30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

JR Saragih Bertemu Pastor di Samosir

Pria bernama asli Jopinus Ramli Saragih menuturkan, melalui nilai keagamaan membuat anak-anak semakin kuat mencintai budaya mereka. Otomatis, Bahasa Batak masih dipertahankan sehingga ketika ada wisatawan yang datang bisa mengetahui bahasa keaslian dan ini yang harus ditingkatkan melalui sekolah dan imbauan kepada gereja karena semua harus ikut andil mengambil bagian untuk melestarikan budaya.

Hal serupa dikatakan Pastor Nelson Sianggang selaku Pastor Gereja Katolik Paroki Santo Mikhael Pangururan. Ia menilai, pendalaman keagamaan di Sumatera Utara sudah mulai berkurang. Berbeda di zaman dahulu, di mana pendalaman keagamaan sangat diutamakan dan ini harus dikembalikan kembali, sehingga budaya dan bahasa keaslian tetap terjaga secara utuh dan tak pernah terlupakan.

“Biarkan bertumbuh budaya asalnya, yang terpenting harus memiliki rasa mencintai di mana tanah yang diinjak. Generasi muda harus selalu menjunjung rasa hormat, bukan belajar untuk menguasai. Kita harus sama-sama membangunnya,” tambahnya.

Selain itu, dirinya berpesan agar tak memiliki rasa ingin memaksakan kehendak untuk melakukan sesuatu yang sifatnya pribadi. Namun biarkan kultur budaya tetap bersatu. “Lakukan bahasa setempat yang nantinya bisa diteruskan kepada generasi muda anak bangsa,” tukasnya. (osi/spg/adz)

Pria bernama asli Jopinus Ramli Saragih menuturkan, melalui nilai keagamaan membuat anak-anak semakin kuat mencintai budaya mereka. Otomatis, Bahasa Batak masih dipertahankan sehingga ketika ada wisatawan yang datang bisa mengetahui bahasa keaslian dan ini yang harus ditingkatkan melalui sekolah dan imbauan kepada gereja karena semua harus ikut andil mengambil bagian untuk melestarikan budaya.

Hal serupa dikatakan Pastor Nelson Sianggang selaku Pastor Gereja Katolik Paroki Santo Mikhael Pangururan. Ia menilai, pendalaman keagamaan di Sumatera Utara sudah mulai berkurang. Berbeda di zaman dahulu, di mana pendalaman keagamaan sangat diutamakan dan ini harus dikembalikan kembali, sehingga budaya dan bahasa keaslian tetap terjaga secara utuh dan tak pernah terlupakan.

“Biarkan bertumbuh budaya asalnya, yang terpenting harus memiliki rasa mencintai di mana tanah yang diinjak. Generasi muda harus selalu menjunjung rasa hormat, bukan belajar untuk menguasai. Kita harus sama-sama membangunnya,” tambahnya.

Selain itu, dirinya berpesan agar tak memiliki rasa ingin memaksakan kehendak untuk melakukan sesuatu yang sifatnya pribadi. Namun biarkan kultur budaya tetap bersatu. “Lakukan bahasa setempat yang nantinya bisa diteruskan kepada generasi muda anak bangsa,” tukasnya. (osi/spg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/