MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sempat stabil dalam beberapa bulan, kini penambahan angka terkonfirmasi Covid-19 di Sumut kembali melonjak. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut pada Jumat (15/1), kasus baru positif corona bertambah 98 orang.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah menyebutkan, penambahan angka positif terbanyak diperoleh dari Kota Medan sebanyak 58 orang, dan Kabupaten Deliserdang 16 orang. Selebihnya, Sibolga 6 orang, Tapteng 5 orang, Tebing Tinggi 3 orang, Binjai, Karo, dan Dairi masing-masing 2 orang. Kemudian, Pematangsiantar, Tanjungbalai, Asahan, dan Pakpak Bharat masing-masing 1 orang.
“Dengan penambahan 98 kasus baru, saat ini akumulasi positif Covid-19 menjadi 19.495 orang,” sebutnya.
Sementara itu, sambung Aris, angka kesembuhan bertambah 83 kasus baru. Paling banyak didapatkan dari Medan 59 orang. Sisanya, diperoleh dari Deliserdang 8 orang, Sergai 4 orang, Tebingtinggi 3 orang, Langkat, Toba, dan Batubara masing-masing 2 orangn
Serta Pematangsiantar, Asahan dan Humbahas masing-masing 1 orang. “Akumulasi angka kesembuhan saat ini 16.717 orang, setelah ditambah 83 kasus baru,” ungkap Aris.
Ia menambahkan, untuk angka kematian tidak ada penambahan dan jumlahnya masih tetap 707 orang. Sedangkan angka suspek bertambah 27 kasus baru, dan total sementara berjumlah 870 orang. “Dari-data tersebut, diketahui angka penderita Covid-19 di Sumut yang masih dan melakukan perawatan isolasi 2.071 orang,” imbuhnya.
Menyikapi melonjaknya kasus baru Covid-19, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution meminta kepada seluruh pihak, terkhusus kepada warga Kota Medan untuk serius dan tidak main-main dalam menjalankan protokol kesehatan dengan melakukan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak atau menghindari kerumunan. “Faktanya, saat ini penyakit ini masih ada dan sedang mewabah di Kota kita ini. Jangan main-main,” tegas Akhyar.
Selain itu, Akhyar juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang kondisi pelayanan kesehatan di Kota Medan apabila kondisi pandemi ini terus meningkat. Pasalnya, walaupun saat ini sejumlah rumah sakit rujukan pasien Covid-19 masih relatif mampu menerima pasien-pasien baru. Tetapi tetap saja Pemko Medan mengalami kendala lainnya, yakni kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang relatif terbilang masih kurang. “Rumah sakitnya cukup, namun fasilitas kesehatannya yang perlu ditambah, tenaga kesehatannya juga. Ini yang perlu, dan ini tidak gampang,” katanya.
Untuk itu, Akhyar betul-betul meminta kepada masyarakat Kota Medan agar serius menjaga kesehatannya supaya tidak sakit. “Saya minta kepada warga supaya jangan sakit. Sekali lagi, rumah sakit memang masih ada, ruangannya pun masih cukup. Cuma yang persoalan adalah peralatannya dan mendidik tenang para medis itu tidak mudah,” imbuhnya.
Apalagi, lanjutnya, saat ini kondisi para tenaga kesehatan telah berada di ambang kejenuhan. Sebab, kondisi ini telah berlangsung hampir satu tahun lamanya. “Mereka sudah sampai setahun menangani ini. Kejenuhan di kalangan mereka (tenaga kesehatan) juga tinggi. Jadi kepada semua masyarakat, ayo kita jaga diri kita dari penyebaran Covid-19 ini,” pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST meminta kepada Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan untuk meningkatkan upayanya dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Sebab menurut politisi PAN tersebut, saat ini Dinas Kesehatan Kota Medan hanya berfokus dalam hal penanganan, namun terkesan tidak terlihat serius dalam hal pencegahan. “Penanganan yang dilakukan Dinkes sebenarnya tidak maksimal. Apalagi soal pencegahan, lebih tidak maksimal lagi,” ucap Sudari kepada Sumut Pos, Jumat (15/1).
Seharusnya, tegas Sudari, Dinkes Medan betul-betul serius dalam hal pencegahan penyebaran. Hal itu harus dilakukan dengan melakukan peningkatan kemampuan tracking, perbaikan sistem dan manajemen tracing, serta melakukan peningkatan fasilitas-fasilitas kesehatan yang betul-betul langsung berdampak dalam penekanan penyebaran virus antar pasien, antar nakes maupun pasien ke nakes dan sebaliknya.
“Ini yang kita lihat terus melakukan pencegahan justru Satpol PP di lapangan. Padahal, di faskes-faskes sendiri, potensi penularan juga sangat besar. Lalu untuk proses tracking juga kita tidak melihat bahwa Dinkes tidak mencari penyebaran dari hulu hingga hilir, padahal ini tidak boleh terjadi. Masyarakat terus diimbau untuk tetap menerapkan prokes, tetapi pemerintah juga seharusnya bisa memutus penyebaran virus dengan tracing yang serius,” tegasnya.
Tak cuma itu, Sudari yang juga merupakan anggota Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan mengatakan. Selain Dinkes, Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Kota Medan juga dibilang tidak maksimal dalam menjalani tugasnya dalam hal pencegahan pandemi ini.
“Di awal-awal dulu, kita sering melihat BPBD melakukan penyemprotan disinfektan. Saat ini, kita tidak melihat ada hal besar yang bisa dilakukan BPBD dalam tindak pencegahan. Padahal BPBD sendiri punya Tupoksi yang sangat besar dalam hal ini, tapi perannya seakan tidak kita lihat hari ini. Kita minta kedepannya, semua OPD di Pemko Medan sama-sama serius dalam pencegahan ini, jangan acuh tak acuh seperti selama ini,” pungkasnya. (ris/map)