26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bukan Mahar, tapi Uang Saksi

“Realistis saja kita, kalau tak punya uang bayar saksi, untuk apa teriak?. Kecuali kalau sudah ada anggaran negara yang bisa menanggung itu, saya pun siap untuk maju. Bukan tidak banyak kader partai yang bisa dan layak untuk diusung maju di Pilkada, tetapi kembali lagi persoalan dari segi biaya yang tidak kecil. Jadi bukan untuk mahar,” tegasnya sembari mencontohkan Negara di Eropa dan Amerika bisa melakukan itu karena biaya pemilihan ditanggung oleh negaranya.

Sementara disinggung soal prediksi tingginya angka golput di Pilgub kali ini, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut ini menyebutkan bahwa persentase partisipasi berdasarkan pengalaman Pilgub yang lalu, adalah karena validasi daftar pemilih tetap (DPT) sesuai data kependudukan memiliki tingkat error cukup besar. Sehingga pada saat pemilihan, angka golput terlihat tinggi.

“Kalau masalah ketidakikutsertaan salah satu tokoh yang mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih,  menurut saya tidak begitu. Justru persoalannya ada di pendataan. Kalau pemutakhiran data berlajan dengan tingkat validasi mendekati 100 persen, tentu angka golput tidak akan besar. Karena sebelumnya, orang yang sudah meninggal pun masih masuk di DPT,” sebutnya.

Selain itu juga lanjut Aripay, masalah e-KTP di Indonesia belum selesai. Sehingga dengan model pendataan yang lalu, dirinya khawatir tingkat parsisipasi bisa saja sangat rendah jika data yang disajikan jauh dari angka valid. Apalagi saat ini sudah banyak kelompok generasi muda yang sudah memenuhi syarat memiliki hak pilih, namun diprediksi belum melakukan perekaman e-KTP.

Pun begitu, dalam Pilgub Sumut kali ini dirinya menilai bahwa persaingan tiga bakal paslon yang diusung kolaisi partai politik akan lebih dinamis. Terutama karena mesin partai menurutnya akan berjalan efektif membantu pemenangan calon yang diusung. Seperti PAN sendiri lanjutnya, terus melakukan koordinasi, komunikasi dan konsolidasi terhadap kader yang ada di daerah-daerah. Selain itu, infrastruktur partai yang ada, kemudian membuat relawan-relawan di tingkat bawah.

“Kita juga akan mengundang pengurus dari daerah, kita buat rapat untuk memasikan semua elemen, kader dan simpatisan ingat untuk partisipasi di 27 Juni mendatang. Ya kalau sudah ada (relawan dan tim), otomatis geliatnya itu akan seperti bola salju,” sebutnya. (bal/azw)

“Realistis saja kita, kalau tak punya uang bayar saksi, untuk apa teriak?. Kecuali kalau sudah ada anggaran negara yang bisa menanggung itu, saya pun siap untuk maju. Bukan tidak banyak kader partai yang bisa dan layak untuk diusung maju di Pilkada, tetapi kembali lagi persoalan dari segi biaya yang tidak kecil. Jadi bukan untuk mahar,” tegasnya sembari mencontohkan Negara di Eropa dan Amerika bisa melakukan itu karena biaya pemilihan ditanggung oleh negaranya.

Sementara disinggung soal prediksi tingginya angka golput di Pilgub kali ini, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut ini menyebutkan bahwa persentase partisipasi berdasarkan pengalaman Pilgub yang lalu, adalah karena validasi daftar pemilih tetap (DPT) sesuai data kependudukan memiliki tingkat error cukup besar. Sehingga pada saat pemilihan, angka golput terlihat tinggi.

“Kalau masalah ketidakikutsertaan salah satu tokoh yang mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih,  menurut saya tidak begitu. Justru persoalannya ada di pendataan. Kalau pemutakhiran data berlajan dengan tingkat validasi mendekati 100 persen, tentu angka golput tidak akan besar. Karena sebelumnya, orang yang sudah meninggal pun masih masuk di DPT,” sebutnya.

Selain itu juga lanjut Aripay, masalah e-KTP di Indonesia belum selesai. Sehingga dengan model pendataan yang lalu, dirinya khawatir tingkat parsisipasi bisa saja sangat rendah jika data yang disajikan jauh dari angka valid. Apalagi saat ini sudah banyak kelompok generasi muda yang sudah memenuhi syarat memiliki hak pilih, namun diprediksi belum melakukan perekaman e-KTP.

Pun begitu, dalam Pilgub Sumut kali ini dirinya menilai bahwa persaingan tiga bakal paslon yang diusung kolaisi partai politik akan lebih dinamis. Terutama karena mesin partai menurutnya akan berjalan efektif membantu pemenangan calon yang diusung. Seperti PAN sendiri lanjutnya, terus melakukan koordinasi, komunikasi dan konsolidasi terhadap kader yang ada di daerah-daerah. Selain itu, infrastruktur partai yang ada, kemudian membuat relawan-relawan di tingkat bawah.

“Kita juga akan mengundang pengurus dari daerah, kita buat rapat untuk memasikan semua elemen, kader dan simpatisan ingat untuk partisipasi di 27 Juni mendatang. Ya kalau sudah ada (relawan dan tim), otomatis geliatnya itu akan seperti bola salju,” sebutnya. (bal/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/