26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dedi Iskandar Terus Gelorakan Peduli Palestina dan Motivasi Masyarakat di Karo

KARO, SUMUTPOS.CO – Ketua PW Al Jam’iyatul Washliyah (Al-Washliyah) Sumatera Utara (Sumut), Ust Dedi Iskandar Batubara memotivasi ratusan umat Muslim di Tigabinanga, Kabupaten Karo agar terus menguatkan kepedulian kepada Palestina, baik dalam bentuk doa maupun bantuan finansial, sebagai sebuah hadiah dari seorang saudara.

Sambutan tersebut disampaikan Dedi Iskandar Batubara, dalam kegiatan Tabligh Akbar for Palestine, Tigabinanga-Juhar di Lapangan Pesantren Sirajul Huda, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, Minggu (14/1/24). Hadir diantaranya Wakil Ketua PW Al-Washliyah Sumut Tuah Aman dan Penceramah, Ust Abdul Latif Khan serta 500-an umat Muslim dari Tigabinanga dan Juhar.

“Dalam Alquran disebut Baitulmaqdis, atau Alquds, yang kita kenal sebagai bumi Palestina. Sebuah negara yang sesungguhnya punya hak untuk merdeka, tetapi nasibnya tidak diakui oleh dunia internasional sebagai negara yang berdaulat,” ujar Dedi Iskandar Batubara.

Kepada masyarakat yang memadati lapangan upacara, Dedi Iskandar Batubara menyampaikan sejumlah alasan kenapa umat Muslim seharusnya memberikan pembelaan yang kuat kepada Palestina. Sebab dalam ajaran Agama, Baitulmaqdis atau Masjidil AL-Aqsho merupakan kiblat pertama. Karena itu wajar muncul pembelaan masyarakat Indonesia kepada Palestina.

“Kedua, Palestina itu bumi para Anbiya, Nabi dan Rasul lahir di bumi Palasetina. Ada Nabi Ibrahim AS, Ishak AS, Yakub AS bahkan Isa AS. Cerita para nabi dan rasul di Palestina, berbagai peristiwa itu tercatat dalam Alquran, dikisahkan oleh para nabi, dikisahkan pada banyak kitab, sehingga kita wajar jika mencintai Palestina, sama seperti kita mencintai para Rasul,” jelas Anggota DPD RI asal Sumut ini.

Alasan ketiga katanya, Baitulmaqdis juga merupakan tempat Rasulullah SAW berangkat Mi’raj. Dari Mekah, singgah ke Palestina sebelum kemudian menjemput perintah salat di Sidratul Muntaha.

Selanjutnya, Dedi Iskandar Batubara pun meyakinkan dan memotivasi masyarakat di Kabupaten Karo ini untuk memahami bahwa bangsa dan negara di dunia tidak boleh membiarkan ada penjajahan. Seperti Indonesia yang punya hak untuk merdeka, dimana saat sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945, Negara Mesir dan Palestina mendukung penuh bangsa ini untuk merdeka.

“Harga itu cukup mahal bagi kita. Kalau boleh tidak ada keduanya mendeklarasi mendukung kemerdekaan Indonesia, belum tentu hari ini ada NKRI. Kita berhutang sejarah dan kemerdekaan kepada mereka. Jauh sebelum bangsa kita hadir seperti ini. Karenanya, kalau semua orang punya hak untuk merdeka, Palestina juga punya hak yang sama,” sebut Dedi Iskandar Batubara.

Pesan motivasi berikutnya, Dedi mengatakan bahwa seluruh kegiatan doa bersama, pengumpulan donasi untuk Palestina yang kerap digelar masyarakat Indonesia di berbagai pelosok negeri, lebih pantas disebut dengan pemberian hadiah kepada saudara daripada sumbangan. Mengingat baginya, saudara Palestina tidak membutuhkan rasa kasihan dari warga dunia.

“Kenapa mereka sesungguhnya tidak butuh dikasihani? Karena mereka itu berjuang menegakkan Kalimah Allah, dan mereka akan syahid, masuk surge. Yang perlu dikasihani itu kita, karena kita di sini belum tentu masuk surga,” sebutnya.

Senada dengan itu, Ustaz Abdul Latif Khan dalam ceramahnya mengatakan bahwa hingga kini, korban meninggal dunia di Palestina sejak penyerangan Oktober lalu oleh Israel, mencapai 23 ribu orang. Bahkan ia menceritakan bagaimana sadisnya cara zionis memperlakukan warga Palestina, maupun rumah ibadah di negara itu.

“Kalau kita sebut ini adalah aksi genosida, pembantian. Mereka menghancurkan Masjid, dan ada tujuh gereja yang dibom oleh Israel. Jadi ini bukan pembantian bagi umat Islam saja, tetapi kejahatan kemanusiaan,” kata Ustaz Abdul Latif Khan.

Dalam kegiatan tersebut, turut dikumpulkan bantuan dari para jemaah yang hadir, baik melalui sumbangan ke kotak amal maupun dengan melelang puluhan syal berbendera Palestina.

