HUMBAHAS- Horas Siregar (8 bulan), menderita gizi buruk. Kini buah hati pasangan Kamso Junedi Siregar dan almarhum Cahaya br Hutasoit ini kondisinya memprihatinkan. Horas lahir prematur dengan berat 1,2 kilogram.
Ia dilahirkan 16 Oktober 2010, atau persis satu bulan hi dup bersama dengan ibunya yang meninggal dunia akibat sesak nafas.
Tidak ada Air Susu Ibu (ASI) yang dikecap Horas Siregar. Sebab, pasca melahirkan, penyakit sesak nafas yang diderita ibunya bertambah parah dan meninggal dunia.
Sementara itu, Kamso Junedi Siregar ayah Horas, pergi meninggalkan Horas Siregar di rumah orangtuanya Jauli Siregar (68) dan istri Sonnar br Sihombing (68), di Desa Sibuntuon Partur, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Hingga kini, tidak ada satu keluarga pun yang mengetahui kemana Kamso Junedi Siregar pergi. METRO TAPANULI yang menyambangi kakek dan nenek Horas Siregar, Jumat (12/5) di sebuah kebun kopi miliknya, sekira 4 kilometer dari kediamannya mengaku, prihatin atas sikap anak kandungnya tersebut.
“Saya tidak tahu bagaimana hati anak saya itu terhadap anaknya ini, kenapa sampai ditinggal begitu saja cucu saya ini tanpa pemberitahuan kemana pergi,” ungkap Sonna br Sihombing sambil menggendong cucunya di sebuah gubuk berukuran 2 x 2 meter yang ada di sekitar area kebun kopi. Dia berharap agar pemerintah memperhatikan kondisi cucunya itu. (hor/smg)