Menyikapi maraknya barang terlarang khususnya narkoba masuk melalui laut yang dijadikan sebagai jalur strategi, petugas keamanan TNI AL terus memperkuat informasi melalui intelejen di jalur perbatasan. “Kita tahu, jalur laut sangat strategis dilakukan para mafia untuk melakukan penyelundupan, baik itu barang-barang yang bebas dari beban pajak maupun narkoba,” kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Lantamal I, Mayor Laut (KH) Sahala Sinaga.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan pengawasan dengan memperkuat intelijen di jalur perbatasan dengan saling kordinasi kepada sekeliling armada laut yang menjadi sumber informasi. “Dengan adanya intelejen yang kita perkuat, maka kita bisa menembus informasi terhadap barang – barang terlarang, untuk itu kita lakukan pengamanan dengan patroli rutin,” kata Sahala.
Selama ini, dengan adanya patroli rutin, banyak penindakan terhadap barang terlarang yang diamankan. Oleh karena itu, sistem patroli rutin dengan menganalisa kapal – kapal dicurigai dapat mengantisipasi masuknya barang dari luar negeri. “Setiap hari, ada banyak kapal TNI AL melakukan patroli di sekitaran perairan, baik itu KRI, kapal patroli dari Lanal dan kapal patroli kecil,” ungkap Sahala.
Ditambahkan Sahala, Lantamal I memiliki 5 Pangkalan TNI AL (Lanal) yang dapat menutup akses dan mengawasi masuknya barang terlarang. “Dengan adanya Lanal, maka sistem pengawasan dapat dilakukan secara terpusat, setiap Lanal dapat melakukan pemantaian secara langsung, sehingga kapan yang melintas dapat dideteksi,” kata Sahala.
Disinggung, bagaimana menindak dan mengetahui adanya penyelundupan yang masuk, perwira berpangkat satu bunga melati ini tidak mempungkiri sulitnya mengatasi penyelundupan.
Hanya saja, dengan adanya intelejen dan sumber informasi serta kordinasi dari negara lain, maka penyelundupan dapat dideteksi. “Itu semua bisa kita lakukan adanya sistem kordinasi dalam mengatasi penyelundupan yang sering terjadi,” jelas Sahala. (dvs/adz)