33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Debu Vulkanik Berubah menjadi Hujan Lumpur

FOTO: GATHA GINTING/PM Warga membersihkan atap rumahnya dari abu vulkanik Gunung Sinabung, di Desa Naman Teran, Jumat (10/10). Hal tersebut dilakukan mengantisipasi runtuhnya atap, karena tebalnya abu yang menyelimuti.
FOTO: GATHA GINTING/PM
Warga membersihkan atap rumahnya dari abu vulkanik Gunung Sinabung, di Desa Naman Teran, Jumat (10/10). Hal tersebut dilakukan mengantisipasi runtuhnya atap, karena tebalnya abu yang menyelimuti.

SUMUTPOS.CO – Hingga Minggu (12/10), Gunung Sinabung masih terus erupsi. Mulai pukul 00.00 WIB – 18.00 WIB tercatat 7 kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 1,5 Km – 2,5 Km ke arah Selatan. Sementara arah angin yang sebelumnya bergerak ke Timur, kini mulai mengarah perlahan ke Barat dan Barat Daya.

Akibat arah angin yang berubah ke Barat, sejumlah Desa di Kecamatan Payung dan Simpang Empat dihujani debu vulkanik, bahkan karena bercampur dengan air hujan, debu vulkanik berubah menjadi lumpur dan menimpa sejumlah desa diantaranya, Desa Payung, Gurukinayan, dan Sibintun.

Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Iin Kusnaidi ketika dikonfirmasi mengatakan aktivitas Sinabung sampai saat ini masih fluktuatif (naik–turun). Disebutnya, untuk status masih tetap siaga (level III). “Karena angin mulai bergerak ke Barat, diimbau kepada warga yang terkena dampak debu agar menggunakan masker, dan keluar rumah seperlunya. Selain itu, sumber–sumber air bersih ditutup agar tidak tercemar material debu vulkanik,” imbaunya.

Dikatakannya, karena intensitas hujan mulai tinggi diharapkan kepada warga yang bertempat tinggal di bantaran sungai agar lebih meningkatkan kewaspadaannya dan selalu mengikuti arahan dari pihak vulkanologi.

Dandim 0205/TK, Letkol Inf Asep Sukarna yang menjabat sebagai Dansatgas Penanganan Erupsi Sinabung ketika dihubungi mengatakan, pihaknya telah menutup dan menjaga ketat semua gerbang masuk kawasan radius 3 km (zona merah).

“Hingga kini tidak ada penambahan pengungsi semua akses masuk ke desa radius 3 km sudah kita tutup dan dijaga, untuk menghindari hal–hal yang tidak diinginkan. Memang masih ada saja warga yang membandel masuk untuk melihat lahan pertaniannya, namun kita tetap mengimbau mereka, sebab hal tersebut juga untuk keselamatannya sendiri,”papar Asep.

Diuraikannya, untuk kawasan yang dihujani debu vulkanik pihaknya akan melakukan pembersihan dengan cara bergotong royong bersama warga setempat, dan juga membagikan masker.

Sementara untuk Kota Berastagi dan sekitarnya yang sebelumnya diselimuti debu vulkanik tebal, kini kondisinya berangsur normal. Aktivitas warga yang sebelumnya sempat terkendala karena tingginya intensitas debu vulkanik, kini perlahan membaik. Material debu vulakanik yang sebelumnya di aspal, atap rumah warga dan lahan pertanian mulai bersih setelah diguyur hujan. (cr-2/nit/riz/smg)

FOTO: GATHA GINTING/PM Warga membersihkan atap rumahnya dari abu vulkanik Gunung Sinabung, di Desa Naman Teran, Jumat (10/10). Hal tersebut dilakukan mengantisipasi runtuhnya atap, karena tebalnya abu yang menyelimuti.
FOTO: GATHA GINTING/PM
Warga membersihkan atap rumahnya dari abu vulkanik Gunung Sinabung, di Desa Naman Teran, Jumat (10/10). Hal tersebut dilakukan mengantisipasi runtuhnya atap, karena tebalnya abu yang menyelimuti.

SUMUTPOS.CO – Hingga Minggu (12/10), Gunung Sinabung masih terus erupsi. Mulai pukul 00.00 WIB – 18.00 WIB tercatat 7 kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 1,5 Km – 2,5 Km ke arah Selatan. Sementara arah angin yang sebelumnya bergerak ke Timur, kini mulai mengarah perlahan ke Barat dan Barat Daya.

Akibat arah angin yang berubah ke Barat, sejumlah Desa di Kecamatan Payung dan Simpang Empat dihujani debu vulkanik, bahkan karena bercampur dengan air hujan, debu vulkanik berubah menjadi lumpur dan menimpa sejumlah desa diantaranya, Desa Payung, Gurukinayan, dan Sibintun.

Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Iin Kusnaidi ketika dikonfirmasi mengatakan aktivitas Sinabung sampai saat ini masih fluktuatif (naik–turun). Disebutnya, untuk status masih tetap siaga (level III). “Karena angin mulai bergerak ke Barat, diimbau kepada warga yang terkena dampak debu agar menggunakan masker, dan keluar rumah seperlunya. Selain itu, sumber–sumber air bersih ditutup agar tidak tercemar material debu vulkanik,” imbaunya.

Dikatakannya, karena intensitas hujan mulai tinggi diharapkan kepada warga yang bertempat tinggal di bantaran sungai agar lebih meningkatkan kewaspadaannya dan selalu mengikuti arahan dari pihak vulkanologi.

Dandim 0205/TK, Letkol Inf Asep Sukarna yang menjabat sebagai Dansatgas Penanganan Erupsi Sinabung ketika dihubungi mengatakan, pihaknya telah menutup dan menjaga ketat semua gerbang masuk kawasan radius 3 km (zona merah).

“Hingga kini tidak ada penambahan pengungsi semua akses masuk ke desa radius 3 km sudah kita tutup dan dijaga, untuk menghindari hal–hal yang tidak diinginkan. Memang masih ada saja warga yang membandel masuk untuk melihat lahan pertaniannya, namun kita tetap mengimbau mereka, sebab hal tersebut juga untuk keselamatannya sendiri,”papar Asep.

Diuraikannya, untuk kawasan yang dihujani debu vulkanik pihaknya akan melakukan pembersihan dengan cara bergotong royong bersama warga setempat, dan juga membagikan masker.

Sementara untuk Kota Berastagi dan sekitarnya yang sebelumnya diselimuti debu vulkanik tebal, kini kondisinya berangsur normal. Aktivitas warga yang sebelumnya sempat terkendala karena tingginya intensitas debu vulkanik, kini perlahan membaik. Material debu vulakanik yang sebelumnya di aspal, atap rumah warga dan lahan pertanian mulai bersih setelah diguyur hujan. (cr-2/nit/riz/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/