“Kami malam itu dari Pasar Kaget. Sepulangnya dari sana, kami pulang dan memutar dari arah Kwala Bingai, Kantor PTP. Persis di lokasi coklatan itu. Gitu memutar, tiba-tiba dari arah belakang ada yang membentak kami sambil mengeluarkan pisau dari tasnya. Akupun langsung tancap gas,” ujar Sudario saat ditemui Rabu (15/10).
“Setelah itu, orang yang membentak kami itu, juga naik sepeda motor terus mengajar dan langsung memepet kami sambil menendang stang keretaku. Tak bisa lagi kukendalikan, lalu oleng. Kamipun langsung terjatuh dan aku juga setelah itu tak tahu lagi apa yang terjadi. Aku tahunya setelah berada di klinik ini,” tambahnya dengan sejumlah luka di wajah dan tubuh.
SA bersyukur karena kehamilannya tak terganggu akibat insiden tersebut. “Untung aja aku tidak sampai terjadi dengan kehamilanku, hanya luka di tangan dan kaki. Sedangkan suamiku setelah jatuh itu dia pingsan dan tak sadarkan diri. Dia tahu aja setelah di sini dan sudah diinfus,” tambahnya.
Disinggung apakah mereka mengenali pelaku yang sudah membuat mereka terjatuh seperti ini. ”Aku kenal bang. Dia itu polisi, namanya M Amri Sitepu, pangkatnya brigadir. Dulu pernah bertugas di Binjai tetapi sekarang aku tak tahu dan dia juga bekas pacarku,” sambar SA.
“Tapi aku tak tahu entah apa kok dia melakukan itu. Setahu kami, antara saya dengan dia setelah saya menikah tak pernah ada hubungan apapun. Kok dia melakukan itu sama aku, sedangkan aku sama dia itu sudah tidak ada hubungan apapun sama sekali. Apa maunya dia kok membuat kami seperti ini? Untung saja waktu itu dalam keadaan sunyi kalau tidak mungkin kami sudah mati terlindas mobil,” kata SA kesal.
Sudario kembali menambahkan. ”Heran juga aku Bang, kok dia itu seperti itu. Apa lagi dia itukan polisi, tentunya tahu aturan hukum dan kalaupun ada sesuatu yang salah sama saya, terutama istriku ini, kan bisa ngomong baik-baik. Atau kalau perlu menempuh jalur hukum dan tidak koboy seperti ini,” ketusnya, mengaku menunggu mertuanya untuk melapor ke polisi.
Menurut keterangan dari petugas klinik yang bernama Fitri, pasien itu diantar oleh tukang becak kemari. Yang laki-laki mengalami patah tulang tangan kanan, pecah batok tempurung kaki kanan, pecah pada bagian pelipis kanan atas dan juga bawah serta banyak lagi luka-luka serius,” terangnya.
“Sedangkan pasien yang perempuan hanya mengalami luka ringan di bagian tangan kanan dan juga kaki kanan. Untung saja sejauh ini kehamilannya tidak terganggu akibat kejadian tersebut. Namun atas saran dari dokter pasien ini akan segera kami rujuk ke rumah sakit, guna pemeriksaan lebih lanjut terhadap luka-luka yang dialami,” jelasnya.