28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

BPODT: Bangun Ikon Danau Toba!

triadi wibowo/sumut pos
BERPERAHU: Warga sekitar Danau Toba melintas menggunakan perahu di daerah Samosir, belum lama ini. Kementerian PUPR diminta bangun ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Danau Toba merupakan salah satu target pengembangan pariwisata prioritas Indonesia. Pembangunan infrastruktur besar-besaran saat ini terus dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun ada masukan menarik. PUPR disarankan juga membangun sebuah ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

“Saya berlatar belakang arsitek. Pembangunan infrastruktur yang mendukung wisata Danau Toba sudah berjalan. Tapi infrastruktur yang dibangun sifatnya masih fungsional, seperti jalan dan bandara. Kalau saya boleh memberikan masukan, ada infrastruktur yang bersifat ikonik,”

kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo, menjawab Sumut Pos di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Kamis (13/9) Ia menjelaskan, pembangunan infrastruktur yang mendukung Danau Toba sebagai kawasan strategi pariwisata nasional (KSPN), sudah dilakukan sejak tahun 2014.

Saat ini, Danau Toba sudah memiliki akses dari darat maupun udara. Seperti jalan tol Medan-Tebing Tinggi, Bandara Kualanamu di Kabupaten Deliserdang, dan Bandara Silangit (kini Bandara Raja Sisimangaraja XII Internasional Airport) di Kabupaten Tapanuli Utara. Dan saat ini pembangunan lima dermaga di Danau Toba.

“Mengapa saya menyarankan bangun sebuah ikon? Kita melihat destinasi wisata di Vietnam, Malaysia, dan Cina, masing-masing memiliki infrastruktur yang menjadi ikon. Seperti Langkawi Sky Bridge di Malaysia, jembatan kaca di Cina, patung Budha besar di Vietnam, dll,” kata Arie.

Bangunan-bangunan tersebut menjadi ikon dan identik dari lokasi wisata tersebut.”Jika sebuah ikon destinasi diviralkan, akan sangat mendukung pembangunan pariwisata di Danau Toba. Jadi sekali lagi, infrastruktur sifatnya tidak fungsional saja, tapi juga mempromosikan,” jelasnya.

Arie mengatakan, ikon itu sebaiknya memberikan ciri khas Danau Toba. Seperti rumah adat Batak. Atau ikon budaya khas lainnya. “Bila sarana wisata etnis khas dibangun dan ditata, yang tidak dimiliki tempat wisata lainnya, akan sangat baik. Jadi setelah tol dan bandara, satu atau dua tahun ke depan, kita berbicara pembangunan infrastruktur yang ikonit,” ungkap Arie.

Ia juga mendukung rencana Menteri PUPR membangun infrastruktur wisata air. Karena Danau Toba memiliki garis pantai yang bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata unggulan di Danau Toba. Sehingga wisatawan yang berkunjung tak hanya menikmati keindahan alam Danau Toba, tetapi juga sejumlah fasilitas wisata air.

“Dengan panjang pantai Danau Toba saat ini, kita belum memiliki role model yang patut dibanggakan. Ini yang perlu dibenahi,” pungkasnya.

Pembangunan Infrastruktur Harus Dipacu

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekaprov Sumut) Dr Ir Hj Sabrina Msi, juga mendukung pembangunan infrastruktur jalan menuju dan sekitar Danau Toba. Menurutnya, pembangunan itu harus dipacu.

“Seperti pembangunan infrastruktur jalan lingkar luar Danau Toba, peningkatan struktur dan pelebaran jalan lingkar Samosir dan ruas jalan Tele-Pangururan, pelebaran ruas Jalan Simpang Tiga Muara-Bakara, peningkatan ruas Jalan Sipintu Angi-Simpang Salbe-Tiga Ras di Kabupaten Simalungun, Aek Natolu – Ajibata di Kabupaten Toba Samosir,” kata Sabrina pada acara Diseminasi Kebijakan Moneter dengan tema Penguatan Keseimbangan Eksternal Perekonomian dan Strategi Pengembangan Pariwisata, Kamis (13/9) di Gedung BI Medan.

Selain itu, juga peningkatan struktur dan pelebaran jalan ruang Simpang Ronggur Nihuta-Lumban Sihombing di kabupaten Samosir, pembangunan jalan akses menuju dermaga-dermaga, pembangunan jalan Tanjung Morawa-Saribudolok-Tongging, serta pembangunan jalan Tol Feeder Trans Sumatera Segmen Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat. “Bukan hanya infrastruktur jalan namun infrastruktur perekonomian lainnya juga sedang direncanakan dan dijalankan,” ujarnya.

