RANTAUPRAPAT-Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 14.214.225 di Jalan Ahmad Yani Rantauprapat meledak, Jumat (15/6). Peristiwa yang terjadi sekira pukul 12.30 WIB itu diduga akibat korsleting listrik pada gudang bagian pojok kiri bangunan yang di bawahnya terdapat tangki timbun bunker solar.
Akibatnya sejumlah warga yang sedang mengisi bahan bakar lari berhamburan menyelamatkan diri. Bebarapa saksi mata mengatakan, ledakan bermula dari bagian gudang pojok SPBU dan melontarkan sejumlah material yang ada di sekitarnya, kemudian api merambat hingga ke bagian bekalang SPBU. “Tadi aku sedang mengisi bahan bakar kemudian tiba-tiba gudang dipojok meledak, aku dan para karyawan langsung lari menyelamatkan diri,” kata Pargaualan, warga yang mengisi bahan bakar.
Menurut beberapa pegawai SPBU yakni Romita dan Evi menceritakan di gudang tersebut diketahui menyimpan sejumlah tabung elpiji 3 kg dan 15 kg. Pemadam yang tiba di lokasi kejadian langsung berusaha memadamkan kobaran api dan beruntung tak berapa lama api dapat dijinakan.
Dari keterangan beberapa sumber di lokasi menyebutkan sebelum terjadi ledakan, sejumlah karyawan sempat merasakan getaran seperti gempa dan disusul oleh suara ledakan yang cukup keras, hingga membuat sejumlah warga sekitar terkejut.
Pantauan Metro Asahan (grup Sumut Pos) di lokasi terlihat sebagian bangunan SPBU hancur akibat ledakan tersebut. Bagian yang rusak seperti tembok bagian belakang dan bungker tanki timbun solar SPBU.
Tong Hie pemilik SPBU ketika dicoba konfirmasi terkesan mengelak atas kejadian tersebut. Dia menyarankan agar wartawan meminta keterangan secara langsung ke pihak kepolisian. Dia beralasan, mandor SPBU tersebut sedang dimintai keterangan oleh pihak
kepolisian. “Gak usah sama saya, sama polisi aja,” ujar Tong Hyi.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Hirbak Wahyu Setiawan mengatakan ledakan terjadi ketika karyawan sedang menekan tombol panel pemindahan BBM solar dari tangki timbu ke pompa nomor satu di SPBU tersebut. Hirbak menjelaskan tidak diketahui secara pasti penyebab ledakan tersebut, sebab harus menunggu hasil penyelidikan dari tim Labfor Poldasu.
Dia juga menegaskan bahwa dalam kasus tersebut, mengatakan kelemahan pengawasan dari pertamina dan pemkab setempat menjadi faktor utama kejadian itu. Kasus SPBU meledak sendiri bukan pertama kali terjadi di Rantauprapat, sebelumnya tahun lalu, SPBU Simpang Mangga mengalami kejadian serupa dan menelan 3 korban jiwa. Menariknya, pemilik kedua SPBU yang meledak tersebut merupakan keluarga alias abang beradik.(riz/smg)