Pada kesempatan itu, Erry menyempatkan diri meninjau langsung pengerjaan proyek pembangunan embung yang dapat menapung volume air sekitar 582.000 meter kubik itu. Selain berfungsi sebagai media konservasi, lanjut Erry, waduk ukuran kecil ini juga bisa menjadi habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan, pengatur fungsi hidrolis, dan menjaga sistem serta proses alami, karena secara tidak langsung, berperan sebagai penghasil oksigen dari fitoplankton. “Sumut memiliki 62 potensi embung dengan kapasitas 4,8 juta meter kubik. Karena itu, perkembangan infrastruktur sumber daya air kita meningkat pesat sejak 2015 lalu. Satu di antaranya adalah embung (kampus USU) ini, yang mengingatkan kita akan kaitan antara air dan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Erry juga berharap, keberadaan embung nantinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, tidak hanya Fakultas Kehutanan USU saja, tapi seluruh fakultas terkait, serta kemanfaatan lainnya, seperti objek wisata andalan, dengan konsep alami atau agrowisata.
Rektor USU Prof Runtung Sitepu, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Sumut yang memberikan bantuan untuk membangun kampus USU di Kualabekala. Khususnya untuk embung, pihaknya mengaku sudah mengidamkannya sejak lama. Selain bisa menjadi penahan banjir, juga tempat rekreasi dan laboratorium. “Kami juga berencana menata kawasan sekitar embung agar bisa menjadi pariwisata andalan. Karena itu kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur yang juga alumni ‘murni’ dari USU,” sebutnya.
Sementara Ketua Panitia Pembangunan Embung Kampus USU Kualabekala, Achmad Delianur Nasution menyampaikan, dalam perencanaannya, embung tersebut akan dapat berfungsi sebagai penahan air sungai (retention basin), sarana olah raga, rekreasi, dan perikanan, bahkan sebagai penghasil tenaga hidroelektrik. Sedangkan kawasan pinggirannya akan menjadi hutan. “Kedalamannya sekitar 6-7 meter dengan luas genangan 14 hektare. Sebagai ilustrasi, volume air sebanyak 582.000 meter kubik dapat dipakai untuk kebutuhan minum dan mandi tiga kali sehari oleh 100 orang selama 1,5 tahun, atau dapat digunakan untuk memelihara 3 juta ikan lele sekaligus,” bebernya.
Selain itu, lanjut Delianur, jika sudah terisi penuh, maka embung dapat digunakan sebagai sarana lain, bahkan dapat diusulkan sebagai tempat perlombaan perahu dayung pada PON Sumut-Aceh pada 2024 mendatang. Karena itu dengan realisasi bantuan dari Pemprov Sumut sebesar Rp10 miliar pada Tahun Anggaran 2017, pihaknya berharap ada kerja sama dari berbagai pihak untuk membangun embung lainnya, agar memberi manfaat baik kepada civitas akademika USU, maupun masyarakat luas. (bal/saz)