Pengembangan Destinasi Wisata Prioritas Danau Toba ini, lanjut Sabrina, tidak akan berjalan tanpa adanya sinergitas antar daerah, instansi terkait dengan Badan Otoritas Danau Toba untuk mempercepat laju pembangunan pariwisata di Sumatera Utara. “Mudah-mudahan target satu juta wisman di Sumatera Utara dari target nasional 20 juta wisman sampai dengan tahun 2019, tercapai,” sebutnya.

Selain itu, untuk menindaklanjuti rumusan yang ditetapkan pada Rakorpusda, dilakukan penguatan data dan informasi pariwisata Danau Toba. Di antaranya dengan meningkatkan akses pembiayaan bagi kegiatan usaha di sektor pariwisata melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), mengupayakan layanan sistem pembayaran digital di destinasi wisata, meningkatkan promosi destinasi pariwisata Danau Toba, meningkatkan akses/konektivitas darat dan udara menuju destinasi wisata Danau Toba, serta penyelesaian proses sertifikasi lahan untuk pembangunan fasilitas pendukung di sekitar Danau Toba.

“Juga meningkatkan manajemen penanganan sampah dan limbah, serta penyediaan air bersih di destinasi wisata dan peningkatan kualitas SDM dan usaha pariwisata melalui pendidikan vokasi kepada pekerja sektor pariwisata,” ujarnya.

Bandar Udara Internasional Silangit, yang sekarang ini namanya Bandar Udara Internasional Raja Sisingamangaraja XII, menurut Sabrina sangat representatif dan sudah siap menyambut direct flight international. “Diharapkan bandar udara yang merupakan pintu gerbang pariwisata di kawasan Danau Toba ini memberi ekspektasi yang positif bagi wisman dan wisatawan lokal,” tambahnya.

Kepala Departemen Regional I Bank Indonesia Wilayah Sumatera Suhadi mengatakan, kata kunci pengembangan pariwisata adalah sinergis dan akselarasi. “Bagaimana kita semua yang terkait ini sinergis dan langkahnya dipercepat. Kalau bisa besok dikerjakan, jangan tunggu minggu depan atau bulan depan,” sebutnya.

Sebelumnya, Menteri PUPR mengatakan tengah menggarap pembangunan infrastruktur besar-besaran yang mendukung pengembangan Danau Toba. “Danau Toba kita garap besar-besaran. Satu konektifitas, kedua wisata air, jembatannya, air bersih, dan sanitasinya, ketiga penataan rumahnya menjadi tempat wisata etnis,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, akhir pekan lalu.

BI Fokus Transaksi Perbankan

Mendukung pembangunan wisata di Danau Toba, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan BPODT, mendorong perekonomian masyarakat sekitar danau.

“Pariwisata mampu mendorong perekonomian. Nah, kita melihat Danau Toba itu memiliki keindahan alam dan patut didukung sebagai tujuan wisata unggul bertaraf internasional,” kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhadi, pada acara yang sama.

Jika perekonomian masyarakat Danau Toba berkembang, menurutnya akan memberikan dampak positif bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di sekitar Danau Toba. Atas hal itu, “Pariwisata akan meningkatan perekonomian warga di 8 Kabupaten/Kota di sekitar Danau Toba. Lapangan pekerjaan terbuka. Dan pada akhirnya menciptakan devisa bagi negara kita,” tutur Suhadi.

Dengan target kunjungan 1 juta wisman ke Danau Roba pada tahun 2019 (bagian dari target 27 juta wisman ke Indonesia, menurut Suhadi, BI mendukung pelayanan transaksi perbankan di danau Toba. “Baik transaksi tunai maupun non-tunai. Kita memastikan di lokasi wisata tersedia uang pecahan rupiah yang cukup, baik di bank maupun ATM,” sebutnya.

Dengan pelayanan transaksi non-tunai, wisatawan tidak perlu membawa uang banyak. “Nanti wisatawan cukup membawa kartu debit atau kartu kreditnya, sudah bisa melakukan transaksi. Perbankan dan industri sama-sama akan mengembangkan itu. Hal itu akan dilakukan secara bertahap,” tandasnya.

Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo menyambut baik rencana BI ikut serta membangun dan mengembangkan wisata Danau Toba. “Pengembangan Danau Toba tidak bisa dilakukan sendiri. BPODT sendiri selalu berkordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait,” sebut Arie.

Setelah infrastuktur, menurutnya, pemerintah juga memikirkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Karena masyarakat setempat merupakan orang-orang yang berhadapan langsung dengan wisatawan. “Kita mempunyai program sadar wisata.

Kita ingin Danau Toba banyak operator travel lokal yang menjadi mitra travel agen internasional,” ujar Arie.

