30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Petani Jagung Minta Kejelasan

UNJUK RASA—Para petani saat berunjukrasa di gedung DPRD Karo menuntut kejelasan mereka. (Solideo/Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO- Ratusan massa Aliansi Masyarakat Petani Jagung (AMPJ) dan Ikatan Mahasiswa Kecamatan Lau Baleng (IMKL) berunjukrasa di kantor DPRD Kabupaten Karo, Senin (13/3) siang. Mereka meminta Pemkab Karo dan DPRD Karo memperhatikan nasib para petani jagung saat membahas Ranperda mengenai Mbal-mbal Nodi.

Sebelum menggelar aksi, massa yang didominasi ibu rumah tanga itu lebih dulu berkumpul untuk menggelar doa bersama di Taman Makam Pahlawan Kabanjahe. Sekira pukl 12.00 WIB, massa yang datang mengendarai truk dan mobil pick-up berisi speaker dan pengeras suara itu, bergerak ke depan gedung wakil rakyat tersebut.

Massa yang berjumlah ratusan memaksa puluhan petugas Satpol-PP dan polisi berjaga ekstra ketat.

Teriknya mentari tak menyurutkan semangat massa yang terus meneriakkan tuntutan mereka di halaman depan gedung DPRD. “Kami minta pemerintah memperhatikan nasib dan kelangsungan hidup kami para petani jagung dalam Ranperda nanti. Karena kami menggantungkan hidup dari bertani jagung,”teriak mereka.

Massa juga membeber saat ini sudah ada dua dusun yang berdiri di kawasan Mbal-mbal yang luasnya lebih kurang 2000 hektar. Semua warga dua dusun itu 100 persen menggantungkan hidup dari pertanian jagung. Saat ini lokasi itu dimanfaatkan untuk peternakan 500 ekor sapi. “Jika semua lahan itu digunakan untuk beternak, kami mau makan apa,” teriak massa.

Tak adanya ketegasan dari pemerintah soal pembagian lahan menyebabkan para petani dan peternak kerap berselesih dan nyaris bentrok.Padahal menurut warga, lahan yang hanya dimanfaatkan sebagai lokasi beternak selama 43 tahun lamanya hasilnya juga tidak maksimal, hingga merugikan negara. Bahkan anggaran yang dialokasikan pemerintah pada peternak juga dinilai tidak memberikan dampak positif bagi negara.

Meski berjam-jam berpanas-panasan di luar, namun Ketua DPRD Karo, Nora Else Surbalti tak kunjung keluar untuk menemui mereka. Hal ini yang membuat massa emosi, hingga meneriaki Nora dari luar. “Ibu Nora yang terhormat, ayo keluar. Temui kami, ini gedung rakya dan Anda adalah wakil rakyat, jadi kenapa tak mau menemui kami,”teriak massa.

Setelah mendesak dan menungu berjam-jam, Nora didampingi Wakil Ketua DPRD Karo, Efendy Sinukaban. Kehadiran kedua wakil rakyat itu sempat jadi gunjingan massa. Apalagi, Nora dan wakilnya langsung menuju tangga agar tak terkena panasnya sinar matahari. Hal ini yang memancing emosi massa. “Mari sini buk, kami saja dari tadi kejemur matahari, kam (kamu) adem ber AC. Kami naik truk kemari,” protes massa.

Karena terus didesak, Nora dan Efendy akhirnya menemui warga. Ironisnya, dalam kesempatan itu, Nora hanya diam seribu bahasa. Kepada warga Efendy mengaku akan membahas tuntutan massa itu. Untuk membahas tuntutan itu, Efendy meminta perwakilan massa masuk ke gedung DPRD.

UNJUK RASA—Para petani saat berunjukrasa di gedung DPRD Karo menuntut kejelasan mereka. (Solideo/Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO- Ratusan massa Aliansi Masyarakat Petani Jagung (AMPJ) dan Ikatan Mahasiswa Kecamatan Lau Baleng (IMKL) berunjukrasa di kantor DPRD Kabupaten Karo, Senin (13/3) siang. Mereka meminta Pemkab Karo dan DPRD Karo memperhatikan nasib para petani jagung saat membahas Ranperda mengenai Mbal-mbal Nodi.

Sebelum menggelar aksi, massa yang didominasi ibu rumah tanga itu lebih dulu berkumpul untuk menggelar doa bersama di Taman Makam Pahlawan Kabanjahe. Sekira pukl 12.00 WIB, massa yang datang mengendarai truk dan mobil pick-up berisi speaker dan pengeras suara itu, bergerak ke depan gedung wakil rakyat tersebut.

Massa yang berjumlah ratusan memaksa puluhan petugas Satpol-PP dan polisi berjaga ekstra ketat.

Teriknya mentari tak menyurutkan semangat massa yang terus meneriakkan tuntutan mereka di halaman depan gedung DPRD. “Kami minta pemerintah memperhatikan nasib dan kelangsungan hidup kami para petani jagung dalam Ranperda nanti. Karena kami menggantungkan hidup dari bertani jagung,”teriak mereka.

Massa juga membeber saat ini sudah ada dua dusun yang berdiri di kawasan Mbal-mbal yang luasnya lebih kurang 2000 hektar. Semua warga dua dusun itu 100 persen menggantungkan hidup dari pertanian jagung. Saat ini lokasi itu dimanfaatkan untuk peternakan 500 ekor sapi. “Jika semua lahan itu digunakan untuk beternak, kami mau makan apa,” teriak massa.

Tak adanya ketegasan dari pemerintah soal pembagian lahan menyebabkan para petani dan peternak kerap berselesih dan nyaris bentrok.Padahal menurut warga, lahan yang hanya dimanfaatkan sebagai lokasi beternak selama 43 tahun lamanya hasilnya juga tidak maksimal, hingga merugikan negara. Bahkan anggaran yang dialokasikan pemerintah pada peternak juga dinilai tidak memberikan dampak positif bagi negara.

Meski berjam-jam berpanas-panasan di luar, namun Ketua DPRD Karo, Nora Else Surbalti tak kunjung keluar untuk menemui mereka. Hal ini yang membuat massa emosi, hingga meneriaki Nora dari luar. “Ibu Nora yang terhormat, ayo keluar. Temui kami, ini gedung rakya dan Anda adalah wakil rakyat, jadi kenapa tak mau menemui kami,”teriak massa.

Setelah mendesak dan menungu berjam-jam, Nora didampingi Wakil Ketua DPRD Karo, Efendy Sinukaban. Kehadiran kedua wakil rakyat itu sempat jadi gunjingan massa. Apalagi, Nora dan wakilnya langsung menuju tangga agar tak terkena panasnya sinar matahari. Hal ini yang memancing emosi massa. “Mari sini buk, kami saja dari tadi kejemur matahari, kam (kamu) adem ber AC. Kami naik truk kemari,” protes massa.

Karena terus didesak, Nora dan Efendy akhirnya menemui warga. Ironisnya, dalam kesempatan itu, Nora hanya diam seribu bahasa. Kepada warga Efendy mengaku akan membahas tuntutan massa itu. Untuk membahas tuntutan itu, Efendy meminta perwakilan massa masuk ke gedung DPRD.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/