SUMUTPOS.CO – Ketika 438 jamaah Haji Kloter II Debarkasi Medan yang tiba di gedung Madinatul Hujjaj Asrama Haji Medan, Jalan AH Nasution Kecamatan Medan Johor, Minggu (11/10) sekira pukul 02.00 WIB, tangis Erlina langsung tumpah. Wanita berusia 45 tahun itu tidak melihat ayah kandungnya, Abdul Gani Bin Ahmad Puteh di antara 438 jamaah haji itu.
“Kami sudah ikhlas. Kami yakin kalau ketentuan Allah itu lebih baik. Pastinya kami sekeluarga, tetap memanjatkan doa kepada Allah, untuk almarhum ayah, ” ujar Erlina dengan pandangan mata berkaca-kaca yang mengarah pada 438 jamaah haji yang tampak kelelahan itu. Ya, ayahnya memang telah wafat pada 21 September 2014 lalu di Tanah Suci.
Meski demikian, wanita yang memiliki 2 orang anak itu mengaku kalau kesedihan yang dirasakannya, sedikit terobati dengan ibu kandungnya, Sukarni Binti Sukatma yang dapat kembali ke Tanah Air, bersama 438 jamaah haji kloter II Debarkasi Medan. Dikatakan anak ke-2 dari 7 bersaudara itu, sejak awal keberangkatan kedua orangtuanya ke Tanah Suci dirinya sangat berharap untuk kedua orangtuanya dapat kembali berkumpul bersamanya, usai menunaikan ibadah haji.
“Sejak berangkat, almarhum memang sudah sakit gula. Bahkan, almarhum saat berangkat bersama kami dari KBIH Jabal Nur, almarhum menggunakan kursi roda. Saat almarhum meninggal, saya ikut memandikan, mensalatkan dan mengebumikan, ” ungkap Zulfikar Hajar yang juga dikonfirmasi Sumut Pos.
SUMUTPOS.CO – Ketika 438 jamaah Haji Kloter II Debarkasi Medan yang tiba di gedung Madinatul Hujjaj Asrama Haji Medan, Jalan AH Nasution Kecamatan Medan Johor, Minggu (11/10) sekira pukul 02.00 WIB, tangis Erlina langsung tumpah. Wanita berusia 45 tahun itu tidak melihat ayah kandungnya, Abdul Gani Bin Ahmad Puteh di antara 438 jamaah haji itu.
“Kami sudah ikhlas. Kami yakin kalau ketentuan Allah itu lebih baik. Pastinya kami sekeluarga, tetap memanjatkan doa kepada Allah, untuk almarhum ayah, ” ujar Erlina dengan pandangan mata berkaca-kaca yang mengarah pada 438 jamaah haji yang tampak kelelahan itu. Ya, ayahnya memang telah wafat pada 21 September 2014 lalu di Tanah Suci.
Meski demikian, wanita yang memiliki 2 orang anak itu mengaku kalau kesedihan yang dirasakannya, sedikit terobati dengan ibu kandungnya, Sukarni Binti Sukatma yang dapat kembali ke Tanah Air, bersama 438 jamaah haji kloter II Debarkasi Medan. Dikatakan anak ke-2 dari 7 bersaudara itu, sejak awal keberangkatan kedua orangtuanya ke Tanah Suci dirinya sangat berharap untuk kedua orangtuanya dapat kembali berkumpul bersamanya, usai menunaikan ibadah haji.
“Sejak berangkat, almarhum memang sudah sakit gula. Bahkan, almarhum saat berangkat bersama kami dari KBIH Jabal Nur, almarhum menggunakan kursi roda. Saat almarhum meninggal, saya ikut memandikan, mensalatkan dan mengebumikan, ” ungkap Zulfikar Hajar yang juga dikonfirmasi Sumut Pos.