Saat ini, promosi Danau Toba terus dilakukan, dengan target wisatawan mancanegara.”Tugas BPODT memberi layanan informasi, baik fisik maupun digital,” pungkasnya.(gus)

triadi wibowo/sumut pos
BERPERAHU: Warga sekitar Danau Toba melintas menggunakan perahu di daerah Samosir, belum lama ini. Kementerian PUPR diminta bangun ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Danau Toba merupakan salah satu target pengembangan pariwisata prioritas Indonesia. Pembangunan infrastruktur besar-besaran saat ini terus dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun ada masukan menarik. PUPR disarankan juga membangun sebuah ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

“Saya berlatar belakang arsitek. Pembangunan infrastruktur yang mendukung wisata Danau Toba sudah berjalan. Tapi infrastruktur yang dibangun sifatnya masih fungsional, seperti jalan dan bandara. Kalau saya boleh memberikan masukan, ada infrastruktur yang bersifat ikonik,”

kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo, menjawab Sumut Pos di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Kamis (13/9) Ia menjelaskan, pembangunan infrastruktur yang mendukung Danau Toba sebagai kawasan strategi pariwisata nasional (KSPN), sudah dilakukan sejak tahun 2014.

Saat ini, Danau Toba sudah memiliki akses dari darat maupun udara. Seperti jalan tol Medan-Tebing Tinggi, Bandara Kualanamu di Kabupaten Deliserdang, dan Bandara Silangit (kini Bandara Raja Sisimangaraja XII Internasional Airport) di Kabupaten Tapanuli Utara. Dan saat ini pembangunan lima dermaga di Danau Toba.

“Mengapa saya menyarankan bangun sebuah ikon? Kita melihat destinasi wisata di Vietnam, Malaysia, dan Cina, masing-masing memiliki infrastruktur yang menjadi ikon. Seperti Langkawi Sky Bridge di Malaysia, jembatan kaca di Cina, patung Budha besar di Vietnam, dll,” kata Arie.

Bangunan-bangunan tersebut menjadi ikon dan identik dari lokasi wisata tersebut.”Jika sebuah ikon destinasi diviralkan, akan sangat mendukung pembangunan pariwisata di Danau Toba. Jadi sekali lagi, infrastruktur sifatnya tidak fungsional saja, tapi juga mempromosikan,” jelasnya.

Arie mengatakan, ikon itu sebaiknya memberikan ciri khas Danau Toba. Seperti rumah adat Batak. Atau ikon budaya khas lainnya. “Bila sarana wisata etnis khas dibangun dan ditata, yang tidak dimiliki tempat wisata lainnya, akan sangat baik. Jadi setelah tol dan bandara, satu atau dua tahun ke depan, kita berbicara pembangunan infrastruktur yang ikonit,” ungkap Arie.

Ia juga mendukung rencana Menteri PUPR membangun infrastruktur wisata air. Karena Danau Toba memiliki garis pantai yang bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata unggulan di Danau Toba. Sehingga wisatawan yang berkunjung tak hanya menikmati keindahan alam Danau Toba, tetapi juga sejumlah fasilitas wisata air.

“Dengan panjang pantai Danau Toba saat ini, kita belum memiliki role model yang patut dibanggakan. Ini yang perlu dibenahi,” pungkasnya.

Pembangunan Infrastruktur Harus Dipacu

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekaprov Sumut) Dr Ir Hj Sabrina Msi, juga mendukung pembangunan infrastruktur jalan menuju dan sekitar Danau Toba. Menurutnya, pembangunan itu harus dipacu.

“Seperti pembangunan infrastruktur jalan lingkar luar Danau Toba, peningkatan struktur dan pelebaran jalan lingkar Samosir dan ruas jalan Tele-Pangururan, pelebaran ruas Jalan Simpang Tiga Muara-Bakara, peningkatan ruas Jalan Sipintu Angi-Simpang Salbe-Tiga Ras di Kabupaten Simalungun, Aek Natolu – Ajibata di Kabupaten Toba Samosir,” kata Sabrina pada acara Diseminasi Kebijakan Moneter dengan tema Penguatan Keseimbangan Eksternal Perekonomian dan Strategi Pengembangan Pariwisata, Kamis (13/9) di Gedung BI Medan.

Selain itu, juga peningkatan struktur dan pelebaran jalan ruang Simpang Ronggur Nihuta-Lumban Sihombing di kabupaten Samosir, pembangunan jalan akses menuju dermaga-dermaga, pembangunan jalan Tanjung Morawa-Saribudolok-Tongging, serta pembangunan jalan Tol Feeder Trans Sumatera Segmen Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat. “Bukan hanya infrastruktur jalan namun infrastruktur perekonomian lainnya juga sedang direncanakan dan dijalankan,” ujarnya.

