30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Mahasiswi Nommensen Tewas Dihantam Tronton

Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN Foto Vicky Sinaga semasa hidup (kiri) dan ibunya yang menangis histeris (kanan).
Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN
Foto Vicky Sinaga semasa hidup (kiri) dan ibunya yang menangis histeris (kanan).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Malang dialami Vikki Nurhasannah Sinaga. Mahasiswi FKIP HKBP Nommensen Pematangsiantar, ini tewas setelah mobil pick up yang dikemudikannya dihantam tronton, saat melaju di jalinsum Siantar-Parapat, Km 7, persis di Nagori Bah Sampuran, Kec. Jorlang Hataran, Senin (13/1), sekitar pukul 05.00 WIB.

Data yang dihimpun dari tempat kejadian perkara (TKP), pagi itu korban hendak pulang setelah mengantar ibunya berjualan di eks Terminal Sukadame Kota Pematangsiantar. Korban yang menetap di Simpang Kawat, Nagori Gunung Mariah, Kec. Dolok Panribuan, ini mengemudikan mobil pick up  Chevrolet Luv BK 8257 LT, melaju dari arah Siantar menuju arah Parapat.

Saat melaju di TKP, dari arah berlawanan muncul truk tronton BK 8769 DP, dikemudikan Tangkas Simbolon(40). Diduga karena kecepatan tinggi, sopir truk tak mampu menghindar dan oleng ke arah kanan jalan. Sementara korban yang tak menduga tetap melaju dan tabrakan tak terhindarkan. Akibat kecelakaan itu, korban tewas dengan kondisi luka robek pada kepala belakang, lengan kiri patah, dada remuk serta kedua kaki luka gugus.

Saat hendak dievakuasi, posisi tubuh korban terhempit di antara stir dan bangku kemudi. Begitupun pengendara truk, berhasil diamankan oleh warga dari lokasi kejadian. Akibat kecelakaan itu, sempat terjadi kemacetan hingga beberapa ratus meter.

Hasil penyelidikan, Tangkas, sopir truk maut ditetapkan sebagai tersangka. Sebab kepada petugas, warga Lapan Lombu, Kel. Nauli, Kec. Sitahuis, Tapanuli Tengah itu ngaku mengantuk saat mengendarai truk bermuatan pinang itu. Ia mengaku baru tersentak ketika mendengar suara klekson korban dari arah depannya. Sayang, posisi dan jarak antara truk dengan mobil yang dikemudikan korban sudah terlalu dekat sehingga tabrakan tak bisa dihindarkan.

“Benar, Tangkas Simbolon selaku sopir truk pengangkut pinang yang saat kejadian datang dari arah Parapat, kita tetapkan sebagai tersangka. Dia mengaku ngantuk hingga truk oleng ke arah kanan sopir. Maka terjadilah hantaman keras,” jelas Ompungsunggu setelah dikonfirmasi dua jam berikutnya.

 

AMBIL ALIH PERAN AYAH

Informasi lain tentang kecelakaan yang menewaskan mahasiswi jurusan Bahasa Inggris di FKIP Nomensen Siantar, ini diterima ibu kandung korban Nurhayati br Gultom (45), dua jam kemudian. Pagi itu, Nurhayati br Gultom masih sibuk menjajakan barang palawija hasil panen warga di kampungnya.

Mendengar kabar itu, sontak mencuri perhatian para pedagang dan warga sekitar di Eks Terminal Sukadame, karena ibu tiga anak ini langsung teriak histeris dan minta diantarkan ke kamar mayat RSU dr Djasamen Saragih, sesuai petunjuk petugas kepolisian. Tiba di kamar mayat, Nurhayati br Gultom sempat pingsan karena tidak tahan melihat jenazah putrinya. Beberapa menit kemudian, Nurhayati tersadar dan kembali histeris.

“Borukku, sai burju do ho mandalatton titah palimahon i. Anggo boima haduan ho berhasili i kuliahmi (Putriku, baiknya engkau menjalankan perintah kelima Tuhan itu, seharusnya bisalah kau berhasil nanti dalam perkuliahanmu),” jerit Nurhayati di hadapan rekannya sesama pedagang.

