30 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Kecamatan Meranti Jadi Langganan Banjir, Warga Keluhkan Penanganan Lambat Pemerintah

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan hektare sawah di Desa Gajah, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, rusak akibat terendam banjir. Banjir diketahui terjadi akibat luapan sungai, usai diguyur hujan deras. Dari pantauan wartawan, terlihat badan jalan sepanjang 300 meter juga mengalami abrasi akibat banjir di kawasan tersebut.

BANTU: Seorang warga sekitar membantu mendorong kendaraan pengendara yang melintasi banjir di kawasan Desa Gajah, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Rabu (14/7). DARMAWAN/SUMUT POS.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini, terkait potensi hujan deras di Kecamatan Meranti hingga hari ini, Kamis (15/7).

Menurut Hasan, warga yang melintasi daerah banjir itu, Rabu (14/7), mengatakan, banjir diduga mulai terjadi sejak 2 hari lalu, yang dipicu hujan deras mengguyur Desa Gajah, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan itu.

“Kalau setahun, pasti ada 2 kali banjir di kawasan ini. Biasanya musim banjir itu di akhir tahun, tapi ini memang tidak bisa diprediksi,” ungkap Hasan.

Karena banjir itu, dia mengaku, aktivitas warga sangat terganggu.

“Banyak warga yang memakai jalan ini sebagai akses. Dan pemerintah daerah, memang lambat menangani banjir kali ini,” katanya lagi, dengan nada kesal.

Sementara itu, menurut seorang petani setempat, sekarang ini sudah masuk musim tanam padi, sejak Juni 2021 lalu.

“Rata-rata umur padi yang ditanam ini baru sekitar satu bulan. Habis semua dihantam banjir,” akunya. Dia juga mengatakan, para petani setempat baru saja menyebar bibit, dan akibat banjir ini, mereka merugi puluhan juta Rupiah.

Selain itu, banjir juga terjadi di Kabupaten Batubara. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batubara, melaporkan, ada 1.451 unit rumah di 13 desa dan 5 kecamatan, yang terendam banjir, dengan tinggi air mencapai 30-80 centimeter. (mag-9/saz)

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan hektare sawah di Desa Gajah, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, rusak akibat terendam banjir. Banjir diketahui terjadi akibat luapan sungai, usai diguyur hujan deras. Dari pantauan wartawan, terlihat badan jalan sepanjang 300 meter juga mengalami abrasi akibat banjir di kawasan tersebut.

BANTU: Seorang warga sekitar membantu mendorong kendaraan pengendara yang melintasi banjir di kawasan Desa Gajah, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Rabu (14/7). DARMAWAN/SUMUT POS.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini, terkait potensi hujan deras di Kecamatan Meranti hingga hari ini, Kamis (15/7).

Menurut Hasan, warga yang melintasi daerah banjir itu, Rabu (14/7), mengatakan, banjir diduga mulai terjadi sejak 2 hari lalu, yang dipicu hujan deras mengguyur Desa Gajah, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan itu.

“Kalau setahun, pasti ada 2 kali banjir di kawasan ini. Biasanya musim banjir itu di akhir tahun, tapi ini memang tidak bisa diprediksi,” ungkap Hasan.

Karena banjir itu, dia mengaku, aktivitas warga sangat terganggu.

“Banyak warga yang memakai jalan ini sebagai akses. Dan pemerintah daerah, memang lambat menangani banjir kali ini,” katanya lagi, dengan nada kesal.

Sementara itu, menurut seorang petani setempat, sekarang ini sudah masuk musim tanam padi, sejak Juni 2021 lalu.

“Rata-rata umur padi yang ditanam ini baru sekitar satu bulan. Habis semua dihantam banjir,” akunya. Dia juga mengatakan, para petani setempat baru saja menyebar bibit, dan akibat banjir ini, mereka merugi puluhan juta Rupiah.

Selain itu, banjir juga terjadi di Kabupaten Batubara. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batubara, melaporkan, ada 1.451 unit rumah di 13 desa dan 5 kecamatan, yang terendam banjir, dengan tinggi air mencapai 30-80 centimeter. (mag-9/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/