25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

100 Km Jalan Provinsi di Nias Barat Rusak, DPRD Nias Barat Mengadu ke DPRD Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sepanjang 100 km ruas jalan yang berstatus sebagai jalan provinsi di Kabupaten Nias Barat mengalami kerusakan berat. Untuk itu, DPRD Kabupaten Nias Barat meminta DPRD Sumut untuk mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar mempercepat pembangunan infrastruktur di Nias Barat, khususnya dalam hal pembangunan jalan.

Permintaan itu disampaikan seluruh Anggota DPRD Kabupaten Nias Barat saat mendatangi kantor DPRD Sumatera Utara, Jumat (14/7/2023) sore.

Diketahui, rombongan tersebut dihadiri para Pimpinan DPRD Nias Barat, yakni Evolut Zebua, Haogomano Gulo, Tolosokhi Halawa, beserta 17 anggota lainnya yang diterima langsung Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting dan Anggota DPRD Sumut Dapil VIII.

“Ada sekitar 100 kilometer ruas jalan provinsi di kabupaten kami (Nias Barat) yang mengalami rusak sedang dan berat. Kami mohon diberikan perhatian soal ini Pak,” ucap Ketua DPRD Nias Barat, Evolut Zebua.

Evolut mengatakan, kedatangan mereka ke DPRD Sumut guna membahas progres pembangunan infrastruktur di kabupaten tersebut. Mengingat sampai saat ini, masalah infrastruktur di Nias Barat masih tidak kunjung terselesaikan dan terus menjadi keluhan warga disana.

“Jadi kami benar-benar meminta agar infrastruktur jalan dan jembatan di Nias Barat segera dibenahi,” ujarnya.

Kemudian, Evolut juga mengatakan, bahwa baru-baru ini telah terjadi longsor pada salah satu ruas di kilometer 27, Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias yang menghubungkan jalan menuju Nias Barat.

“Pada jalan itu badan jalan hilang setengah karena longsor. Juga Ruas jalan provinsi dari Gunung Sitoli ke Nias Barat rusak parah dan begitu sulit dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Evolut, bila warga Nias Barat ingin menempuh perjalanan ke bandara, terpaksa harua memakan waktu yang sangat lama, yakni hingga tiga jam lebih.

“Kemudian pak, bila jalan-jalan putus, harga barang-barang naik seratus persen di Nias Barat,” tambahnya.

Menurut Evolut, di Nias Barat terdapat jalan alternatif apabila kondisi jalan provinsi dan jembatan tidak dapat digunakan.

“Akan tetapi kondisi jalannya masih belum layak. Anggaran kabupaten tidak cukup, kami meminta bantuan dari pihak provinsi,” tuturnya.

Evolut menjelaskan, pihaknya meminta Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting selaku ketua Badan Anggaran (Banggar) agar dapat memastikan a anggaran untuk penanganan infrastruktur di Kabupaten Nias Barat.

“Kami berharap Pak Ketua dapat memastikan anggaran di luar pelaksanaan proyek jalan provinsi dari multiyears contract agar pembenahan jalan kami tidak sepenggal-sepenggal,” pintaya.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, menyampaikan bahwa pihaknya tetap akan mengawal percepatan proyek peningkatan jalan dan provinsi di Kepulauan Nias.

“Khusus Nias Barat, kita lagi memantau pelaksanaan pembenahan jembatan dan jalan yang dilakukan PT. Pijar Utama selaku kontraktor dan menggenjot mereka agar bekerja sesuai target,” jelasnya.

Baskami juga menyampaikan keprihatinannya terkait keadaan infrastruktur di Nias Barat, sehingga harus mendapatkan perhatian lebih.

“Di sini saya bersama Anggota DPRD Sumut Dapil VIII akan berusaha mencurahkan perhatian terkait anggaran pembangunan jalan di sana,” jawabnya.

Pembangunan Jembatan Oyo dari Anggaran Multiyears

Pada kesempatan itu, Ketua DPRD Nias Barat, Evolut Zebua juga menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya juga masih melihat progres pembangunan Jembatan Oyo di Desa Tuwuna, Nias Barat yang ditopang anggaran multiyears sebesar Rp 2,7 triliun, namun terkesan lambat.

Menurutnya, pembenahan jembatan Sungai Oyo yang menghubungkan ruas jalan Provinsi dari Kota Gunungsitoli menuju Nias Barat sangat diharapkan masyarakat.

“Kami mengingatkan PT Pijar Utama dalam hal ini agar serius menangani Jembatan Oyo itu karena perannya yang sangat vital,” jelasnya.

Menurut Evolut, pihaknya selama ini mendapat kritikan keras dari masyarakat Nias Barat karena pelaksanaan proyek yang begitu lambat.

“Kami berharap Pak, sepulang dari sini kami mendapatkan angin segar agar Nias Barat infrastrukturnya semakin baik. Dan masyarakat melihat, agar aksesibilitas distribusi logistik bisa lancar,” jelasnya.

Sementara itu, Perwakilan PT Pijar Utama selaku pelaksana tender, Sugiyanto mengatakan, pihaknya tengah melakukan proses perbaikan jembatan Sungai Oyo di Nias Barat.

Terkait target, menurut Sugiyanto, pihaknya berkomitmen memenuhi pengerjaan seperti yang telah disepakati.

