25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Dongkrak Potensi Wisata Bukit Lawang, Pemprovsu Fokus Perbaikan Jalan di Bahorok

teddy akbari/sumut pos
RUSAK: Pengendara sepeda motor melintasi ruas jalan menuju kawasan wisata Bukit Lawang, Bahorok, yang mengalami kerusakan cukup parah, belum lama ini.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Langkat juga terkenal sebagai lokasi wisata. Bukit Lawang di Bahorok, Taman Nasional Gunung Leuser, dan yang tak kalah menawan objek wisata Tangkahan. Sayangnya, akses menuju tempat wisata yang ada di daerah berjuluk Bumi Betuah ini cukup sulit untuk dilintasi karena kondisinya yang rusak parah.

KONDISI infrastruktur menuju objek wisata tersebut sama sekali tidak memanjakann

wisatawan nusantara maupun mancanegara yang hendak berkunjung ke sana. Banyak ruas jalan yang belum diaspal dan rusak. Padahal, potensi wisata di Kabupaten Langkat begitu indah dengan sumber daya alam, fauna dan flora.

Selain potensi konservasi Orangutan di Bukit Lawang, sejumlah tempat wisata lain juga ada di Langkat. Seperti, Rumah Pohon Sei Bingai, Arung Jeram Namo Sira-sira, wisata pemandian Pelaruga, Lau Kulap, Air Terjun Saringgana Bahorok, hingga wisata religi masjid dan Pulau Kampai.

Namun tahun ini, Pemprov Sumut di bawah kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah, menghembuskan angin segar. Pemprovsu berjanji fokus memperbaiki jalan menuju tempat-tempat wisata tersebut. Wagubsu Musa Rajekshah menegaskan, anggaran untuk pembangunan jalan ini telah ditampung pada APBD tahun 2019. Bahkan kata dia, Pemprovsu akan memprioritaskan perbaikan jalan menuju lokasi wisata Bukit Lawang.

“Tahun 2019 ini ada anggaran perbaikan infrastruktur, khususnya menuju daerah Bahorok,” kata Wagubsu yang akrab disapa Ijeck ini kepada wartawan usai mengunjungi Binjai Command Center di Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (14/1).

Ijeck mengakui, potensi wisata di Langkat cukup besar. Ini dapat mempengaruhi ekonomi yang baik untuk Sumut. Pembangunan infrastruktur di Bahorok, Langkat dilakukan Pemprovsu, kata Ijeck, tentu untuk menarik wisatawan asing maupun lokal dapat berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Dia menambahkan, alasan fokus pembangunan jalan ke Bahorok karena memiliki daya tarik dan persona tersendiri. Apalagi dengan adanya alam dan konservasi Orangutan. Terlebih, Orangutan masuk dalam kategori hewan yang dilindungi dan langka. “Langkat memang fokus kita. Terutama untuk daerah Bahorok. Karena konservasi Orangutan yang ada di sana, menjadi daya tarik lebih bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang ke Sumut,” ujar dia.

Sementara, saat ditanya jalan alternatif Langkat-Karo melalui Sei Bingai, Ijeck juga menanggapinya. Menurut mantan Ketua Ikatan Motor Indonesia Sumut selama dua periode ini, Pemprovsu pun akan memprioritaskan pembangunan jalan alternatif tersebut. “Pasti itu menjadi prioritas. Karena ini menyambungkan Kabupaten Karo dan Langkat serta Binjai. Ini juga akses yang baik, bagi perputaran ekonomi masyarakat. Karena hasil yang ada di Langkat bisa cepat dibawa ke Tanahkaro. Begitu juga sebaliknya,” beber Ijeck didampingi Wali Kota Binjai, H Muhammad Idaham.

Sayang, jalan alternatif ini belakangan heboh di media sosial bahwa banyak aktivitas dugaan pungutan liar. Menanggapi dugaan pungli, Ijeck berjanji akan menjajaki koordinasi antar intansi. Termasuk kepada penegak hukum. “Kita akan bekerjasama dengan aparat terkait. Mudah-mudahan masyarakat dapat kerjasama dan sama-sama mengawasi,” tandasnya.

