LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 200-an rumah warga di lima dusun di Desa Sennah Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu terendam banjir. Luapan air dari daerah aliran sungai (DAS) Bilah. Dusun yang terendam banjir yakni dusun Sonnah, dusun Pandan A dan B, dusun Baringin dan Alur Naga.
Air meluap dampak intensitas curah hujan yang tinggi sepekan terakhir.
“Ya, ada 5 dusun yang terendam banjir,” kata Camat Pangkatan, Datar Sirait, Senin (14/10/2024).
Menurutnya, banjir mengakibatkan, aktivitas warga terganggu dan sejumlah akses transportasi juga terganggu. Hasil informasi yang diperoleh, selain merendam rumah warga, banjir musiman itu juga menggenangi lahan pertanian palawija dan perladangan warga. Selain itu juga, banjir juga merendam perkebunan kelapa sawit warga setempat.
“Banjir berdampak tergenangnya areal pertanian dan perkebunan warga setempat,” tambahnya.
Pantauan Sumut Pos, Minggu 13 Oktober 2024 terdapat 12 titik banjir yang menggenangi badan jalan lintas Sumatera. Kedalaman air bervariasi.
” Untuk genangan di Jalan lintas rata-rata mencapai 40 cm. Meski demikian tidak terlalu mengganggu arus transportasi.
Namun, kata Datar ketinggian air semakin berkurang,” tambahnya.
Camat belum merinci kerugian warga akibat banjir tersebut. Namun, menurutnya belum ada warga yang terpaksa dievakuasi dan membuka posko bencana di sekitar lokasi banjir.
– Pengerukan Muara
Banjir musiman yang kerap melanda warga Desa Sennah, Kecamatan Pangkatan Labuhanbatu ini berbilang kerap terjadi. Khususnya manakala intensitas hujan yang tinggi.
Sejumlah opini menilai jika beberapa faktor penyebab utama banjir tersebut. Diantaranya, fisik sungai Bilah yang semakin dangkal. Juga, efek terjadinya pembendungan fisik sungai.
“Ini banjir yang kerap terjadi. Sudah berulang-ulang. Apabila curah hujan di hulu sungai tinggi,” kata seorang Tokoh masyarakat pesisir Labuhanbatu, David Siregar.
Solusinya, selain menyadarkan sejumlah pihak agar tidak melakukan pembendungan bantaran sungai, juga dibutuhkan adanya proyek pengerukan kedalaman sungai Bilah.
“Pendalaman fisik sungai sangat dibutuhkan. Yakni dengan proses pengerukan dan pengambilan sedimen di dasar muara sungai Bilah dan sungai Barumun,” ulasnya.
Dengan langkah itu juga akan mampu menciptakan fisik sungai Bilah dengan kedalaman yang terbaik. Dan juga mengatasi bencana-bencana banjir yang sering terjadi di sejumlah perumahan berlokasi di bantaran anak sungai.
Menurutnya, calon pemimpin kabupaten Labuhanbatu yang memiliki kepedulian dalam hal ini perlu menjadikannya sebagai skala prioritas dalam visi dan misi kepemimpinannya. Yakni, mengeksploitasi muara sungai Bilah dan Barumun dalam mengatasi persoalan banjir.
“Sebaiknya pemimpin Labuhanbatu kedepan mewacanakan untuk hal ini,” tandasnya. (fdh/han)