32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Ada Rampok di Taksi Gelap

Korban Dibuang di Perkebunan Karet

TEBINGTINGGI-Nasib sial dialami dua orang pengguna jasa taksi gelap. Di atas angkutan berplat hitam jurusan Medan-Pematangsiantar, keduanya dirampok dan ditinggalkan di kawasan perkebunan karet yang sepi. Dan, saat itu tengah malam!
Adalah Leonardo Hutajulu (34) warga Jalan Menteng VII Medan dan Yeni Rahman (27) warga Jalan Singa Pematangsiantar yang menjadi korban. Harta mereka lenyap digondol rampok yang berada di mobil Avanza BK1342 TZ. Mereka pun harus menumpang truk agar bisa sampai ke Pematangsiantar dari tempat mereka dibuang di lahan perkebunan karet milik PT Briegdestone, tepatnya di Simpang Bandar Jambu Kabupaten Simalungun.

Ilustrasi perampokan  taksi//sumut pos
Ilustrasi perampokan di taksi//sumut pos

Terbongkarnya kasus ini setelah ada pengaduan yang diterima pihak Mapolsek Serbelawan, Kamis (11/10) lalu. Pengaduan dibuat setelah satu dari tiga pelaku perampokan berhasil ditangkap polisi di Pasar Sukaramai, Medan, Kamis (11/10). Pelaku yang ditangkap bernama Lantoni Damanik (25) warga Sibaro Pematang Siantar sebagai sopir taksi gelap tersebut.

Namun, karena tempat kejadian pertama terjadi di wilayah jajaran Mapolres Tebingtinggi tepatnya di Afdeling VIII Perkebunan Pabatu Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai akhirnya Kepolisian Daerah Sumut menyerahkan tersangka ke Polres Simalungun. Dari Polres Simalungun, tersangka pun diserahkan ke Polres Tebingtinggi.

Dalam pengaduannya di Mapolres Tebingtinggi, Jumat siang (12/10), Leonardo Hutajulu menceritakan kejadian yang menimpa mereka malam itu. Ceritanya, Jumat malam (5/10) sekira pukul 22.30 WIB lalu, dia bersama Yeni Rahman sedang menunggu bus menuju ke Kota Pematangsiantar di Simpang Amplas, Medan.

“Memang sudah malam, tak ada lagi bus. Tiba-tiba datang taksi gelap, mobil Avanza, menawarkan jasa untuk jurusan ke Siantar. Kami tak ragu karena di dalam taksi ada dua penumpang laki-laki. Jadi kami langsung naik,” terang Leonardo.
Leonardo menambahkan, Avanza itu langsung meluncur tanpa mengangkut penumpang lain. Sekira pukul 00.40 WIB, tepatnya setelah melewati Kota Tebingtinggi dan memasuki wilayah Perkebunan sawit milik PTPN 4 Pabatu, dua lelaki yang lebih dulu di dalam mobil itu langsung berulah. “Satu pelaku langsung menyekap saya dan mengikat tangan. Dia juga mengancam dengan menggunakan pisau belati tepat di bagian dada agar saya menyerahkan semua barang bawaan seperti tas, dompet, uang, dan telepon genggam. Begitu juga yang dialami dengan Yeni,” kata Leonardo sembari memperagakan kejadian malam itu.

Menurut Leonardo, dua pelaku itu bekerja sama dengan sopir. Usai menguras hartanya dan Yeni, dua pelaku dan sopir langsung meninggalkan mereka di lahan perkebunan karet milik PT Bridgestone tepatnya di Simpang Bandar Jambu Kabupaten Simalungun dalam keadaan gelap gulita.”Sembari menurunkan kami, dua pelaku mengancam awas ‘kalau bilang polisi, nanti kalian bisa kami habisi’,” beber Leonardo.