Sebelumnya, kedatangan rombongan Wagub Ijeck beserta rombongan disambut Wali Kota Binjai HM Idaham di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota. Di Rumah Dinas Wali Kota, Idaham menjamu Ijeck makan siang bersama. Usai dari sana, Idaham mengajak Ijeck menuju Ruang Kendali Aplikasi Binjai Smart City di Balai Kota. Nama ruangannya Binjai Command Center. (ted)

teddy akbari/sumut pos
RUSAK: Pengendara sepeda motor melintasi ruas jalan menuju kawasan wisata Bukit Lawang, Bahorok, yang mengalami kerusakan cukup parah, belum lama ini.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Langkat juga terkenal sebagai lokasi wisata. Bukit Lawang di Bahorok, Taman Nasional Gunung Leuser, dan yang tak kalah menawan objek wisata Tangkahan. Sayangnya, akses menuju tempat wisata yang ada di daerah berjuluk Bumi Betuah ini cukup sulit untuk dilintasi karena kondisinya yang rusak parah.

KONDISI infrastruktur menuju objek wisata tersebut sama sekali tidak memanjakann

wisatawan nusantara maupun mancanegara yang hendak berkunjung ke sana. Banyak ruas jalan yang belum diaspal dan rusak. Padahal, potensi wisata di Kabupaten Langkat begitu indah dengan sumber daya alam, fauna dan flora.

Selain potensi konservasi Orangutan di Bukit Lawang, sejumlah tempat wisata lain juga ada di Langkat. Seperti, Rumah Pohon Sei Bingai, Arung Jeram Namo Sira-sira, wisata pemandian Pelaruga, Lau Kulap, Air Terjun Saringgana Bahorok, hingga wisata religi masjid dan Pulau Kampai.

Namun tahun ini, Pemprov Sumut di bawah kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah, menghembuskan angin segar. Pemprovsu berjanji fokus memperbaiki jalan menuju tempat-tempat wisata tersebut. Wagubsu Musa Rajekshah menegaskan, anggaran untuk pembangunan jalan ini telah ditampung pada APBD tahun 2019. Bahkan kata dia, Pemprovsu akan memprioritaskan perbaikan jalan menuju lokasi wisata Bukit Lawang.

“Tahun 2019 ini ada anggaran perbaikan infrastruktur, khususnya menuju daerah Bahorok,” kata Wagubsu yang akrab disapa Ijeck ini kepada wartawan usai mengunjungi Binjai Command Center di Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (14/1).

Ijeck mengakui, potensi wisata di Langkat cukup besar. Ini dapat mempengaruhi ekonomi yang baik untuk Sumut. Pembangunan infrastruktur di Bahorok, Langkat dilakukan Pemprovsu, kata Ijeck, tentu untuk menarik wisatawan asing maupun lokal dapat berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Dia menambahkan, alasan fokus pembangunan jalan ke Bahorok karena memiliki daya tarik dan persona tersendiri. Apalagi dengan adanya alam dan konservasi Orangutan. Terlebih, Orangutan masuk dalam kategori hewan yang dilindungi dan langka. “Langkat memang fokus kita. Terutama untuk daerah Bahorok. Karena konservasi Orangutan yang ada di sana, menjadi daya tarik lebih bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang ke Sumut,” ujar dia.

Sementara, saat ditanya jalan alternatif Langkat-Karo melalui Sei Bingai, Ijeck juga menanggapinya. Menurut mantan Ketua Ikatan Motor Indonesia Sumut selama dua periode ini, Pemprovsu pun akan memprioritaskan pembangunan jalan alternatif tersebut. “Pasti itu menjadi prioritas. Karena ini menyambungkan Kabupaten Karo dan Langkat serta Binjai. Ini juga akses yang baik, bagi perputaran ekonomi masyarakat. Karena hasil yang ada di Langkat bisa cepat dibawa ke Tanahkaro. Begitu juga sebaliknya,” beber Ijeck didampingi Wali Kota Binjai, H Muhammad Idaham.

Sayang, jalan alternatif ini belakangan heboh di media sosial bahwa banyak aktivitas dugaan pungutan liar. Menanggapi dugaan pungli, Ijeck berjanji akan menjajaki koordinasi antar intansi. Termasuk kepada penegak hukum. “Kita akan bekerjasama dengan aparat terkait. Mudah-mudahan masyarakat dapat kerjasama dan sama-sama mengawasi,” tandasnya.

Sebelumnya, kedatangan rombongan Wagub Ijeck beserta rombongan disambut Wali Kota Binjai HM Idaham di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota. Di Rumah Dinas Wali Kota, Idaham menjamu Ijeck makan siang bersama. Usai dari sana, Idaham mengajak Ijeck menuju Ruang Kendali Aplikasi Binjai Smart City di Balai Kota. Nama ruangannya Binjai Command Center. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/