26 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Rumah Dinas Guru Jadi Ruang Kelas

Melihat Kondisi Bangunan Sekolah di Secanggang

Peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Langkat, sebagai wujud program pemerintah Kabupaten Langkat, belum sepenuhnya berjalan mulus. Pasalnya, sampai saat ini, masih ada saja bangunan sekolah, sebagai penunjang sarana prasarana pendidikan dalam kondisi rusak parah.

Salah satu bangunan sekolah yang memprihatinkan itu terdapat Sekolah Dasar (SD) Negeri Nomor 058109 Telaga Jernih yang berdiri di Dusun II Balai Gajah, Desa Teluk, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.
Bangunan sekolah yang didirikan pada tahun 1983 itu, hanya memiliki 4 ruang kelas termasuk bangunan satu ruang kelas bantuan pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK) tahun 2007 silam. Sementara sisanya (2 kelas), menggunakan rumah dinas guru.

“Guna menghindari proses belajar secara bergantian (paralel), kita menggunakan kantor guru dan rumah dinas guru sebagai ruang kelas, karena kelas yang ada, tidak mencukupi untuk menampung 110 siswa,” kata Kepala SDN 058109, Suriono, Rabu (13/4).

Lebih lanjut dikatakan dia, secara keseluruhan, kondisi bangunan sekolah sudah lapuk, sehingga sangat menganggu  kenyamanan praktik belajar mengajar. Bahkan para guru, mulai ketakutan berada diruang kelas berlama-lama, karena takut sewaktu-waktu bangunan sekolah akan rubuh.

Kerusakan bangunan, sambung dia, terlihat dari banyaknya plafon yang berlobang, jendela juga sudah banyak yang tidak berkaca, atap ruang kelas juga bocor dan kalau hujan turun, ruangan kelas kerab dibasahi air hujan.
Agar tetap bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, pihak sekolah melakukan perbaikan seadanya menggunakan papan kayu kelapa untuk membatasi antar ruang kelas yang bersebelahan. “Hal inilah yang dilakukan sembari menunggu perhatian pemerintah daerah,”ungkap Suriono.

Ironisnya, selain ruang kelas, ruang perpustakaan sekolah juga tidak ada. Saat ini, ruang perpustakaan berada di kamar mandi bekas yang tidak digunakan lagi. Ukurannya pun sangat minim, hanya berkisar 1 x 2 meter persegi.
Selain itu, kamar mandi untuk siswa juga tidak ada termasuk kamar mandi guru. Para guru dan siswa, berpindah-pindah kerumah warga untuk buang air kecil atau keperluan lainnya. Kondisi ini dirasakan siswa kurun waktu 28 tahun terakhir.

Untuk itu, pihak sekolah meminta kepada Pemkab Langkat, agar memperhatikan kondisi bangunan sekolah, guna kelencaran proses belajar mengajar di sekolah tersebut. “Kami sangat berharap adanya bantuan pemerntah untuk merenovasi bangunan sekolah kami,”pinta pihak sekolah.

Kadis Pendidikan dan Pengajaran (P dan P) Langkat Syam Sumarno ketika ditemui usai mengadakan rapat digedung DPRD Langkat mengatakan, pihaknya tidak bisa langsung mengucurkan bantuan kepada sekolah dimaksud, karena sudah ada pendataan terlebih dahulu. “Untuk saat ini sudah ada data yang masuk kepada kita dari kantor unit, terkait bangunan sekolah yang menjadi prioritas pembangunan tahun ini. Mungkin SDN tadi rusak parah, tapi didaerah lain, ada bangunan sekolah yang lebih parah dari sekolah tersebut, pun begitu, kita tetap perhatikan kedepannya,”ungkap dia.  (ndi)

Melihat Kondisi Bangunan Sekolah di Secanggang

Peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Langkat, sebagai wujud program pemerintah Kabupaten Langkat, belum sepenuhnya berjalan mulus. Pasalnya, sampai saat ini, masih ada saja bangunan sekolah, sebagai penunjang sarana prasarana pendidikan dalam kondisi rusak parah.

Salah satu bangunan sekolah yang memprihatinkan itu terdapat Sekolah Dasar (SD) Negeri Nomor 058109 Telaga Jernih yang berdiri di Dusun II Balai Gajah, Desa Teluk, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.
Bangunan sekolah yang didirikan pada tahun 1983 itu, hanya memiliki 4 ruang kelas termasuk bangunan satu ruang kelas bantuan pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK) tahun 2007 silam. Sementara sisanya (2 kelas), menggunakan rumah dinas guru.

“Guna menghindari proses belajar secara bergantian (paralel), kita menggunakan kantor guru dan rumah dinas guru sebagai ruang kelas, karena kelas yang ada, tidak mencukupi untuk menampung 110 siswa,” kata Kepala SDN 058109, Suriono, Rabu (13/4).

Lebih lanjut dikatakan dia, secara keseluruhan, kondisi bangunan sekolah sudah lapuk, sehingga sangat menganggu  kenyamanan praktik belajar mengajar. Bahkan para guru, mulai ketakutan berada diruang kelas berlama-lama, karena takut sewaktu-waktu bangunan sekolah akan rubuh.

Kerusakan bangunan, sambung dia, terlihat dari banyaknya plafon yang berlobang, jendela juga sudah banyak yang tidak berkaca, atap ruang kelas juga bocor dan kalau hujan turun, ruangan kelas kerab dibasahi air hujan.
Agar tetap bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, pihak sekolah melakukan perbaikan seadanya menggunakan papan kayu kelapa untuk membatasi antar ruang kelas yang bersebelahan. “Hal inilah yang dilakukan sembari menunggu perhatian pemerintah daerah,”ungkap Suriono.

Ironisnya, selain ruang kelas, ruang perpustakaan sekolah juga tidak ada. Saat ini, ruang perpustakaan berada di kamar mandi bekas yang tidak digunakan lagi. Ukurannya pun sangat minim, hanya berkisar 1 x 2 meter persegi.
Selain itu, kamar mandi untuk siswa juga tidak ada termasuk kamar mandi guru. Para guru dan siswa, berpindah-pindah kerumah warga untuk buang air kecil atau keperluan lainnya. Kondisi ini dirasakan siswa kurun waktu 28 tahun terakhir.

Untuk itu, pihak sekolah meminta kepada Pemkab Langkat, agar memperhatikan kondisi bangunan sekolah, guna kelencaran proses belajar mengajar di sekolah tersebut. “Kami sangat berharap adanya bantuan pemerntah untuk merenovasi bangunan sekolah kami,”pinta pihak sekolah.

Kadis Pendidikan dan Pengajaran (P dan P) Langkat Syam Sumarno ketika ditemui usai mengadakan rapat digedung DPRD Langkat mengatakan, pihaknya tidak bisa langsung mengucurkan bantuan kepada sekolah dimaksud, karena sudah ada pendataan terlebih dahulu. “Untuk saat ini sudah ada data yang masuk kepada kita dari kantor unit, terkait bangunan sekolah yang menjadi prioritas pembangunan tahun ini. Mungkin SDN tadi rusak parah, tapi didaerah lain, ada bangunan sekolah yang lebih parah dari sekolah tersebut, pun begitu, kita tetap perhatikan kedepannya,”ungkap dia.  (ndi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/