Sebelumnya, Dedi Iskandar Batubara juga menyempatkan diri menyematkan jubah kepada puluhan Imam/Khatib Salat Jumat se-Kabupaten Dairi di Masjid Al-Ikhlas, Desa Sikerbo Julu, Sidikalang. Penyematan jubah tersebut sebagai tanda penghormatan Al-Washliyah kepada para ulama yang memberikan pengajaran bagi umat.(gus)

KARO, SUMUTPOS.CO – Ketua PW Al Jam’iyatul Washliyah (Al-Washliyah) Sumatera Utara (Sumut), Ust Dedi Iskandar Batubara memotivasi ratusan umat Muslim di Tigabinanga, Kabupaten Karo agar terus menguatkan kepedulian kepada Palestina, baik dalam bentuk doa maupun bantuan finansial, sebagai sebuah hadiah dari seorang saudara.

Sambutan tersebut disampaikan Dedi Iskandar Batubara, dalam kegiatan Tabligh Akbar for Palestine, Tigabinanga-Juhar di Lapangan Pesantren Sirajul Huda, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, Minggu (14/1/24). Hadir diantaranya Wakil Ketua PW Al-Washliyah Sumut Tuah Aman dan Penceramah, Ust Abdul Latif Khan serta 500-an umat Muslim dari Tigabinanga dan Juhar.

“Dalam Alquran disebut Baitulmaqdis, atau Alquds, yang kita kenal sebagai bumi Palestina. Sebuah negara yang sesungguhnya punya hak untuk merdeka, tetapi nasibnya tidak diakui oleh dunia internasional sebagai negara yang berdaulat,” ujar Dedi Iskandar Batubara.

Kepada masyarakat yang memadati lapangan upacara, Dedi Iskandar Batubara menyampaikan sejumlah alasan kenapa umat Muslim seharusnya memberikan pembelaan yang kuat kepada Palestina. Sebab dalam ajaran Agama, Baitulmaqdis atau Masjidil AL-Aqsho merupakan kiblat pertama. Karena itu wajar muncul pembelaan masyarakat Indonesia kepada Palestina.

“Kedua, Palestina itu bumi para Anbiya, Nabi dan Rasul lahir di bumi Palasetina. Ada Nabi Ibrahim AS, Ishak AS, Yakub AS bahkan Isa AS. Cerita para nabi dan rasul di Palestina, berbagai peristiwa itu tercatat dalam Alquran, dikisahkan oleh para nabi, dikisahkan pada banyak kitab, sehingga kita wajar jika mencintai Palestina, sama seperti kita mencintai para Rasul,” jelas Anggota DPD RI asal Sumut ini.

Alasan ketiga katanya, Baitulmaqdis juga merupakan tempat Rasulullah SAW berangkat Mi’raj. Dari Mekah, singgah ke Palestina sebelum kemudian menjemput perintah salat di Sidratul Muntaha.

Selanjutnya, Dedi Iskandar Batubara pun meyakinkan dan memotivasi masyarakat di Kabupaten Karo ini untuk memahami bahwa bangsa dan negara di dunia tidak boleh membiarkan ada penjajahan. Seperti Indonesia yang punya hak untuk merdeka, dimana saat sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945, Negara Mesir dan Palestina mendukung penuh bangsa ini untuk merdeka.

“Harga itu cukup mahal bagi kita. Kalau boleh tidak ada keduanya mendeklarasi mendukung kemerdekaan Indonesia, belum tentu hari ini ada NKRI. Kita berhutang sejarah dan kemerdekaan kepada mereka. Jauh sebelum bangsa kita hadir seperti ini. Karenanya, kalau semua orang punya hak untuk merdeka, Palestina juga punya hak yang sama,” sebut Dedi Iskandar Batubara.

Pesan motivasi berikutnya, Dedi mengatakan bahwa seluruh kegiatan doa bersama, pengumpulan donasi untuk Palestina yang kerap digelar masyarakat Indonesia di berbagai pelosok negeri, lebih pantas disebut dengan pemberian hadiah kepada saudara daripada sumbangan. Mengingat baginya, saudara Palestina tidak membutuhkan rasa kasihan dari warga dunia.

“Kenapa mereka sesungguhnya tidak butuh dikasihani? Karena mereka itu berjuang menegakkan Kalimah Allah, dan mereka akan syahid, masuk surge. Yang perlu dikasihani itu kita, karena kita di sini belum tentu masuk surga,” sebutnya.

Senada dengan itu, Ustaz Abdul Latif Khan dalam ceramahnya mengatakan bahwa hingga kini, korban meninggal dunia di Palestina sejak penyerangan Oktober lalu oleh Israel, mencapai 23 ribu orang. Bahkan ia menceritakan bagaimana sadisnya cara zionis memperlakukan warga Palestina, maupun rumah ibadah di negara itu.

“Kalau kita sebut ini adalah aksi genosida, pembantian. Mereka menghancurkan Masjid, dan ada tujuh gereja yang dibom oleh Israel. Jadi ini bukan pembantian bagi umat Islam saja, tetapi kejahatan kemanusiaan,” kata Ustaz Abdul Latif Khan.

Dalam kegiatan tersebut, turut dikumpulkan bantuan dari para jemaah yang hadir, baik melalui sumbangan ke kotak amal maupun dengan melelang puluhan syal berbendera Palestina.

Sebelumnya, Dedi Iskandar Batubara juga menyempatkan diri menyematkan jubah kepada puluhan Imam/Khatib Salat Jumat se-Kabupaten Dairi di Masjid Al-Ikhlas, Desa Sikerbo Julu, Sidikalang. Penyematan jubah tersebut sebagai tanda penghormatan Al-Washliyah kepada para ulama yang memberikan pengajaran bagi umat.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/