30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mayat Parulian Diboyong ke Kantor Polisi

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Parulian Sinaga (30), warga Sipagaga, Nagori Pangalbuan, Kecamatan Purba ditemukan tewas berlumuran darah di dalam rumahnya, Minggu (12/10) pukul 06.00 WIB.

Informasi yang dihimpun, korban ditemukan pertama kali oleh keluarganya Jabadi Saragih. Penemuan itu kemudian diberitahu kepada warga kampung dan adiknya Dekar Sinaga, warga Batu Duapuluh, Kecamatan Pane.

Oleh Dekar mengajak temannya ke TKP untuk membawa mobil pick up untuk dikebumikan di Merek Raya. Namun begitu tiba di lokasi, keluarga menaruh curiga, sebab di bagian kepala korban berlumuran darah dan banyak luka. Mereka curiga kematian korban karena penganiayaan.

Keluarga kemudian memutuskan akan melapor ke polisi. Selanjutnya korban dibawa dan dimasukkan ke mobil pick up. Karena mau melapor ke polisi, pihak keluarga pun kemudian membawa mayat ke kantor Polres Simalungun yang berada di Raya.

Petugas yang piket di sana menyarankan membawanya ke forensik RSU Djasamen Saragih Siantar dan kemudian petugas polisi mendampinginya.

Amatan di kamar mayat, korban tampak terlihat kotor dan berlumpur. Sementara di bagian kepalanya terdapat beberapa luka demikian juga pada punggungnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, bahwa korban diduga dibunuh sehingga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut pelakunya.

“Memang dia (korban) sering minum tuak, mungkin karena berkelahi di kampung makanya begini,” ujar br Sinaga, namboru korban.

Laini, adik korban yang datang dari Medan mengatakan, kalau korban sudah berpisah dengan istrinya br Saragih sementara anaknya ada tiga orang. Yang paling kecil berusia empat tahun, dan dua lagi bersama keluarganya yang lain. ‘Kalau kedua orangtua kami sudah lama meninggal. Kalau aku tinggal di Medan. Kami enam semua dan saya anak keempat dan abangku ini (korban) anak ke tiga,” ujarnya. Disinggung apakah korban memiliki sakit selama ini, Laini mengaku kalau abangnya punya sakit seperti sakit ayan. Namun penyakit itu masih baru-baru saja.

Kapolsek Purba AKP Hendri Sinaga membenarkan adanya temuan mayat tersebut dengan kondisi di bagian kepala ada luka-luka diduga karena benturan dari benda keras. Menurutnya, kemungkinan korban dianiaya oleh salah seorang warga karena berselisih paham. “Petugas belum melakukan olah TKP. Karena jaraknya cukup jauh, kedalam saja sampai 15 Km untuk naik mobil, baru jalan kaki lagi sekitar 4 Km. Jadi besok (hari ini) kami olah TKP,” terangnya. (pra/smg)

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Parulian Sinaga (30), warga Sipagaga, Nagori Pangalbuan, Kecamatan Purba ditemukan tewas berlumuran darah di dalam rumahnya, Minggu (12/10) pukul 06.00 WIB.

Informasi yang dihimpun, korban ditemukan pertama kali oleh keluarganya Jabadi Saragih. Penemuan itu kemudian diberitahu kepada warga kampung dan adiknya Dekar Sinaga, warga Batu Duapuluh, Kecamatan Pane.

Oleh Dekar mengajak temannya ke TKP untuk membawa mobil pick up untuk dikebumikan di Merek Raya. Namun begitu tiba di lokasi, keluarga menaruh curiga, sebab di bagian kepala korban berlumuran darah dan banyak luka. Mereka curiga kematian korban karena penganiayaan.

Keluarga kemudian memutuskan akan melapor ke polisi. Selanjutnya korban dibawa dan dimasukkan ke mobil pick up. Karena mau melapor ke polisi, pihak keluarga pun kemudian membawa mayat ke kantor Polres Simalungun yang berada di Raya.

Petugas yang piket di sana menyarankan membawanya ke forensik RSU Djasamen Saragih Siantar dan kemudian petugas polisi mendampinginya.

Amatan di kamar mayat, korban tampak terlihat kotor dan berlumpur. Sementara di bagian kepalanya terdapat beberapa luka demikian juga pada punggungnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, bahwa korban diduga dibunuh sehingga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut pelakunya.

“Memang dia (korban) sering minum tuak, mungkin karena berkelahi di kampung makanya begini,” ujar br Sinaga, namboru korban.

Laini, adik korban yang datang dari Medan mengatakan, kalau korban sudah berpisah dengan istrinya br Saragih sementara anaknya ada tiga orang. Yang paling kecil berusia empat tahun, dan dua lagi bersama keluarganya yang lain. ‘Kalau kedua orangtua kami sudah lama meninggal. Kalau aku tinggal di Medan. Kami enam semua dan saya anak keempat dan abangku ini (korban) anak ke tiga,” ujarnya. Disinggung apakah korban memiliki sakit selama ini, Laini mengaku kalau abangnya punya sakit seperti sakit ayan. Namun penyakit itu masih baru-baru saja.

Kapolsek Purba AKP Hendri Sinaga membenarkan adanya temuan mayat tersebut dengan kondisi di bagian kepala ada luka-luka diduga karena benturan dari benda keras. Menurutnya, kemungkinan korban dianiaya oleh salah seorang warga karena berselisih paham. “Petugas belum melakukan olah TKP. Karena jaraknya cukup jauh, kedalam saja sampai 15 Km untuk naik mobil, baru jalan kaki lagi sekitar 4 Km. Jadi besok (hari ini) kami olah TKP,” terangnya. (pra/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/