26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pengantin Baru Minum Baygon lalu Gantung Diri

Foto: Metro Karo/SMG Ibu korban meratapi anaknya yang tewas gantung diri.
Foto: Pardi/Metro Karo/SMG
Ibu korban meratapi anaknya Nurfitri, yang tewas gantung diri di Lau Pinggan, Kel. Gung Negeri, Kecamatan Kabanjahe, Karo, pada Selasa (14/10) pagi.

LAUPINGGAN, SUMUTPOS.CO – Usia pernikahan baru tiga minggu, namun Putra dan Nurfitri kerap terlibat cekcok. Pertengkaran itu membuat si istri yang masih berusia 20 tahun itu gelap mata. Dia nekat mengakhiri hidup dengan minum baygon lalu gantung diri.

Kejadian tersebut sontak membuat heboh warga Lau Pinggan, Kel. Gung Negeri, Kecamatan Kabanjahe, Karo, pada Selasa (14/10) pagi. Nurfitri ditemukan tergantung di palang broti plafon rumahnya.

Tewasnya Nurfitri diketahui pertama kali oleh adiknya, Dinda (9) saat pulang sekolah. Awalnya, bocah kelas 3 SD ini tidak memperdulikan situasi rumah yang sunyi.

Namun ketika dia bergegas ke dapur, Dinda sontak menangis sejadi-jadinya melihat kakaknya tergantung di kamar dekat kamar mandi. Teriakannya mengundang perhatian para jiran. Dalam hitungan detik, rumah mereka langsung dipenuhi warga.

Selanjutnya warga menghubungi Tuni (45), ibu korban yang sedang bekerja memasak di salah satu rumah makan di Kabanjahe. Sementara ayah korban, Putra Tanjung bekerja di salah satu bengkel kawasan Seribu Dolok.

Mendapat kabar putrinya meninggal, Tuni dan P. Tanjung bergegas dari tempat kerjaan masing-masing. Tangis histeris sontak menggelegar di rumah duka, seiring tibanya mereka.

Kepada sejumlah wartawan Tuni menuturkan, sejak menikah Nurfitri dan Putra tinggal serumah dengannya. Selama itu dirinya tidak pernah mendengar percekcokan di antara pasangan muda tersebut. “Kami nggak ada masalah apapun. Jadi nggak tahu aku kok kek gini jadinya,“ ratap ibu korban.

Tak lama berselang, polisi yang tiba melakukan olah TKP dan melepaskan jerat tali di leher korban dan menurunkan mayat korban yang tergantung. Setelah melakukan olah TKP, petugas lalu membawa jenazah ke RSU Kabanjahe guna dilakukan visum.

Salah seorang jiran korban menyebutkan, beberapa saat sebelum Nurfitri ditemukan tewas, dirinya sempat melihat korban dan suaminya keluar rumah menuju jalan keluar gang dengan berboncengan naik motor.

Tak lama, Nurfitri kembali sendirian naik motor dan langsung masuk ke rumah. “Aku sempat lihat matanya memerah dan sembab seperti orang habis menangis,” ujar warga.

Hal yang janggal, suami korban tidak terlihat lagi. Pihak keluarga berupaya mencari keberadaan Putra, namun tak berhasil. HP miliknya pun tak lagi aktif saat dihubungi. Keluarga dan jiran yang coba melakukan pencarian ke berbagai tempat guna mengabari kejadian yang menimpa istrinya, namun tetap saja tak berhasil.

Kasat Reskrim Polres Karo, AKP Martua Manik SH, MH ketika dikonfirmasi mengaku masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab pasti tewasnya korban, apakah murni gantung diri atau disebabkan hal lain. Kasat meminta sejumlah wartawan untuk bersabar menunggu hasil akhir penyelidikan.

