TOBASA, SUMUTPOS.CO – UPAYA tim gabungan menemukan dua korban yang hilang dalam bencana longsor di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), belum membuahkan hasil. Longsor susulan yang terjadi Jumat (14/12) pagi, menghambat kerja tim gabungan. Jalan menuju lokasi bencana kembali tertimbun tanah. Karenanya, tim gabungan membutuhkan tambahan alat berat untuk membuka akses.
Kepala Pelaksana BPBD Tobasa, Herbet Pasaribu mengatakan, hingga kemarin belum ada lagi korban yang ditemukan. Namun begitu, tim gabungan masih terus bekerja mencari para korban.
Diakuinya, kendala terberat tim gabungan di lapangan saat ini, akibat jalan menuju lokasi kembali longsor tertutup timbunan tanah lagi. “Tanahnya turun lagi dari atas, pas di tempat longsor pertama terjadi. Jadi jalan menuju itu tertutup lagi oleh tanah yang turun,” kata Herbet Pasaribu saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat (14/12).
Meski begitu, pihaknya masih terus berupaya membersihkan material longsor dari lokasi kejadian, dengan bantuan alat berat dari PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan PT Indonesia Alumunium (Inalum). “Ini termasuk salah satu kendala kami sekarang. Karena pergerakan tanah tinggi juga, makanya kami laksanakan pembersihan material. Dan karena hujan pun masih tinggi, akhirnya terjadi longsor lagi dan kembali menutup jalan,” katanya.
Pihaknya berharap, Pemprovsu melalui instansi terkait dapat membantu dua unit alat berat lagi, sesuai dengan kondisi Tobasa yang mayoritas kecamatannya rawan longsor. “Dua unit pun alat berat itu turun ke sini, tentu sangat membantu kami. Supaya bisa kita sebar di beberapa lokasi yang akhir-akhir ini terjadi di Kabupaten Tobasa,” katanya.
Sampai kini, ungkap Herbet, jumlah korban selamat yakni lima orang dan korban meninggal dunia sebanyak delapan orang. “Korban yang belum ditemukan akibat tertimbun material longsor akan terus kami lakukan pencarian, dimana turut dibantu dan didukung alat dari dunia usaha yang ada di sini. Kemudian tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, jajaran BPBD dibantu warga akan terus melakukan pembersihan material longsor di lokasi,” katanya.
Dinas Bina Marga Bina Konstruksi (BMBK) Sumut mengakui, pihaknya belum ada mengirimkan alat berat sebagai dukungan atas bencana alam yang terjadi di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan, Tobasa pada Kamis (13/12) dini hari kemarin.
“Kemarin, lokasi alat berat kita lagi standby di Sibisa, jadi terlalu jauh untuk mobilisasi ke lokasi longsor. Kita berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mobilisasi yang cepat ke lokasi, yakni pihak swasta dan Pemkab Tobasa serta Dinas BMBK provinsi mengerahkan bantuan operator untuk operasional di lokasi kejadian,” ungkap Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas BMBK Sumut, Iswahyudi.
Pihaknya membenarkan, sudah ada alat berat yang berada di lokasi bencana, namun belum begitu memadai untuk mengakomodir pembersihan material tanah yang kembali menutup akses jalan. “Kita sudah berkoordinasi dengan pemkab, PT Inalum dan PT TPL untuk bantuan alat berat membuka jalan. Kamis (13/12) sore, lalu lintas sudah terbuka namun terjadi lagi longsor susulan dan saat ini sedang dikerjakan kembali. Proses sekarang adalah evakuasi,” ucapnya seraya menyebut jika masih memungkinkan pihaknya akan mengirimkan bantuan alat berat ke lokasi.
Diketahui, berdasarkan data yang diperoleh Sumut Pos dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, total sementara korban longsor yang terjadi di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan, Tobasa berjumlah 15 orang. Delapan orang di antaranya meninggal dunia atas nama Jones Tambunan, Nurcahaya Marpaung, Sumadi Tambunan, Amri Tambunan, Sarli Tambunan, Mantu Tambunan, Rosdiana Nainggolan dan Nia Marpaung.
Selanjutnya korban selamat atas nama Jecky Marpaung, Alfeno Marpaung, Saur Sitorus, Jefri Simangunsong dan Lisbet. “Sisanya dua orang lagi belum ditemukan dan masih dalam pencarian tim terpadu,” kata Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis saat dikonfirmasi Sumut Pos, tadi malam. “Longsor terjadi Kamis, 13 Desember pukul 02.00 WIB, diakibatkan hujan dengan intensitas lama dan terjadi di wilayah Kecamatan Pintu Pohan. Akibat peristiwa ini, empat rumah tertimbun longsor,” sambungnya.
Dia mengungkapkan aksi darurat yang sudah dilakukan antara lain; tim terpadu sudah siaga sejak pagi (tengah malam) di lokasi kejadian, dimana terdiri dari TNI/Polri, BPBD, Tagana dan Satpol PP; melakukan evakuasi dan pencarian korban dan membersihkan lokasi; mengerahkan alat berat sejak tengah malam dan sampai dengan sekarang.
“BPBD Provsu sudah melakukan pendampingan kepada jajaran Pemkab Tobasa. Alat berat dari Dinas PU pun senantiasa di-standby-kan di beberapa lokasi jalan nasional dan provinsi pada titik rawan longsor dan di kawasan permukiman,” katanya.
Intensitas Hujan Masih Tinggi
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan menyebut, intensitas hujan masih tinggi di Bulan Desember ini. Namun jika dibandingkan Bulan Oktober dan November, intensitasnya masih lebih rendah. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Data dan Informasi MKG Wilayah I Medan, Syahnan kepada Sumut Pos, Jumat (14/12).
“Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada siang hingga malam hari, sudah terjadi di Tobasa dan Parapat beberapa hari sebelum terjadi longsor,” ungkap Syahnan.
Lebih lanjut, dijelaskan Syahnan hal itu dapat disebabkan adanya daerah tekanan rendah (low) di Pantai Utara Aceh dan Samudera Hindia Barat Sumatera. Dikatakannya, hal tersebut mengakibatkan terbentuknya belokan angin di wilayah Sumut. “Ini meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan di Sumatera Utara terutama di wilayah Pantai Barat dan pegunungan Sumatera Utara. Diprakirakan 2-3 hari ke depan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih akan terjadi di Tobasa dan Prapat, ” sambung Syahnan.
Disinggung soal banjir bandang, diakui Syahnan hingga kini pihaknya belum ada memprediksi. Dikatakannya, banjir bandang tergantung kondisi daerah. Disebutnya, dengan masih adanya hujan dengan intensiras sedang hingga lebat, pihaknya masih memprediksi potensi terjadi banjir saja. (prn/ain)