28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Kekayaan Sebenarnya

Dato Sri Tahir bersama Bill Gates.
Dato Sri Tahir bersama Bill Gates.

SUMUTPOS.CO – Bagi pengusaha, berhati-hati dalam mengeluarkan dana adalah salah satu prinsip agar tetap bertahan di tengah krisis. Namun, prinsip itu tidak terlalu diindahkan Dato” Sri Prof Dr Tahir MBA jika menyangkut urusan amal.

Chairman and CEO Mayapada Group Indonesia itu meyakini bahwa kekayaan sesungguhnya bukanlah aset perusahaan di mana-mana atau rekening jumbo di perbankan. “Uang yang disimpan di bank is not the real wealth. Uang yang disumbangkan untuk membantu orang itu baru the real wealth,” ungkapnya setelah mengikuti seremoni pemberian bantuan beasiswa senilai Rp 2 miliar kepada mahasiswa Universitas Kristen Petra di Surabaya kemarin.

Tahir yang sempat menempuh pendidikan Teknik Sipil UK Petra meski cuma satu semester itu bahkan punya komitmen untuk terus berbagi sepanjang hidupnya hingga Tuhan menghendakinya berhenti. “Ini philanthropy, bukan CSR (corporate social responsibility). Philanthropy harus bekerja dengan komitmen hati,” tegas orang terkaya nomor 12 di Indonesia versi majalah Forbes dengan nilai harta sekitar USD 2,5 miliar atau Rp 22,5 triliun itu.

Meskipun drop out (DO) dari kuliah, Tahir menyatakan sangat concern pada dunia pendidikan. Pengusaha kelahiran Surabaya itu tak tanggung-tanggung dalam menyisihkan pendapatannya untuk disumbangkan kepada beberapa universitas negeri di tanah air. Selain UK Petra, Tahir menyumbang miliaran rupiah untuk beasiswa mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. (bir/c7/kim)

Dato Sri Tahir bersama Bill Gates.
Dato Sri Tahir bersama Bill Gates.

SUMUTPOS.CO – Bagi pengusaha, berhati-hati dalam mengeluarkan dana adalah salah satu prinsip agar tetap bertahan di tengah krisis. Namun, prinsip itu tidak terlalu diindahkan Dato” Sri Prof Dr Tahir MBA jika menyangkut urusan amal.

Chairman and CEO Mayapada Group Indonesia itu meyakini bahwa kekayaan sesungguhnya bukanlah aset perusahaan di mana-mana atau rekening jumbo di perbankan. “Uang yang disimpan di bank is not the real wealth. Uang yang disumbangkan untuk membantu orang itu baru the real wealth,” ungkapnya setelah mengikuti seremoni pemberian bantuan beasiswa senilai Rp 2 miliar kepada mahasiswa Universitas Kristen Petra di Surabaya kemarin.

Tahir yang sempat menempuh pendidikan Teknik Sipil UK Petra meski cuma satu semester itu bahkan punya komitmen untuk terus berbagi sepanjang hidupnya hingga Tuhan menghendakinya berhenti. “Ini philanthropy, bukan CSR (corporate social responsibility). Philanthropy harus bekerja dengan komitmen hati,” tegas orang terkaya nomor 12 di Indonesia versi majalah Forbes dengan nilai harta sekitar USD 2,5 miliar atau Rp 22,5 triliun itu.

Meskipun drop out (DO) dari kuliah, Tahir menyatakan sangat concern pada dunia pendidikan. Pengusaha kelahiran Surabaya itu tak tanggung-tanggung dalam menyisihkan pendapatannya untuk disumbangkan kepada beberapa universitas negeri di tanah air. Selain UK Petra, Tahir menyumbang miliaran rupiah untuk beasiswa mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. (bir/c7/kim)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/