Pengembangan Destinasi Wisata Prioritas Danau Toba ini, lanjut Sabrina, tidak akan berjalan tanpa adanya sinergitas antar daerah, instansi terkait dengan Badan Otoritas Danau Toba untuk mempercepat laju pembangunan pariwisata di Sumatera Utara. “Mudah-mudahan target satu juta wisman di Sumatera Utara dari target nasional 20 juta wisman sampai dengan tahun 2019, tercapai,” sebutnya.

Selain itu, untuk menindaklanjuti rumusan yang ditetapkan pada Rakorpusda, dilakukan penguatan data dan informasi pariwisata Danau Toba. Di antaranya dengan meningkatkan akses pembiayaan bagi kegiatan usaha di sektor pariwisata melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), mengupayakan layanan sistem pembayaran digital di destinasi wisata, meningkatkan promosi destinasi pariwisata Danau Toba, meningkatkan akses/konektivitas darat dan udara menuju destinasi wisata Danau Toba, serta penyelesaian proses sertifikasi lahan untuk pembangunan fasilitas pendukung di sekitar Danau Toba.

“Juga meningkatkan manajemen penanganan sampah dan limbah, serta penyediaan air bersih di destinasi wisata dan peningkatan kualitas SDM dan usaha pariwisata melalui pendidikan vokasi kepada pekerja sektor pariwisata,” ujarnya.

Bandar Udara Internasional Silangit, yang sekarang ini namanya Bandar Udara Internasional Raja Sisingamangaraja XII, menurut Sabrina sangat representatif dan sudah siap menyambut direct flight international. “Diharapkan bandar udara yang merupakan pintu gerbang pariwisata di kawasan Danau Toba ini memberi ekspektasi yang positif bagi wisman dan wisatawan lokal,” tambahnya.

Kepala Departemen Regional I Bank Indonesia Wilayah Sumatera Suhadi mengatakan, kata kunci pengembangan pariwisata adalah sinergis dan akselarasi. “Bagaimana kita semua yang terkait ini sinergis dan langkahnya dipercepat. Kalau bisa besok dikerjakan, jangan tunggu minggu depan atau bulan depan,” sebutnya.

Sebelumnya, Menteri PUPR mengatakan tengah menggarap pembangunan infrastruktur besar-besaran yang mendukung pengembangan Danau Toba. “Danau Toba kita garap besar-besaran. Satu konektifitas, kedua wisata air, jembatannya, air bersih, dan sanitasinya, ketiga penataan rumahnya menjadi tempat wisata etnis,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, akhir pekan lalu.

BI Fokus Transaksi Perbankan

Mendukung pembangunan wisata di Danau Toba, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan BPODT, mendorong perekonomian masyarakat sekitar danau.

“Pariwisata mampu mendorong perekonomian. Nah, kita melihat Danau Toba itu memiliki keindahan alam dan patut didukung sebagai tujuan wisata unggul bertaraf internasional,” kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhadi, pada acara yang sama.

Jika perekonomian masyarakat Danau Toba berkembang, menurutnya akan memberikan dampak positif bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di sekitar Danau Toba. Atas hal itu, “Pariwisata akan meningkatan perekonomian warga di 8 Kabupaten/Kota di sekitar Danau Toba. Lapangan pekerjaan terbuka. Dan pada akhirnya menciptakan devisa bagi negara kita,” tutur Suhadi.

Dengan target kunjungan 1 juta wisman ke Danau Roba pada tahun 2019 (bagian dari target 27 juta wisman ke Indonesia, menurut Suhadi, BI mendukung pelayanan transaksi perbankan di danau Toba. “Baik transaksi tunai maupun non-tunai. Kita memastikan di lokasi wisata tersedia uang pecahan rupiah yang cukup, baik di bank maupun ATM,” sebutnya.

Dengan pelayanan transaksi non-tunai, wisatawan tidak perlu membawa uang banyak. “Nanti wisatawan cukup membawa kartu debit atau kartu kreditnya, sudah bisa melakukan transaksi. Perbankan dan industri sama-sama akan mengembangkan itu. Hal itu akan dilakukan secara bertahap,” tandasnya.

Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo menyambut baik rencana BI ikut serta membangun dan mengembangkan wisata Danau Toba. “Pengembangan Danau Toba tidak bisa dilakukan sendiri. BPODT sendiri selalu berkordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait,” sebut Arie.

Setelah infrastuktur, menurutnya, pemerintah juga memikirkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Karena masyarakat setempat merupakan orang-orang yang berhadapan langsung dengan wisatawan. “Kita mempunyai program sadar wisata.

Kita ingin Danau Toba banyak operator travel lokal yang menjadi mitra travel agen internasional,” ujar Arie.

Saat ini, promosi Danau Toba terus dilakukan, dengan target wisatawan mancanegara.”Tugas BPODT memberi layanan informasi, baik fisik maupun digital,” pungkasnya.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/