Hosanna Pasaribu (40), rekan Nurhayati menuturkan, Vikki yang akrab disapa Kuteng, merupakan anak yang patut dipuji. Tiap hari dengan wajah ramahnya, korban selalu menyapa para pedagang di sekitar tempat ibunya berjualan. Dengan gigihnya pula, mampu mengangkat barang dagangan di atas 50 Kg, saat mengantar Nurhayati. Lebih simpatiknya lagi, para pedagang salut ketika korban berani mengemudikan sendiri mobil pick up milik ayahnya guna mengangkut hasil panen palawija untuk dijual Nurhayati di Pasar Pagi Parluasan. Karena itu pula, dua bulan lalu, korban baru saja mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM).

“Memang betullah titah palimahon (perintah kelima) Tuhan itu dijalankan si Kuteng. Bekerja membantu orangtua sambil kuliah. Makanya, seperti itu mamaknya (Nurhayati) menangis teriak-teriak,” kata pedagang lainnya D br Saragih (38).

Menurut Saragih, pekerjaan yang lazim dilakukan kaum adam itu terpaksa dilakukan Kuteng (korban) sejak ayahnya jatuh sakit dan tak lagi bisa bekerja selama lima tahun terakhir. Bahkan, beberapa kali keluar masuk rumah sakit namun penyakit dalam yang diderita ayahnya tak kunjung sembuh. Karena kondisi keuangan menipis, ayahnya terpaksa rawat jalan dengan kondisi terimpus. Karena kepedulian keluarga lainnya, perawatan Karlo Sinaga (49), ayah korban bisa dilakukan di rumah. “Ada keluarga kita yang menjaga di rumah,” sebut Marsurin Sinaga (60), bapatua korban saat ditemui di sekitar kamar mayat.

Sembari menghusap air mata, Marsurin Sinaga, berkisah ketika kebaktian Gereja hari Minggu kemarin. Wajah almarhum berseri-seri, Kuteng terlihat menegur dan beberapa kali menyalami warga di kampung. Tidak heran, meski tingkahnya sedikit aneh, namun tak curiga pula mengingat sikap Kuteng yang cukup ramah kepada setiap warga kampung. Lebih terkesan lagi, selain mobil pick up, mobil truk Colt Diesel tiga perempat milik ayahnya juga sudah mampu dikendarai Kuteng. Jelas kemampuan itu semakin membuat warga benar-benar simpati dengan sosok anak perempuan satu-satunya dalam keluarganya.

Sapaan kepada warga usai mengikuti kebaktian gereja, ternyata isyarat terakhir kali ada di kampung Gunung Maria, Dolok Panribuan.  “Dia (korban) ini sangat baik. Semua bisa dilakukannya. Bekerja membantu mamaknya karena dia memperjuangkan kuliahnya. Kerjaan bapaknya saja sudah bisa dilakukan, apa nggak bangga punya anak seperti dia,” kata Marsurin lagi. Rencana keluarga, dua hari jenazah korban akan disemayamkan di rumah duka di Nagori Gunung Mariah, meski tidak ada acara adat yang wajib dijalankan.

Namun lebih kepada harapan agar Hisar Sinaga abang kandung korban yang saat ini sekolah pelayaran di Pulau Jawa. Sedangkan saudara ke tiga atau adik kandung korban, Gonggom Sinaga (14) berada di rumah. Kasus itu sudah ditangani Polsek Tiga Dolok dengan mengamankan sopir truk untuk diperiksa lebih lanjut. Sementara korban dibawa ke instalasi jenazah RSU Djasamen Saragih untuk kepentingan visium.

