DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Nek Nur (65), warga Dusun 8 Namocancan, Desa Ajibaho, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, tak pernah menyangka kalau gubuk reotnya dipermak menjadi permanen. Ini berkat Yayasan Baitul Maal Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (YBM UIKSBU) yang merenovasi rumah Nek Nur melalui program Bedah Rumah.
Sebab, tidak sekadar berbuat dan bertindak untuk menerangi negeri, jajaran PT PLN (Persero) juga tak mengenyampingkan keberadaan mereka sebagai makhluk sosial yang juga memiliki tanggungjawab terhadap sesama.
YBM PLN UIKSBU menyasarkan rumah Nek Nur yang kondisinya memprihatinkan, berdinding papan yang sudah lapuk sehingga tak layak huni, berdiri di atas pertapakan 3×7 meter yang selama ini nyemper di sisi rumah warga lain.
Nek Nur selama ini hidup bersama 3 anaknya, di mana salah satu anaknya dalam kondisi berkebutuhan khusus.
Setelah melewati proses renovasi selama sepekan, rumah itu kini akhirnya layak huni. Sebagai tanda selesainya pembangunan rumah itu, pihak manajemen PLN UIKSBU yang diwakili Asisten Manager Sekretariat dan Umum Azhari Abdul Wahab bersama pengurus YBM yang diwakili Juliadi dan Amil YBM Rb Muhammad Marhot Khoirud Zaman, Kamis (9/4), secara simbolis melakukan penyerahan hunian itu kepada pemilik rumah yang sudah dibedah.
Meski berlangsung singkat, prosesi penyerahan rumah yang turut dihadiri Kades Ajibaho Masa Peranginangin, Babinsa Sertu Yudi Baktiar, Bhabinkamtibmas Ajibaho dari Polsek Sibiru-biru Bripda Joani Sembiring beserta sejumlah warga itu tetap berlangsung haru.
“Terima kasih kepada warga dan seluruh perangkat desa yang mendukung program ini. Biaya pembangunan ini semuanya ditanggung oleh YBM, yang merupakan wadah bagi seluruh pegawai PLN yang Muslim untuk menyalurkan zakat sebesar 2,5 persen dari gaji pegawai setiap bulannya,” ucap Azhari dalam pidato singkatnya, tanpa seremonial yang panjang. Kegiatan akhirnya ditutup dengan berfoto bersama.
GM PLN UIKSBU Bambang Iswanto melalui Asisten Manager Sekretariat dan Umum Azhari Abdul Wahab mengatakan, kegiatan itu memang digelar singkat, sebagai bukti bahwa PLN UIKSBU tetap patuh akan aturan pemerintah dan maklumat Kapolri untuk menghindari keramaian dan melakukan sosial atau physical distancing, guna memutus mata rantai wabah Virus Corona.
“Di tengah kegiatan sosial yang kita gelar hari ini, tentunya kita harus tetap mematuhi aturan terkait penanganan Covid-19 ini. Seperti yang kita lihat tadi, kegiatan itu hanya berlangsung sekitar 10 menit dan kita langsung membubarkan diri,” ungkap Azhari.
Azhari menjelaskan, sebelumnya tentang kondisi kediaman Nur itu mereka ketahui dari seorang Bidan Desa setempat bernama Febriani Salha.
“Informasi yang kita terima itu kemudian ditindaklanjuti oleh Tim YBM kami mengecek kondisi rumah, latar belakang dan alas hak pertapakan rumah. Setelah kami berkoordinasi dengan kepala desa dan dipastikan tidak ada masalah, proses pembangunan akhirnya dilakukan,” terangnya.
Dengan menghabiskan biaya sekitar Rp15.200.000, fokus pembangunan meliputi ruangan utama rumah, lantai, dan MCK. “Sebelumnya rumah ini semuanya menjadi satu area disitu dan berlantai tanah. Bahkan kondisi MCK nya juga sangat tidak sehat. Dengan kondisinya saat ini, diharapkan bisa menjadi berkah bagi penerima dan seluruh pegawai PLN di jajaran UIK SBU,” pungkas Azhari. (ila)