Yeni Rahman pun mengaku mendapatkan penganiayaan serupa dengan ditodong belati pada dadanya. Barang-barang milik Yeni yang diambil pelaku berupa dua unit telepon genggam dan uang sebanyak Rp500 ribu. “Semuanya ludes diambil pelaku, tragisnya mereka membuang kami di areal perkebunan karet tengah malam,” keluh Yeni.

Kemudian, kedua korban melanjutkan perjalanan menuju Pematangsiantar dengan menumpang truk yang lewat.

Singkat cerita, Kamis lalu (11/10), Leonardo sedang berjalan-jalan di Amplas. Tepatnya, sekira pukul 11.00 WIB.Tanpa sengaja dia melihat seorang pelaku yang merampoknya pada pekan sebelumnya. Selain hafal wajah, pelaku itu memakai baju milik Leonardo yang ikut diambil pelaku saat perampokan. Leonardo pun mengikuti pelaku sambil memberikan keterangan kepada salah seorang temannya yang anggota kepolisian.
“Tanda aku sama pelaku. Dia pakai baju milikku. Langsung kukabari temanku yang polisi. Dan mereka berhasil menangkapnya di Pasar Sukaramai Medan,”ujar Leonardo.

Sementara itu, satu pelaku perampokan, Lantoni Damanik yang berhasil ditangkap mengaku hanya sebagai sopir taksi gelap milik marga Damanik. Sedangkan dua rekannya di dalam mobil memang sengaja mencari mangsa. “Leo dan Madi kabur Pak. Saya ditangkap karena ditandai pakai baju dia (Leonardo). Hasil rampokan sudah habis kami bagi tiga,” lugas Lantoni sambil digiring petugas Mapolres Tebingtinggi untuk dijebloskan ke dalam sel.
“Kasus perampokan ini masih dalam pengembangan terhadap dua pelaku lainnya yang berinisial L (Leo) dan M (madi). Keduanya masih dalam pengejaran Polres Tebingtinggi,” timpal Kapolres Tebingtinggi melalui Kasat Reskrim AKP Lili Astono kepada Sumut Pos, kemarin. (mag-3)

Korban Dibuang di Perkebunan Karet

TEBINGTINGGI-Nasib sial dialami dua orang pengguna jasa taksi gelap. Di atas angkutan berplat hitam jurusan Medan-Pematangsiantar, keduanya dirampok dan ditinggalkan di kawasan perkebunan karet yang sepi. Dan, saat itu tengah malam!
Adalah Leonardo Hutajulu (34) warga Jalan Menteng VII Medan dan Yeni Rahman (27) warga Jalan Singa Pematangsiantar yang menjadi korban. Harta mereka lenyap digondol rampok yang berada di mobil Avanza BK1342 TZ. Mereka pun harus menumpang truk agar bisa sampai ke Pematangsiantar dari tempat mereka dibuang di lahan perkebunan karet milik PT Briegdestone, tepatnya di Simpang Bandar Jambu Kabupaten Simalungun.

Ilustrasi perampokan  taksi//sumut pos
Ilustrasi perampokan di taksi//sumut pos

Terbongkarnya kasus ini setelah ada pengaduan yang diterima pihak Mapolsek Serbelawan, Kamis (11/10) lalu. Pengaduan dibuat setelah satu dari tiga pelaku perampokan berhasil ditangkap polisi di Pasar Sukaramai, Medan, Kamis (11/10). Pelaku yang ditangkap bernama Lantoni Damanik (25) warga Sibaro Pematang Siantar sebagai sopir taksi gelap tersebut.

Namun, karena tempat kejadian pertama terjadi di wilayah jajaran Mapolres Tebingtinggi tepatnya di Afdeling VIII Perkebunan Pabatu Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai akhirnya Kepolisian Daerah Sumut menyerahkan tersangka ke Polres Simalungun. Dari Polres Simalungun, tersangka pun diserahkan ke Polres Tebingtinggi.

