34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Golkar akan Tagih Komitmen Erry

HT Erry Nuradi (kiri) dan Ngogesa Sitepu saling berjabat tangan saat dipertemukan beberapa waktu lalu. Keduanya batal berpasangan untuk maju pada Pilgubsu 2018 mendatang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, diperkirakan tidak akan mengubah dukungan partai berlambang beringin itu ke Tengku Erry Nuradi pada Pilgubsu 2018. Sebab, Golkar tidak mungkin lagi membentuk koalisi baru dalam waktu yang singkat.

“Kalau saya memprediksi, Golkar akan tetap komit mendukung Erry Nuradi. Sebab waktu sudah sangat singkat, Golkar akan kesulitan
kalau melangkah dari nol,” ujar pengamat politik Agus Suryadi kepada Sumut Pos, Kamis (24/12).

Pengamat dari USU ini mengingatkan, jika Partai Golkar tetap ngotot untuk keluar dari
koalisi petahana, maka akan merugikan mereka sendiri. Golkar akan dicap sebagai partai pengkhianat.

“Lagipula, kebijakan koalisi sudah disepakati. Tentu akan merugikan Golkar sendiri. Apalagi kalau seandainya Golkar membentuk koalisi baru, kemudian mereka hanya berhak mendapat wakil, itu bukan lebih maju, tapi
mundur,” paparnya.

Dia yakin, pengurus Golkar paham dengan kondisi ini. Untuk itu, mereka sudah membuka penjaringan Cawagunsu sebagai pendamping Erry. “Nah, sekarang tinggal Golkar apakah mengusung kader atau nonkader sebagai pendamping Erry. Tapi kalau membentuk poros baru, sulit bagi Golkar,” pungkasnya.

Sekretaris DPD Partai Golkar
Sumut, Irham Buana Nasution juga mengatakan, pihaknya masih tetap
menginginkan kader Golkar untuk bisa mendampingi Tengku Erry. “Setelah proses Munaslub, tentu DPP akan memanggil Tengku Erry, ingin mengetahui komitmen, dari situ nanti akan kita lihat. Yang pasti sampai saat ini Golkar masih komit mendukung Erry Nuradi,” katanya.

Sebelumnya, berkembang kabar kalau Partai Golkar dan Tengku Erry akan berpisah di tengah jalan. Apalagi, Golkar Ketua Umum Golkar telah beralih dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto. Di mana DPD Partai Golkar Sumut di bawah komando Ngogesa Sitepu sejak awal mendukung Airlangga untuk menjadi pucuk pimpinan di partai berlambang pohon berigin itu. Bukan tidak mungkin, Golkar akan mengevaluasi dukungannya kepada Erry.

Apalagi, Erry disebut-sebut masih berharap dukungan dari PDIP. Jika itu terwujud, diyakini PDIP menginginkan agar kadernya menjadi calon wakil gubernur.

Menyikapi ini, Sekretaris DPD PDIP Sumut Sutarto mengungkapkan, sampai hari ini posisi DPD PDIP Sumut masih tengah menunggu proses penggodokan di DPP. Dia
mengaku sudah bertanya langsung kepada Sekjen DPP PDIP terkait siapa pasangan calon yang akan diusung di Pilgubsu 2018. “Saya sudah langsung tanya Sekjen, mas itu bagaimana? Yo tunggu saja, kata Sekjen,” kata Sutarto.

“Sampai hari ini belum dapat. Apakah masuk ke dalam sampannya Tengku Erry, atau sampannya Edy atau bikin poros baru. Kita masih menunggu nama yang akan diumumkan. Siapapun yang diumumkan tentu kita all out,” imbuhnya.

HT Erry Nuradi (kiri) dan Ngogesa Sitepu saling berjabat tangan saat dipertemukan beberapa waktu lalu. Keduanya batal berpasangan untuk maju pada Pilgubsu 2018 mendatang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, diperkirakan tidak akan mengubah dukungan partai berlambang beringin itu ke Tengku Erry Nuradi pada Pilgubsu 2018. Sebab, Golkar tidak mungkin lagi membentuk koalisi baru dalam waktu yang singkat.

“Kalau saya memprediksi, Golkar akan tetap komit mendukung Erry Nuradi. Sebab waktu sudah sangat singkat, Golkar akan kesulitan
kalau melangkah dari nol,” ujar pengamat politik Agus Suryadi kepada Sumut Pos, Kamis (24/12).

Pengamat dari USU ini mengingatkan, jika Partai Golkar tetap ngotot untuk keluar dari
koalisi petahana, maka akan merugikan mereka sendiri. Golkar akan dicap sebagai partai pengkhianat.

“Lagipula, kebijakan koalisi sudah disepakati. Tentu akan merugikan Golkar sendiri. Apalagi kalau seandainya Golkar membentuk koalisi baru, kemudian mereka hanya berhak mendapat wakil, itu bukan lebih maju, tapi
mundur,” paparnya.

Dia yakin, pengurus Golkar paham dengan kondisi ini. Untuk itu, mereka sudah membuka penjaringan Cawagunsu sebagai pendamping Erry. “Nah, sekarang tinggal Golkar apakah mengusung kader atau nonkader sebagai pendamping Erry. Tapi kalau membentuk poros baru, sulit bagi Golkar,” pungkasnya.

Sekretaris DPD Partai Golkar
Sumut, Irham Buana Nasution juga mengatakan, pihaknya masih tetap
menginginkan kader Golkar untuk bisa mendampingi Tengku Erry. “Setelah proses Munaslub, tentu DPP akan memanggil Tengku Erry, ingin mengetahui komitmen, dari situ nanti akan kita lihat. Yang pasti sampai saat ini Golkar masih komit mendukung Erry Nuradi,” katanya.

Sebelumnya, berkembang kabar kalau Partai Golkar dan Tengku Erry akan berpisah di tengah jalan. Apalagi, Golkar Ketua Umum Golkar telah beralih dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto. Di mana DPD Partai Golkar Sumut di bawah komando Ngogesa Sitepu sejak awal mendukung Airlangga untuk menjadi pucuk pimpinan di partai berlambang pohon berigin itu. Bukan tidak mungkin, Golkar akan mengevaluasi dukungannya kepada Erry.

Apalagi, Erry disebut-sebut masih berharap dukungan dari PDIP. Jika itu terwujud, diyakini PDIP menginginkan agar kadernya menjadi calon wakil gubernur.

Menyikapi ini, Sekretaris DPD PDIP Sumut Sutarto mengungkapkan, sampai hari ini posisi DPD PDIP Sumut masih tengah menunggu proses penggodokan di DPP. Dia
mengaku sudah bertanya langsung kepada Sekjen DPP PDIP terkait siapa pasangan calon yang akan diusung di Pilgubsu 2018. “Saya sudah langsung tanya Sekjen, mas itu bagaimana? Yo tunggu saja, kata Sekjen,” kata Sutarto.

“Sampai hari ini belum dapat. Apakah masuk ke dalam sampannya Tengku Erry, atau sampannya Edy atau bikin poros baru. Kita masih menunggu nama yang akan diumumkan. Siapapun yang diumumkan tentu kita all out,” imbuhnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/