BINJAI- Adanya wacana untuk merelokasikan ratusan pedagang kaki lima (PKL) di seputaran tanah lapang merdeka Binjai ke lahan eks Gedung Olah Raga (GOR), membuat ‘panas’ sejumlah pedagang. Pasalnya, kebijakan Wali Kota Binjai HM Idaham, dinilai sudah menyakiti hati warganya sendiri.
Menurut Budi (50), salah seorang PKL yang tinggal di Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota, kepada wartawan Sumut Pos mengatakan, saat ini Wali Kota Binjai seakan tidak ada kebijakan lain selain menyakiti hati warganya.
“Kenapa selalu PKL yang diurusin, apa tidak ada pembangunan lain yang bisa dilakukan? Masak persoalan sepele seperti ini saja yang terus dibahas. Katanya menciptakan lapangan pekerjaan. Mana buktinya, sudah satu tahun lebih menjabat, tapi apapun tidak ada yang diciptakannya,” geram Budi.
Lebih jauh dikatakan Budi, jika Wali Kota Binjai ingin merelokasikan PKL ke lahan GOR lama, seharunya Wali Kota turun menemui warganya agar aspirasi warga dapat disampaikan. “Jangan setiap kebijakan dilaksanakan oleh bawahan, sementara dia (Wali Kota, Red) bersembunyi di balik meja,” tantang pedagang minuman mineral ini.
Bukan itu saja, Budi yang sudah 15 tahun berjualan di pinggiran tanah lapang merdeka ini, dengan tegas mengatakan, Wali Kota Binjai dipilih oleh rakyat dan dituntut untuk mensejahterakan rakyat.
“Apa semua kebijakan yang dilakukannya selama ini sudah baik? Kalau cerita peraturan, kami juga mau cerita peraturan. Coba kamu bayangkan, Dinas Pasar dan Kebersihan, setiap harinya mengutip Rp 1000 tanpa ada kupon resmi. Sementara, Sat Pol PP sibuk melakukan penggusuran, peraturan apa itu?, yang mana seharusnya kami ikuti,” ucapnya berang.
Sementara itu, Kabag Humas Pemerintah Kota (Pemko) Binjai T Syafiruddin, saat dikonfirmasi terkait wacana relokasi PKL membenarkan. “Iya, memang wacana itu ada. Sebab, lahan eks GOR itu akan dijadikan pusat jajanan. Tapi, ini masih wacana. Makanya belum kita sosialisasikan kepada para PKL. Sampai saat ini, wacana itu masih dalam pembahasan,” kata Syafiruddin. (dan)