26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Puluhan Warga Kepung Polsek

Terkait Pembakaran Cafe Remang

BINJAI- Aksi massa kembali terjadi di Kota Binjai. Kali ini, puluhan warga Kelurahan Paya Robah, Kecamatan Binjai Barat, mengepung Kantor Polsek Binjai Barat, karena mereka mereka dipanggil pihak kepolisian, Rabu (12/9).

Aksi massa ini merupakan lanjutan kasus pembakaran kafe esek-esek di Kelurahan Paya Robah 13 Mei lalu, pukul 21.30 WIB. Saat itu, sekitar 300-an warga dari dua kelurahan (Paya Robah dan Limau Sundai) membakar kafe esek-esek yang diduga sebagai sarang prostitusi dan menjual minuman keras.

Menurut warga di Mapolsek Binjai Barat yang dipimpin Taufik, warga marah hingga membakar dan menghancurkan cafe, karena cafe tersebut disuguhi wanita penghibur dan segala jenis minuman keras.

Menurut Taufik, salah seorang warga yang turut dalam aksi massa itu mengatakan, masalah ini sebenarnya sudah ditangani Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon pada 16 Mei 2012 lalu atau pasca terjadinya amuk massa terhadap kafe tersebut.

Namun, upaya Kapolres gagal karena pemilik kafe bersikeras tidak mau berdamai. “Sebenarnya pemilik kafe Zulfan Nasution, tidak mempermasalahkan peristiwa yang terjadi pada malam itu, tapi belakangan pemilik sound system (pengeras suara) dan keyboard di kafe berinisial RUM, melaporkan kerusakan alat musiknya ke Poldasu, makanya kasus ini kembali muncul,” kata Taufik.

Atas dasar laporan itulah, lanjut Taufik, pihak Polres Binjai melalui Polsek Binjai Barat kembali mengusut perkara pembakaran akfe esek-esek tersebut. Alhasil, pihak kepolisian pun memanggil salah seorang warga untuk dimintai keterangan. “Kami khawatir, masalah ini akan terus merembet ke warga lainnya seperti persoalan di Jalan Imam Bonjol,” sangkanya.

Seharusnya, tambah Taufik, Polisi bijak menangani perkara ini. Dan RUM seharusnya meminta pertanggungjawaban kepada Zulfan selaku penyewa alat musik. Sementara Zulfan sendiri sudah tidak mempersoalkan kafenya yang terkena amuk masa.

“Seharusnya Zulfan yang bertanggungjawab atas RUM, bukan masyarakat yang harus menjadi sasaran, karena persoalan kafe itu sudah berulang kali kami surati untuk segera ditutup, tapi tak kunjung diindahkan,” bebernya.

Sementara itu, Kapolsek Binjai Barat AKP Man Purba menjelaskan, upaya perdamaian antara kedua belah pihak sudah diupayakannya, namun sampai saat ini tidak kunjung ada penyelesaian. “Kita sudah coba damaikan mereka di kantor kecamatan dan kelurahan, namun tidak ada penyelesaian. Makanya diambil jalur hukum,” bilangnya.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, aksi massa membakar kafe di Paya Robah, merupakan buntut ketidak tegasan petugas keamanan dan kebandalan pemilik kafe. Soalnya, sudah berulang kali warga mengingatkan pemilik kafe dan meminta petugas kepolisian setempat untuk menghentikan house musik di kafe tersebut disaat jam istirahat dan di waktu salat. Namun, permintaan warga itu tak digubris pemilik kafe.(ndi)

Terkait Pembakaran Cafe Remang

BINJAI- Aksi massa kembali terjadi di Kota Binjai. Kali ini, puluhan warga Kelurahan Paya Robah, Kecamatan Binjai Barat, mengepung Kantor Polsek Binjai Barat, karena mereka mereka dipanggil pihak kepolisian, Rabu (12/9).

Aksi massa ini merupakan lanjutan kasus pembakaran kafe esek-esek di Kelurahan Paya Robah 13 Mei lalu, pukul 21.30 WIB. Saat itu, sekitar 300-an warga dari dua kelurahan (Paya Robah dan Limau Sundai) membakar kafe esek-esek yang diduga sebagai sarang prostitusi dan menjual minuman keras.

Menurut warga di Mapolsek Binjai Barat yang dipimpin Taufik, warga marah hingga membakar dan menghancurkan cafe, karena cafe tersebut disuguhi wanita penghibur dan segala jenis minuman keras.

Menurut Taufik, salah seorang warga yang turut dalam aksi massa itu mengatakan, masalah ini sebenarnya sudah ditangani Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon pada 16 Mei 2012 lalu atau pasca terjadinya amuk massa terhadap kafe tersebut.

Namun, upaya Kapolres gagal karena pemilik kafe bersikeras tidak mau berdamai. “Sebenarnya pemilik kafe Zulfan Nasution, tidak mempermasalahkan peristiwa yang terjadi pada malam itu, tapi belakangan pemilik sound system (pengeras suara) dan keyboard di kafe berinisial RUM, melaporkan kerusakan alat musiknya ke Poldasu, makanya kasus ini kembali muncul,” kata Taufik.

Atas dasar laporan itulah, lanjut Taufik, pihak Polres Binjai melalui Polsek Binjai Barat kembali mengusut perkara pembakaran akfe esek-esek tersebut. Alhasil, pihak kepolisian pun memanggil salah seorang warga untuk dimintai keterangan. “Kami khawatir, masalah ini akan terus merembet ke warga lainnya seperti persoalan di Jalan Imam Bonjol,” sangkanya.

Seharusnya, tambah Taufik, Polisi bijak menangani perkara ini. Dan RUM seharusnya meminta pertanggungjawaban kepada Zulfan selaku penyewa alat musik. Sementara Zulfan sendiri sudah tidak mempersoalkan kafenya yang terkena amuk masa.

“Seharusnya Zulfan yang bertanggungjawab atas RUM, bukan masyarakat yang harus menjadi sasaran, karena persoalan kafe itu sudah berulang kali kami surati untuk segera ditutup, tapi tak kunjung diindahkan,” bebernya.

Sementara itu, Kapolsek Binjai Barat AKP Man Purba menjelaskan, upaya perdamaian antara kedua belah pihak sudah diupayakannya, namun sampai saat ini tidak kunjung ada penyelesaian. “Kita sudah coba damaikan mereka di kantor kecamatan dan kelurahan, namun tidak ada penyelesaian. Makanya diambil jalur hukum,” bilangnya.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, aksi massa membakar kafe di Paya Robah, merupakan buntut ketidak tegasan petugas keamanan dan kebandalan pemilik kafe. Soalnya, sudah berulang kali warga mengingatkan pemilik kafe dan meminta petugas kepolisian setempat untuk menghentikan house musik di kafe tersebut disaat jam istirahat dan di waktu salat. Namun, permintaan warga itu tak digubris pemilik kafe.(ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/