25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Musisi Austria Jatuh Cinta dengan Lagu Batak

Hermann Delago
Hermann Delago


SIANTAR, SUMUTPOS.CO –
Hermann Delago, musisi asal Austria sekaligus komposer terkenal, mengaku jatuh cinta dengan lagu Batak. Karena cintanya, ia merencanakan menggelar pagelaran akbar di Medan dan Samosir.

Awalnya, Hermann suka dengan lagu Batak saat berkunjung ke Bali tahun 1995. Saat itu ia  mendengar lagu ‘Butet’ yang dinyanyikan orang Bali. Hermann langsung jatuh cinta dengan lagu itu. Alasannya, walapun meski lagu itu kedengaran simpel, namun ia merasa ada keunikan pada nada dan melodinya.

Dikenal sebagai musisi terkenal, Hermann saat itu berkeliling dunia dengan grup band aliran rock Klockwerk Orange. Namun sejak mengenal lagu Butet, pria kelahiran 1957 ini tak berniat lagi ke negaranya. Ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru musik SMA di Austria.

Pria yang saat ini sudah menyandang marga Manik itu melanjutkan keliling dunia dengan mengunjungi Pulau Samosir tahun 1997. Ketika itu ia mendengarkan sejumlah orangtua menyanyikan lagu Batak diiringi gitar di warung tuak.

“Lagu Batak yang lama itu mempunyai nada dan melodi yang unik, serta dinyanyikan sepenuh hati,” papar Hermann didampingi Hendri Manik, Minggu (14/12) di OH5 Cafe Jalan Patimura, Kota Siantar. Ia baru saja melakukan kunjungan ke Medan dan Samosir dalam persiapan konser di bulan Agustus 2014 mendatang.

Selanjutnya, Hermann membawa lagu Batak ke Austria untuk diaransemen dan ditampikan di konser orksetra. Karena kecintaannya, pria yang mempersunting boru Sidabutar itu telah mengeluarkan album Batak berjudul ‘Tobatak’ bekerja sama dengan Vicky Sianipar. Dalam album itu, ada sembilan lagu di antaranya, Butet, Boru Panggoaran, Boasama Sai Marsak, dan Poda.

“Saya berkeinginan membawa semua jenis musik tradisonal Batak dalam satu wadah aliran, namun tetap mempertahankan keaslian nada dan melodinya. Seperti  lagu Batak yang lama, melodinya menarik serta  membutuhkan waktu hingga enam menit untuk menyanyi, dengan pola bervariasi nada naik dan turun. Namun mempunyai dinamika unik, dibandingkan lagu barat modern seperti jazz,” sebut pria berambut panjang ini.

Kedatangannya bersama Hendri Manik (36) dimaksudkan untuk mempersiapkan konser yang akan digelar di Medan pada 20 Agustus 2014 dan di open Stage Tuk Tuk Siadong, Kabupaten Samosir 23 Agustus 2014.

Dalam konser kali ini, Hermaan akan membawa sebanyak 80 orang anggota orkestra binaannya di Austria, termasuk penyanyinya. Konser yang direncanakan berlangsung selama dua jam ini juga melibatkan artis Batak seperti Vicky Sianipar, Togam Sirait, Retta (Sitorus dan Marsada).

Selain menampilkan lagu-lagu Batak, konser ini juga bertujuan mempromosikan Danau Toba sebagai objek wisata. Direncanakan wadah fans club yang terdiri dari para warga Austria juga akan datang menyaksikan konser itu.

Sementara itu, Hendri Manik selaku Project Manager konser menuturkan, kegiatan ini tujuannya memotivasi generasi muda bisa berkarya dan kreatif. Pria asal Samosir ini menilai, musik tradisional Batak harus dijaga, namun tak salah mencoba dengan metode baru yang lebih luas (diaransemen), sehingga bisa diterima semua lapisan.

“Rencana konser ini respon positif dari pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Persiapan dengan latihan sudah sangat dipersiapkan dan butuh waktu satu tahun,” sebut Hendri yang sudah delapan tahun tinggal di Belanda.

Dia juga menuturkan, jika nanti mendapat dana cukup dari pihak sponsor, maka konser di Medan akan diberlakukan ticketing, Namun jika dana kurang, maka di Samosir juga akan diberlakukan ticketing.

