26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Mandailing Bukan Batak

Sejumlah tokoh masyarakat Mandailingnatal Kota Medan gelar pernyataan sikap bersama di Amaliun Food Court Medan, Senin (13/11). Pernyataan sikap ini terkait polemik Mandailing bukan suku Batak.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Polemik Mandailing bukan suku Batak kian menguat. Sejumlah tokoh masyarakat dari Mandailingnatal (Madina) yang ada di Kota Medan, mencuatkan pernyataan sikap bersama, bertempat di Amaliun Food Court Medan, Senin (13/11) lalu.

M Taufik Nasution, selaku panitia mewakili Naposo Bulung Mandailing, menyebutkan ada stigma yang sangat keliru selama ini di tengah masyarakat, pemerintahan, dan media tentang Mandailing ini, yakni dengan pelabelan nama Batak di awal nama Mandailing, sehingga dipersepsikan Mandailing adalah sebagai bagian sub etnik Batak.

“Inilah kekeliruan sejarah yang harus diluruskan. Sejak 1922 Mandailing telah menolak disebut sebagai bagian dari suku Batak. Inilah kebenaran yang harus diungkap secara terang dan tegas, Mandailing tidak pernah menjadi suku Batak,” kata Taufik.

Tokoh masyarakat Mandailing, yang juga akademisi dan guru besar, Prof H Zulkarnaen Lubis, dalam pertemuan tersebut menyatakan, yang berhak menentukan identitas sebuah komunitas suku itu adalah suku itu sendiri, bukan orang lain. Suku Jawalah yang berhak

mengklaim suku Jawa, dan orang Mandailing pulalah yang berhak mengklaim mereka orang Mandailing. “Mandailing adalah suku bangsa besar, yang memiliki sejarah peradaban raja-raja Mandailing, aksara, marga, adat istiadat, budaya, leluhur, maupun

tarombo yang sama sekali tidak bisa diklaim oleh etnis lain. Pemerintah harus memposisikan Mandailing sebagai suku sendiri, sama seperti suku bangsa lainnya, seperti Betawi, Banjar, Melayu, dan lainnya. Hal ini harus kita kampanyekan secara kolektif dan sadar, Mandailing bukan Batak,” ujar mantan Rektor UMA dan mantan Rektor UISU ini.

Sejumlah tokoh masyarakat Mandailingnatal Kota Medan gelar pernyataan sikap bersama di Amaliun Food Court Medan, Senin (13/11). Pernyataan sikap ini terkait polemik Mandailing bukan suku Batak.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Polemik Mandailing bukan suku Batak kian menguat. Sejumlah tokoh masyarakat dari Mandailingnatal (Madina) yang ada di Kota Medan, mencuatkan pernyataan sikap bersama, bertempat di Amaliun Food Court Medan, Senin (13/11) lalu.

M Taufik Nasution, selaku panitia mewakili Naposo Bulung Mandailing, menyebutkan ada stigma yang sangat keliru selama ini di tengah masyarakat, pemerintahan, dan media tentang Mandailing ini, yakni dengan pelabelan nama Batak di awal nama Mandailing, sehingga dipersepsikan Mandailing adalah sebagai bagian sub etnik Batak.

“Inilah kekeliruan sejarah yang harus diluruskan. Sejak 1922 Mandailing telah menolak disebut sebagai bagian dari suku Batak. Inilah kebenaran yang harus diungkap secara terang dan tegas, Mandailing tidak pernah menjadi suku Batak,” kata Taufik.

Tokoh masyarakat Mandailing, yang juga akademisi dan guru besar, Prof H Zulkarnaen Lubis, dalam pertemuan tersebut menyatakan, yang berhak menentukan identitas sebuah komunitas suku itu adalah suku itu sendiri, bukan orang lain. Suku Jawalah yang berhak

mengklaim suku Jawa, dan orang Mandailing pulalah yang berhak mengklaim mereka orang Mandailing. “Mandailing adalah suku bangsa besar, yang memiliki sejarah peradaban raja-raja Mandailing, aksara, marga, adat istiadat, budaya, leluhur, maupun

tarombo yang sama sekali tidak bisa diklaim oleh etnis lain. Pemerintah harus memposisikan Mandailing sebagai suku sendiri, sama seperti suku bangsa lainnya, seperti Betawi, Banjar, Melayu, dan lainnya. Hal ini harus kita kampanyekan secara kolektif dan sadar, Mandailing bukan Batak,” ujar mantan Rektor UMA dan mantan Rektor UISU ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/