Sedangkan untuk rasio elektrifikasi di Kabupaten Mandailing Natal sendiri sudah mencapai 88% dan desa yang belum berlistrik hanya tinggal 30 desa di 7 kecamatan.
General Manager PLN Wilayah Sumatera Utara Feby Joko Priharto memanjatkan puji dan syukur. Sebab PLN sudah tidak defisit lagi.
“PLN sudah tidak lagi defisit semenjak Juli 2017 setelah satu dekade masyarakat Sumatera Utara merasakan pemadaman bergilir. PLN berkomitmen untuk meningkatkan pelayanannya, tak terkecuali Kabupaten Mandailing Natal,” kata Feby.
Feby mengatakan, untuk meningkatkan pembangunan kelistrikan, di Sumatera Utara akan dibangun pembangkit tenaga listrik yang tercantum dalam RUPTL. Seperti PLTP Sorik Merapi kapasitas 300 MW, PLTU Sarulla 3×110 MW, PLTU Pangkalan Susu 2×150 MW, PLTU Mabar 2×150 MW dan PLTU Batang Toru kapasitas 500 MW.
“Listrik itu biasa terkendala 3 (tiga) hal, yaitu geografis sulit, pembebasan lahan serta kesediaan lahan masyarakat untuk dilewati jaringan kami. Untuk itu, demi sistem kelistrikan yang lebih baik, kami mohon dukungan semua komponen masyarakat untuk men-support pembangunan yang dilakukan PLN,” tambahnya.
Kesempatan ramah tamah ini juga sekaligus menjadi ajang pemberian penghargaan kepada Bupati Mandailing Natal atas kerjasamanya membayar rekening listrik kantor Pemerintah Daerah dan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU). Selain itu, untuk keberhasilan bupati membina masyarakat Mandailing Natal untuk membayar rekening listrik tepat waktu.
“Ini bentuk penghargaan kami dari PLN kepada Kabupaten Mandailing Natal. Karena segenap Pemda mampu membina masyarakat untuk bayar listrik tepat waktu,” ujar Manajer PLN Area Padangsidimpuan Ronny Afriyanto pada saat menyerahkan penghargaan.
Acara turut dihadiri oleh Wakapolsek Mandailing Natal, Ketua DPRD Mandailing Natal, Tokoh Adat Mandailing Natal dan seluruh pegawai Pemkab Mandailing Natal serta pegawai PLN Area Padangsidimpuan.(ila/ala)