“Rekan-rekan wartawan bersabar dulu, karena kami masih melakukan penyelidikan. Lagi pula suasana keluarga korban yang masih diliputi duka mendalam. Belum memungkinkan untuk dimintai keterangan. Walau demikian anggota sudah diturunkan disana, guna mengumpulkan keterangan dari sumber-sumber lain,” ujar Kasat. (par/riz/ras/smg/deo)

Foto: Metro Karo/SMG Ibu korban meratapi anaknya yang tewas gantung diri.
Foto: Pardi/Metro Karo/SMG
Ibu korban meratapi anaknya Nurfitri, yang tewas gantung diri di Lau Pinggan, Kel. Gung Negeri, Kecamatan Kabanjahe, Karo, pada Selasa (14/10) pagi.

LAUPINGGAN, SUMUTPOS.CO – Usia pernikahan baru tiga minggu, namun Putra dan Nurfitri kerap terlibat cekcok. Pertengkaran itu membuat si istri yang masih berusia 20 tahun itu gelap mata. Dia nekat mengakhiri hidup dengan minum baygon lalu gantung diri.

Kejadian tersebut sontak membuat heboh warga Lau Pinggan, Kel. Gung Negeri, Kecamatan Kabanjahe, Karo, pada Selasa (14/10) pagi. Nurfitri ditemukan tergantung di palang broti plafon rumahnya.

Tewasnya Nurfitri diketahui pertama kali oleh adiknya, Dinda (9) saat pulang sekolah. Awalnya, bocah kelas 3 SD ini tidak memperdulikan situasi rumah yang sunyi.

Namun ketika dia bergegas ke dapur, Dinda sontak menangis sejadi-jadinya melihat kakaknya tergantung di kamar dekat kamar mandi. Teriakannya mengundang perhatian para jiran. Dalam hitungan detik, rumah mereka langsung dipenuhi warga.

Selanjutnya warga menghubungi Tuni (45), ibu korban yang sedang bekerja memasak di salah satu rumah makan di Kabanjahe. Sementara ayah korban, Putra Tanjung bekerja di salah satu bengkel kawasan Seribu Dolok.

Mendapat kabar putrinya meninggal, Tuni dan P. Tanjung bergegas dari tempat kerjaan masing-masing. Tangis histeris sontak menggelegar di rumah duka, seiring tibanya mereka.

Kepada sejumlah wartawan Tuni menuturkan, sejak menikah Nurfitri dan Putra tinggal serumah dengannya. Selama itu dirinya tidak pernah mendengar percekcokan di antara pasangan muda tersebut. “Kami nggak ada masalah apapun. Jadi nggak tahu aku kok kek gini jadinya,“ ratap ibu korban.

Tak lama berselang, polisi yang tiba melakukan olah TKP dan melepaskan jerat tali di leher korban dan menurunkan mayat korban yang tergantung. Setelah melakukan olah TKP, petugas lalu membawa jenazah ke RSU Kabanjahe guna dilakukan visum.

Salah seorang jiran korban menyebutkan, beberapa saat sebelum Nurfitri ditemukan tewas, dirinya sempat melihat korban dan suaminya keluar rumah menuju jalan keluar gang dengan berboncengan naik motor.

Tak lama, Nurfitri kembali sendirian naik motor dan langsung masuk ke rumah. “Aku sempat lihat matanya memerah dan sembab seperti orang habis menangis,” ujar warga.

Hal yang janggal, suami korban tidak terlihat lagi. Pihak keluarga berupaya mencari keberadaan Putra, namun tak berhasil. HP miliknya pun tak lagi aktif saat dihubungi. Keluarga dan jiran yang coba melakukan pencarian ke berbagai tempat guna mengabari kejadian yang menimpa istrinya, namun tetap saja tak berhasil.

Kasat Reskrim Polres Karo, AKP Martua Manik SH, MH ketika dikonfirmasi mengaku masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab pasti tewasnya korban, apakah murni gantung diri atau disebabkan hal lain. Kasat meminta sejumlah wartawan untuk bersabar menunggu hasil akhir penyelidikan.

“Rekan-rekan wartawan bersabar dulu, karena kami masih melakukan penyelidikan. Lagi pula suasana keluarga korban yang masih diliputi duka mendalam. Belum memungkinkan untuk dimintai keterangan. Walau demikian anggota sudah diturunkan disana, guna mengumpulkan keterangan dari sumber-sumber lain,” ujar Kasat. (par/riz/ras/smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/