LANGKAT-Sampang Mulih Sembiring (39) dan isterinya Tina br Purba (27), warga Dusun Kuta Belkih, Desa Adian Tengah, Kecamatan Salapian, Langkat dihajar dua tersangka teman sekampungnya, Rabu (15/6) pukul 09.00 WIB. Sampang tewas sementara istrinya kritis dan dirawat di rumah Bidan Maria S di dekat rumahnya.
Menurut Tina br Purba, dia dan suaminya ingin ke kampung Pamah Semelir, tempat sanak saudaranya dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit.
Di tengah jalan, mereka dicegat dua pemuda yang mereka kenal. Kedua pemuda yang dikenalnya berinisial A dan T itu langsung menghajar mereka. “Pelaku berinisial T menombak suami saya. Sementara, saya sendiri juga dipukuli dan saya masih sempat melarikan diri,” jelas Tina.
Keterangan warga menyebutkan, sebelum meninggal dunia, korban sempat bertengkar dengan dua pemuda. Pertengkaran itu karena soal kebun kopi. Sampang mengurus kebun kopi milik warga Aceh yang telah lama ditinggalkan pemiliknya. Warga yang ingin menanami kebun itu dipungut biaya, sebagian lagi membayar uang upeti kepada pria yang pernah mengecap pendidikan di Bandung itu.
Belakangan, pemilik kebun kembali ingin mengelola kebun yang telah lama di tinggalkanya. Warga yang mengetahui kalau mereka telah kena tipu langsung marah kepada Sampang.
“Sebelum dihabisi, aku dengar Selasa (14/6) malam, dia (Sampang) cekcok dengan A dan T teman sekampungnya. Cekcok tersebut berlanjut hingga keesokan paginya sebelum ia berangkat ke ladang,” ujar Br Sembiring, seorang warga.
Kepala Dusun Kuta Belkih, Hormat Sembiring saat ditemui mengatakan, saat pertama kali dia diberi tahu oleh warga dia langsung membuat laporan ke Kepala Desa. “Setelah saya lapor kepada Kepala Desa, barulah petugas Polsek Sei Bingai datang ke lokasi,” kata Hormat Sembiring.
Untuk mengevakuasi mayat korban, Kapolsek Sei Bingai AKP M Sihombing bersama 5 anggotanya, terpaksa meminta bantuan warga setempat. Mayat dipikul dari lokasi berjarak 2 km untuk dinaikkan ke mobil patroli Polsek Sei Bingai. Petugas membawa mayat korban ke RSU dr Djoelham Binjai, guna dilakukan otopsi.
Kaposlek Sei Bingai, AKP M Sihombing, kepada wartawan koran ini mengatakan, sejauh ini juga belum mengetahui motif dari pembunuhan itu. “Kuat dugaan pelaku sakit hati dengan korban. Maskipun begitu, hal itu belum dapat kita pastikan. Sebab, semua ini masih membutuhkan penyidikan lebih lanjut,”ujar Sihombing. (dan)