“Kami berkomitmen penuh mencapai target dan menuntaskan pekerjaan jalan serta jembatan Provinsi di Nias Barat,” pungkasnya.
(map/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sepanjang 100 km ruas jalan yang berstatus sebagai jalan provinsi di Kabupaten Nias Barat mengalami kerusakan berat. Untuk itu, DPRD Kabupaten Nias Barat meminta DPRD Sumut untuk mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar mempercepat pembangunan infrastruktur di Nias Barat, khususnya dalam hal pembangunan jalan.

Permintaan itu disampaikan seluruh Anggota DPRD Kabupaten Nias Barat saat mendatangi kantor DPRD Sumatera Utara, Jumat (14/7/2023) sore.

Diketahui, rombongan tersebut dihadiri para Pimpinan DPRD Nias Barat, yakni Evolut Zebua, Haogomano Gulo, Tolosokhi Halawa, beserta 17 anggota lainnya yang diterima langsung Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting dan Anggota DPRD Sumut Dapil VIII.

“Ada sekitar 100 kilometer ruas jalan provinsi di kabupaten kami (Nias Barat) yang mengalami rusak sedang dan berat. Kami mohon diberikan perhatian soal ini Pak,” ucap Ketua DPRD Nias Barat, Evolut Zebua.

Evolut mengatakan, kedatangan mereka ke DPRD Sumut guna membahas progres pembangunan infrastruktur di kabupaten tersebut. Mengingat sampai saat ini, masalah infrastruktur di Nias Barat masih tidak kunjung terselesaikan dan terus menjadi keluhan warga disana.

“Jadi kami benar-benar meminta agar infrastruktur jalan dan jembatan di Nias Barat segera dibenahi,” ujarnya.

Kemudian, Evolut juga mengatakan, bahwa baru-baru ini telah terjadi longsor pada salah satu ruas di kilometer 27, Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias yang menghubungkan jalan menuju Nias Barat.

“Pada jalan itu badan jalan hilang setengah karena longsor. Juga Ruas jalan provinsi dari Gunung Sitoli ke Nias Barat rusak parah dan begitu sulit dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Evolut, bila warga Nias Barat ingin menempuh perjalanan ke bandara, terpaksa harua memakan waktu yang sangat lama, yakni hingga tiga jam lebih.

“Kemudian pak, bila jalan-jalan putus, harga barang-barang naik seratus persen di Nias Barat,” tambahnya.

Menurut Evolut, di Nias Barat terdapat jalan alternatif apabila kondisi jalan provinsi dan jembatan tidak dapat digunakan.

“Akan tetapi kondisi jalannya masih belum layak. Anggaran kabupaten tidak cukup, kami meminta bantuan dari pihak provinsi,” tuturnya.

Evolut menjelaskan, pihaknya meminta Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting selaku ketua Badan Anggaran (Banggar) agar dapat memastikan a anggaran untuk penanganan infrastruktur di Kabupaten Nias Barat.

“Kami berharap Pak Ketua dapat memastikan anggaran di luar pelaksanaan proyek jalan provinsi dari multiyears contract agar pembenahan jalan kami tidak sepenggal-sepenggal,” pintaya.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, menyampaikan bahwa pihaknya tetap akan mengawal percepatan proyek peningkatan jalan dan provinsi di Kepulauan Nias.

“Khusus Nias Barat, kita lagi memantau pelaksanaan pembenahan jembatan dan jalan yang dilakukan PT. Pijar Utama selaku kontraktor dan menggenjot mereka agar bekerja sesuai target,” jelasnya.

Baskami juga menyampaikan keprihatinannya terkait keadaan infrastruktur di Nias Barat, sehingga harus mendapatkan perhatian lebih.

“Di sini saya bersama Anggota DPRD Sumut Dapil VIII akan berusaha mencurahkan perhatian terkait anggaran pembangunan jalan di sana,” jawabnya.

Pembangunan Jembatan Oyo dari Anggaran Multiyears

Pada kesempatan itu, Ketua DPRD Nias Barat, Evolut Zebua juga menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya juga masih melihat progres pembangunan Jembatan Oyo di Desa Tuwuna, Nias Barat yang ditopang anggaran multiyears sebesar Rp 2,7 triliun, namun terkesan lambat.

Menurutnya, pembenahan jembatan Sungai Oyo yang menghubungkan ruas jalan Provinsi dari Kota Gunungsitoli menuju Nias Barat sangat diharapkan masyarakat.

“Kami mengingatkan PT Pijar Utama dalam hal ini agar serius menangani Jembatan Oyo itu karena perannya yang sangat vital,” jelasnya.

Menurut Evolut, pihaknya selama ini mendapat kritikan keras dari masyarakat Nias Barat karena pelaksanaan proyek yang begitu lambat.

“Kami berharap Pak, sepulang dari sini kami mendapatkan angin segar agar Nias Barat infrastrukturnya semakin baik. Dan masyarakat melihat, agar aksesibilitas distribusi logistik bisa lancar,” jelasnya.

Sementara itu, Perwakilan PT Pijar Utama selaku pelaksana tender, Sugiyanto mengatakan, pihaknya tengah melakukan proses perbaikan jembatan Sungai Oyo di Nias Barat.

Terkait target, menurut Sugiyanto, pihaknya berkomitmen memenuhi pengerjaan seperti yang telah disepakati.

“Kami berkomitmen penuh mencapai target dan menuntaskan pekerjaan jalan serta jembatan Provinsi di Nias Barat,” pungkasnya.
(map/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/