“Truk dan sopirnya sudah kita amankan, begitu juga pickup. Setelah divisium, jenazah korban kita serahkan pada keluarganya,” kata Kapos Lantas Polsek Tiga Dolok, Aiptu S Ompusunggu saat dikonfirmasi. (dho/dro/deo)

Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN Foto Vicky Sinaga semasa hidup (kiri) dan ibunya yang menangis histeris (kanan).
Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN
Foto Vicky Sinaga semasa hidup (kiri) dan ibunya yang menangis histeris (kanan).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Malang dialami Vikki Nurhasannah Sinaga. Mahasiswi FKIP HKBP Nommensen Pematangsiantar, ini tewas setelah mobil pick up yang dikemudikannya dihantam tronton, saat melaju di jalinsum Siantar-Parapat, Km 7, persis di Nagori Bah Sampuran, Kec. Jorlang Hataran, Senin (13/1), sekitar pukul 05.00 WIB.

Data yang dihimpun dari tempat kejadian perkara (TKP), pagi itu korban hendak pulang setelah mengantar ibunya berjualan di eks Terminal Sukadame Kota Pematangsiantar. Korban yang menetap di Simpang Kawat, Nagori Gunung Mariah, Kec. Dolok Panribuan, ini mengemudikan mobil pick up  Chevrolet Luv BK 8257 LT, melaju dari arah Siantar menuju arah Parapat.

Saat melaju di TKP, dari arah berlawanan muncul truk tronton BK 8769 DP, dikemudikan Tangkas Simbolon(40). Diduga karena kecepatan tinggi, sopir truk tak mampu menghindar dan oleng ke arah kanan jalan. Sementara korban yang tak menduga tetap melaju dan tabrakan tak terhindarkan. Akibat kecelakaan itu, korban tewas dengan kondisi luka robek pada kepala belakang, lengan kiri patah, dada remuk serta kedua kaki luka gugus.

Saat hendak dievakuasi, posisi tubuh korban terhempit di antara stir dan bangku kemudi. Begitupun pengendara truk, berhasil diamankan oleh warga dari lokasi kejadian. Akibat kecelakaan itu, sempat terjadi kemacetan hingga beberapa ratus meter.

Hasil penyelidikan, Tangkas, sopir truk maut ditetapkan sebagai tersangka. Sebab kepada petugas, warga Lapan Lombu, Kel. Nauli, Kec. Sitahuis, Tapanuli Tengah itu ngaku mengantuk saat mengendarai truk bermuatan pinang itu. Ia mengaku baru tersentak ketika mendengar suara klekson korban dari arah depannya. Sayang, posisi dan jarak antara truk dengan mobil yang dikemudikan korban sudah terlalu dekat sehingga tabrakan tak bisa dihindarkan.

“Benar, Tangkas Simbolon selaku sopir truk pengangkut pinang yang saat kejadian datang dari arah Parapat, kita tetapkan sebagai tersangka. Dia mengaku ngantuk hingga truk oleng ke arah kanan sopir. Maka terjadilah hantaman keras,” jelas Ompungsunggu setelah dikonfirmasi dua jam berikutnya.

 

AMBIL ALIH PERAN AYAH

Informasi lain tentang kecelakaan yang menewaskan mahasiswi jurusan Bahasa Inggris di FKIP Nomensen Siantar, ini diterima ibu kandung korban Nurhayati br Gultom (45), dua jam kemudian. Pagi itu, Nurhayati br Gultom masih sibuk menjajakan barang palawija hasil panen warga di kampungnya.

Mendengar kabar itu, sontak mencuri perhatian para pedagang dan warga sekitar di Eks Terminal Sukadame, karena ibu tiga anak ini langsung teriak histeris dan minta diantarkan ke kamar mayat RSU dr Djasamen Saragih, sesuai petunjuk petugas kepolisian. Tiba di kamar mayat, Nurhayati br Gultom sempat pingsan karena tidak tahan melihat jenazah putrinya. Beberapa menit kemudian, Nurhayati tersadar dan kembali histeris.

“Borukku, sai burju do ho mandalatton titah palimahon i. Anggo boima haduan ho berhasili i kuliahmi (Putriku, baiknya engkau menjalankan perintah kelima Tuhan itu, seharusnya bisalah kau berhasil nanti dalam perkuliahanmu),” jerit Nurhayati di hadapan rekannya sesama pedagang.

