27.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

PDIP Condong ke Petahana

Foto: Ricardo/JPNN.com
Peserta calon kepala daerah saat mengikuti Sekolah Calon kepala Daerah PDIP angkatan I di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (3/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Kader internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum juga ada yang mendaftar untuk Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018. Padahal, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumut sudah membuka penjaringan Bakal Calon (Balon) Gubernur Sumut (Gubsu).

Sejumlah nama-nama beken berskala nasional maupun skala lokal sebelumnya sempat digadang-gadang bakal mendaftar diri. Seperti Maruara Sirait, Syukur Nababan, Junimart Girsang serta Trimedya Panjaitan yang namanya sudah dikenal di kancah politik nasional. Sedangkan kader wilayah Sumut ada Japorman Saragih, Jumiran Abdi.

Sekretaris DPD PDIP Sumut, Soetarto angkat bicara mengenai belum adanya kader internal yang melamar menjadi Balon Gubsu di penjaringan yang sedang berlangsung.

“Memang ada beberapa nama dari internal potensial seperti Ara, Syukur Nababan, Junimart Girsang. Ketua DPD PDIP Sumut, Japorman Saragih serta Jumiran Abdi, tapi mereka semua sampai saat ini belum ada yang melamar secara resmi,” ujarnya, kemarin.

Menurutnya, ada sedikit perbedaan antara kader dan nonkader yang ingin mengikuti mekanisme partai.

“Kalau eksternalkan harus ikut penjaringan, kalau dari internal memang menunggu perintah atau penugasan Dewan Pimpinan Pusat,” ucapnya.

Dia mengatakan untuk penjaringan Balon Gubsu di DPD PDIP Sumut masih menyisakan dua pekan lagi. Dibuka sampai 31 Juli 2017. “Jadi, segala sesuatu masih memungkinkan, politik itu dinamis dan fleksibel,” tambahnya.

Kondisi ini tentu sangat miris. Mengingat PDIP saat pemilu 2014 merupakan pemenang kedua sehingga memiliki 16 kursi di DPRD Sumut. Untuk mengusung pasangan calon (Paslon), PDIP sebenarnya cukup berkoalisi dengan parpol yang memiliki 4 kursi agar memenuhi syarat minimal.

Pengamat Politik, Ikhyar Velayati Harahap menyayangkan sikap PDIP yang tidak berani mengusung kader sendiri di Pilgubsu 2018, padahal memiliki jumlah kursi mayoritas.

Sebenarnya, kata dia, dengan 16 kursi PDIP bisa memajukan kadernya untuk duduk di calon Gubsu. “Tinggal cari berkoalisi dengan siapa, kursi calon wakil bisa diberikan kepada parpol koalisi,” ucapnya.

Justru yang dilakukan PDIP saat ini, diakuinya jauh dari partai yang disebut-sebut mampu melahirkan kader potensial.

“PDIP seperti lebih condong ke incumbent. Mereka melakukan itu karena berpikir realistis, peluang menang lebih besar. Mungkin sudah trauma dengan kekalahan di dua edisi pilgubsu sebelumnya,” tuturnya.

Kader PDIP yang berasal dari DPP seperti Maruara Sirait, Sykur Nababan, Junimart Girsang diakuinya sulit untuk maju karena faktor agama.

“Memang kita tidak bicara SARA, cuma itu kenyataan saat ini. Pilkada DKI juga berpengaruh,” katanya.(dik/azw)

Foto: Ricardo/JPNN.com
Peserta calon kepala daerah saat mengikuti Sekolah Calon kepala Daerah PDIP angkatan I di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (3/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Kader internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum juga ada yang mendaftar untuk Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018. Padahal, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumut sudah membuka penjaringan Bakal Calon (Balon) Gubernur Sumut (Gubsu).

Sejumlah nama-nama beken berskala nasional maupun skala lokal sebelumnya sempat digadang-gadang bakal mendaftar diri. Seperti Maruara Sirait, Syukur Nababan, Junimart Girsang serta Trimedya Panjaitan yang namanya sudah dikenal di kancah politik nasional. Sedangkan kader wilayah Sumut ada Japorman Saragih, Jumiran Abdi.

Sekretaris DPD PDIP Sumut, Soetarto angkat bicara mengenai belum adanya kader internal yang melamar menjadi Balon Gubsu di penjaringan yang sedang berlangsung.

“Memang ada beberapa nama dari internal potensial seperti Ara, Syukur Nababan, Junimart Girsang. Ketua DPD PDIP Sumut, Japorman Saragih serta Jumiran Abdi, tapi mereka semua sampai saat ini belum ada yang melamar secara resmi,” ujarnya, kemarin.

Menurutnya, ada sedikit perbedaan antara kader dan nonkader yang ingin mengikuti mekanisme partai.

“Kalau eksternalkan harus ikut penjaringan, kalau dari internal memang menunggu perintah atau penugasan Dewan Pimpinan Pusat,” ucapnya.

Dia mengatakan untuk penjaringan Balon Gubsu di DPD PDIP Sumut masih menyisakan dua pekan lagi. Dibuka sampai 31 Juli 2017. “Jadi, segala sesuatu masih memungkinkan, politik itu dinamis dan fleksibel,” tambahnya.

Kondisi ini tentu sangat miris. Mengingat PDIP saat pemilu 2014 merupakan pemenang kedua sehingga memiliki 16 kursi di DPRD Sumut. Untuk mengusung pasangan calon (Paslon), PDIP sebenarnya cukup berkoalisi dengan parpol yang memiliki 4 kursi agar memenuhi syarat minimal.

Pengamat Politik, Ikhyar Velayati Harahap menyayangkan sikap PDIP yang tidak berani mengusung kader sendiri di Pilgubsu 2018, padahal memiliki jumlah kursi mayoritas.

Sebenarnya, kata dia, dengan 16 kursi PDIP bisa memajukan kadernya untuk duduk di calon Gubsu. “Tinggal cari berkoalisi dengan siapa, kursi calon wakil bisa diberikan kepada parpol koalisi,” ucapnya.

Justru yang dilakukan PDIP saat ini, diakuinya jauh dari partai yang disebut-sebut mampu melahirkan kader potensial.

“PDIP seperti lebih condong ke incumbent. Mereka melakukan itu karena berpikir realistis, peluang menang lebih besar. Mungkin sudah trauma dengan kekalahan di dua edisi pilgubsu sebelumnya,” tuturnya.

Kader PDIP yang berasal dari DPP seperti Maruara Sirait, Sykur Nababan, Junimart Girsang diakuinya sulit untuk maju karena faktor agama.

“Memang kita tidak bicara SARA, cuma itu kenyataan saat ini. Pilkada DKI juga berpengaruh,” katanya.(dik/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/