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, untuk itu marilah kita cantumkan nomor telepon kita di tempat praktik kita,” ajaknya.

Terakhir, Betty menyampaikan komitmen IBI dalam mendukung dan memfasilitasi anggota dalam keberlanjutan pelayanan kebidanan di era pandemi. Pertama melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pimpinan daerah dan pimpinan cabang melalu invirtual meeting. Kedua, mengupayakan bantuan dari internal IBI kepada bidan, utamanya praktik mandiri bidan (PMB) untuk keberlangsungan pelayanan maternal dan neonatal.

Ketiga melakukan advokasi kepada berbagai stakeholder untuk memeroleh dukungan dan bantuan bagi anggota IBI. Keempat, memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan kapasitas anggota melalui webinar I modul online. Kelima mendistribusikan panduan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan KB pada situasi pandemi Covid—19 dari Kemkes, POGI, IDAI dan IBI. “Selanjutnya memantau tempat PMB yang tutup. IBI juga memonitor bidan yang terdampak Covid-19,” pungkasnya. (prn/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/