Sementara itu, Retta br Sitorus mengaku senang diikutsertakan dalam konser ini, terlebih lagi mewakili generasi muda Batak. “Saya akan berupaya memberikan yang terbaik untuk memajukan budaya Batak,” papar Retta yang saat ini membuat album rohani lagu Natal berbahasa Batak (rah)

Hermann Delago
Hermann Delago


SIANTAR, SUMUTPOS.CO –
Hermann Delago, musisi asal Austria sekaligus komposer terkenal, mengaku jatuh cinta dengan lagu Batak. Karena cintanya, ia merencanakan menggelar pagelaran akbar di Medan dan Samosir.

Awalnya, Hermann suka dengan lagu Batak saat berkunjung ke Bali tahun 1995. Saat itu ia  mendengar lagu ‘Butet’ yang dinyanyikan orang Bali. Hermann langsung jatuh cinta dengan lagu itu. Alasannya, walapun meski lagu itu kedengaran simpel, namun ia merasa ada keunikan pada nada dan melodinya.

Dikenal sebagai musisi terkenal, Hermann saat itu berkeliling dunia dengan grup band aliran rock Klockwerk Orange. Namun sejak mengenal lagu Butet, pria kelahiran 1957 ini tak berniat lagi ke negaranya. Ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru musik SMA di Austria.

Pria yang saat ini sudah menyandang marga Manik itu melanjutkan keliling dunia dengan mengunjungi Pulau Samosir tahun 1997. Ketika itu ia mendengarkan sejumlah orangtua menyanyikan lagu Batak diiringi gitar di warung tuak.

“Lagu Batak yang lama itu mempunyai nada dan melodi yang unik, serta dinyanyikan sepenuh hati,” papar Hermann didampingi Hendri Manik, Minggu (14/12) di OH5 Cafe Jalan Patimura, Kota Siantar. Ia baru saja melakukan kunjungan ke Medan dan Samosir dalam persiapan konser di bulan Agustus 2014 mendatang.

Selanjutnya, Hermann membawa lagu Batak ke Austria untuk diaransemen dan ditampikan di konser orksetra. Karena kecintaannya, pria yang mempersunting boru Sidabutar itu telah mengeluarkan album Batak berjudul ‘Tobatak’ bekerja sama dengan Vicky Sianipar. Dalam album itu, ada sembilan lagu di antaranya, Butet, Boru Panggoaran, Boasama Sai Marsak, dan Poda.

“Saya berkeinginan membawa semua jenis musik tradisonal Batak dalam satu wadah aliran, namun tetap mempertahankan keaslian nada dan melodinya. Seperti  lagu Batak yang lama, melodinya menarik serta  membutuhkan waktu hingga enam menit untuk menyanyi, dengan pola bervariasi nada naik dan turun. Namun mempunyai dinamika unik, dibandingkan lagu barat modern seperti jazz,” sebut pria berambut panjang ini.

Kedatangannya bersama Hendri Manik (36) dimaksudkan untuk mempersiapkan konser yang akan digelar di Medan pada 20 Agustus 2014 dan di open Stage Tuk Tuk Siadong, Kabupaten Samosir 23 Agustus 2014.

Dalam konser kali ini, Hermaan akan membawa sebanyak 80 orang anggota orkestra binaannya di Austria, termasuk penyanyinya. Konser yang direncanakan berlangsung selama dua jam ini juga melibatkan artis Batak seperti Vicky Sianipar, Togam Sirait, Retta (Sitorus dan Marsada).

Selain menampilkan lagu-lagu Batak, konser ini juga bertujuan mempromosikan Danau Toba sebagai objek wisata. Direncanakan wadah fans club yang terdiri dari para warga Austria juga akan datang menyaksikan konser itu.

Sementara itu, Hendri Manik selaku Project Manager konser menuturkan, kegiatan ini tujuannya memotivasi generasi muda bisa berkarya dan kreatif. Pria asal Samosir ini menilai, musik tradisional Batak harus dijaga, namun tak salah mencoba dengan metode baru yang lebih luas (diaransemen), sehingga bisa diterima semua lapisan.

“Rencana konser ini respon positif dari pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Persiapan dengan latihan sudah sangat dipersiapkan dan butuh waktu satu tahun,” sebut Hendri yang sudah delapan tahun tinggal di Belanda.

Dia juga menuturkan, jika nanti mendapat dana cukup dari pihak sponsor, maka konser di Medan akan diberlakukan ticketing, Namun jika dana kurang, maka di Samosir juga akan diberlakukan ticketing.

Sementara itu, Retta br Sitorus mengaku senang diikutsertakan dalam konser ini, terlebih lagi mewakili generasi muda Batak. “Saya akan berupaya memberikan yang terbaik untuk memajukan budaya Batak,” papar Retta yang saat ini membuat album rohani lagu Natal berbahasa Batak (rah)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/