Dalam pengaduannya di Mapolres Tebingtinggi, Jumat siang (12/10), Leonardo Hutajulu menceritakan kejadian yang menimpa mereka malam itu. Ceritanya, Jumat malam (5/10) sekira pukul 22.30 WIB lalu, dia bersama Yeni Rahman sedang menunggu bus menuju ke Kota Pematangsiantar di Simpang Amplas, Medan.

“Memang sudah malam, tak ada lagi bus. Tiba-tiba datang taksi gelap, mobil Avanza, menawarkan jasa untuk jurusan ke Siantar. Kami tak ragu karena di dalam taksi ada dua penumpang laki-laki. Jadi kami langsung naik,” terang Leonardo.
Leonardo menambahkan, Avanza itu langsung meluncur tanpa mengangkut penumpang lain. Sekira pukul 00.40 WIB, tepatnya setelah melewati Kota Tebingtinggi dan memasuki wilayah Perkebunan sawit milik PTPN 4 Pabatu, dua lelaki yang lebih dulu di dalam mobil itu langsung berulah. “Satu pelaku langsung menyekap saya dan mengikat tangan. Dia juga mengancam dengan menggunakan pisau belati tepat di bagian dada agar saya menyerahkan semua barang bawaan seperti tas, dompet, uang, dan telepon genggam. Begitu juga yang dialami dengan Yeni,” kata Leonardo sembari memperagakan kejadian malam itu.

Menurut Leonardo, dua pelaku itu bekerja sama dengan sopir. Usai menguras hartanya dan Yeni, dua pelaku dan sopir langsung meninggalkan mereka di lahan perkebunan karet milik PT Bridgestone tepatnya di Simpang Bandar Jambu Kabupaten Simalungun dalam keadaan gelap gulita.”Sembari menurunkan kami, dua pelaku mengancam awas ‘kalau bilang polisi, nanti kalian bisa kami habisi’,” beber Leonardo.

Yeni Rahman pun mengaku mendapatkan penganiayaan serupa dengan ditodong belati pada dadanya. Barang-barang milik Yeni yang diambil pelaku berupa dua unit telepon genggam dan uang sebanyak Rp500 ribu. “Semuanya ludes diambil pelaku, tragisnya mereka membuang kami di areal perkebunan karet tengah malam,” keluh Yeni.

Kemudian, kedua korban melanjutkan perjalanan menuju Pematangsiantar dengan menumpang truk yang lewat.

Singkat cerita, Kamis lalu (11/10), Leonardo sedang berjalan-jalan di Amplas. Tepatnya, sekira pukul 11.00 WIB.Tanpa sengaja dia melihat seorang pelaku yang merampoknya pada pekan sebelumnya. Selain hafal wajah, pelaku itu memakai baju milik Leonardo yang ikut diambil pelaku saat perampokan. Leonardo pun mengikuti pelaku sambil memberikan keterangan kepada salah seorang temannya yang anggota kepolisian.
“Tanda aku sama pelaku. Dia pakai baju milikku. Langsung kukabari temanku yang polisi. Dan mereka berhasil menangkapnya di Pasar Sukaramai Medan,”ujar Leonardo.

Sementara itu, satu pelaku perampokan, Lantoni Damanik yang berhasil ditangkap mengaku hanya sebagai sopir taksi gelap milik marga Damanik. Sedangkan dua rekannya di dalam mobil memang sengaja mencari mangsa. “Leo dan Madi kabur Pak. Saya ditangkap karena ditandai pakai baju dia (Leonardo). Hasil rampokan sudah habis kami bagi tiga,” lugas Lantoni sambil digiring petugas Mapolres Tebingtinggi untuk dijebloskan ke dalam sel.
“Kasus perampokan ini masih dalam pengembangan terhadap dua pelaku lainnya yang berinisial L (Leo) dan M (madi). Keduanya masih dalam pengejaran Polres Tebingtinggi,” timpal Kapolres Tebingtinggi melalui Kasat Reskrim AKP Lili Astono kepada Sumut Pos, kemarin. (mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/