Hosanna Pasaribu (40), rekan Nurhayati menuturkan, Vikki yang akrab disapa Kuteng, merupakan anak yang patut dipuji. Tiap hari dengan wajah ramahnya, korban selalu menyapa para pedagang di sekitar tempat ibunya berjualan. Dengan gigihnya pula, mampu mengangkat barang dagangan di atas 50 Kg, saat mengantar Nurhayati. Lebih simpatiknya lagi, para pedagang salut ketika korban berani mengemudikan sendiri mobil pick up milik ayahnya guna mengangkut hasil panen palawija untuk dijual Nurhayati di Pasar Pagi Parluasan. Karena itu pula, dua bulan lalu, korban baru saja mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM).

“Memang betullah titah palimahon (perintah kelima) Tuhan itu dijalankan si Kuteng. Bekerja membantu orangtua sambil kuliah. Makanya, seperti itu mamaknya (Nurhayati) menangis teriak-teriak,” kata pedagang lainnya D br Saragih (38).

Menurut Saragih, pekerjaan yang lazim dilakukan kaum adam itu terpaksa dilakukan Kuteng (korban) sejak ayahnya jatuh sakit dan tak lagi bisa bekerja selama lima tahun terakhir. Bahkan, beberapa kali keluar masuk rumah sakit namun penyakit dalam yang diderita ayahnya tak kunjung sembuh. Karena kondisi keuangan menipis, ayahnya terpaksa rawat jalan dengan kondisi terimpus. Karena kepedulian keluarga lainnya, perawatan Karlo Sinaga (49), ayah korban bisa dilakukan di rumah. “Ada keluarga kita yang menjaga di rumah,” sebut Marsurin Sinaga (60), bapatua korban saat ditemui di sekitar kamar mayat.

Sembari menghusap air mata, Marsurin Sinaga, berkisah ketika kebaktian Gereja hari Minggu kemarin. Wajah almarhum berseri-seri, Kuteng terlihat menegur dan beberapa kali menyalami warga di kampung. Tidak heran, meski tingkahnya sedikit aneh, namun tak curiga pula mengingat sikap Kuteng yang cukup ramah kepada setiap warga kampung. Lebih terkesan lagi, selain mobil pick up, mobil truk Colt Diesel tiga perempat milik ayahnya juga sudah mampu dikendarai Kuteng. Jelas kemampuan itu semakin membuat warga benar-benar simpati dengan sosok anak perempuan satu-satunya dalam keluarganya.

Sapaan kepada warga usai mengikuti kebaktian gereja, ternyata isyarat terakhir kali ada di kampung Gunung Maria, Dolok Panribuan.  “Dia (korban) ini sangat baik. Semua bisa dilakukannya. Bekerja membantu mamaknya karena dia memperjuangkan kuliahnya. Kerjaan bapaknya saja sudah bisa dilakukan, apa nggak bangga punya anak seperti dia,” kata Marsurin lagi. Rencana keluarga, dua hari jenazah korban akan disemayamkan di rumah duka di Nagori Gunung Mariah, meski tidak ada acara adat yang wajib dijalankan.

Namun lebih kepada harapan agar Hisar Sinaga abang kandung korban yang saat ini sekolah pelayaran di Pulau Jawa. Sedangkan saudara ke tiga atau adik kandung korban, Gonggom Sinaga (14) berada di rumah. Kasus itu sudah ditangani Polsek Tiga Dolok dengan mengamankan sopir truk untuk diperiksa lebih lanjut. Sementara korban dibawa ke instalasi jenazah RSU Djasamen Saragih untuk kepentingan visium.

“Truk dan sopirnya sudah kita amankan, begitu juga pickup. Setelah divisium, jenazah korban kita serahkan pada keluarganya,” kata Kapos Lantas Polsek Tiga Dolok, Aiptu S Ompusunggu saat dikonfirmasi. (dho/dro/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/