Korban Perkosaan dan Pembunuhan di Perkebunan Sawit Teridentifikasi
Korban pemerkosaan dan pembunuhan yang ditemukan di perkebunan sawit di Dusun III Afdeling I, Desa Paya Pinang, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai, Rabu (14/3) lalu, akhirnya diketahui bernama Sri Julianti (18) warga Desa Penggalian, Kecamatan Tebing Syahbandar, Sergai.
Ibu korban, Wagini (45) janda beranak lima, ketika ditemui Sumut Pos, Jumat (16/3) mengatakan, Sri Julianti adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Diceritakan Wagini, begitu dirinya mendengar berita kematian seorang gadis, dia langsung mendatangi Polsek Tebingtinggi dengan membawa foto anaknya dan melihat langsung kondisi korban. Berdasarkan pakaian dan barang-barang yang diamankan polisi dari tubuh korban, Wagini meyakini, kalau cewek yang sudah mulai membusuk itu, putrinya Sri Julianti.
“Memang aku yakin setelah melihat gelang, sendal dan jam tangan serta pakaian yang dikenakan korban, itu milik anak ku, Sri Julianti,” jelas Wagini, saat menunggu kedatangan jenazah korban dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan di rumah duka.
Merasa itu anaknya, dia bersama kepala desa kemudian mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk melihat langsung jasad korban. Ternyata, setelah dilihat memang benar, namun kondisi wajah korban sudah tidak bisa lagi dikenali karena mengalami luka lebam bekas pukulan. “Betul, itu Sri Julianti anak ku,” isak Wagini.
Pacar korban Supandi (23) warga Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebingtinggi, saat ditemui Sumut Pos di rumah duka, membantah dirinya terlibat dalam pembunuhan pacarnya itu.
Dikisahkan Supandi, terakhir kali dia bersama pacarnya Sri Julianti, Minggu (11/3) lalu. Mereka berdua jalan-jalan di Kota Tebingtinggi karena usai gajian. Supandi sempat membelikan jam tangan baru dan sendal baru untuk korban serta mentraktirnya makan.
“Itulah kami terakhir jumpa, kami berpacaran baru tiga bulan. Kenangan terakhir saya bisa memberinya sendal baru dan jam tangan, selanjutnya saya tidak bisa lagi berkomunikasi dengan dia (korban) karena telepon seluleranya mati,” kata Supandi yang bekerja sebagai penjaga gudang di Pabrik Roti Ketawa di Kampung Tempel Kota Tebingtinggi, tempat Sri Julianti bekerja.
Sebelum mengetahui pacarnya tewas terbunuh, Supandi sempat didatangi anggota kepolisian untuk dimintai keteranga tentang keberadaan pacarnya itu, tetapi karena Supandi tidak mengetahui keberadaan korban, dia tetap mengetahui keberadaan pacarnya.
Diakui Supandi, sebelum mereka berpacaran, Sri sempat mempunyai pacar, tetapi mereka sudah putus. “Aku nggak tahu soal pembunuhan itu. Aku juga sempat diperiksa petugas, tetapi ini perbuatan orang lain. Pelaku sudah membunuh pacar ku, saya minta polisi menangkap pelakunya,” ujar Supandi.
Kakek korban, Giran (78) mengatakan, Sri Julianti selama ini tinggal dirumahnya. Sejak Selasa (12/3) malam, dia tidak pulang ke rumah dan keluarga kehilangan kontak dengan korban. Memang handphonnya aktif, tapi tidak diangkat. “Pacarnya Andi, sempat datang malam itu dan bertanya apakah Sri Julianti sudah pulang ke rumah?” ungkap Giran.
Memang diakui Giran, malam itu Sri Julianti sempat menelpon seseorang dan kedengarannya terjadi perkelahian melalui telepon seluler. Saat hendak pergi kerja, Senin (12/3), Sri dijemput RD, warga Desa Bahtonang, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Sergai. “Sri berangkat kerja menumpang dengan RD menggunakan sepeda motor. ketika hendak pergi bersama RD, dia berpamitankepada saya. Itulah terakhir kali saya bertemu Sri. Tak terpikir kalau Sri tewas dibunuh orang,” kata Giran dengan mata berkaca-kaca.
Meski sudah dicari ke berbagai tempat, namun Sri tak juga diketahui keberadaannya. Hingga akhirnya, terdengar kabar ditemukan jenazah seorang gadis ditemukan di perkebunan kelapa sawit. “Ternyata itu cucu kami, Sri Julianti,” kenang Giran.
Kapolres melalui Kapolsek Tebingtinggi, AKP HE Harahap di rumah duka menegaskan, pihaknya bersama Polres Tebingtinggi telah membentuk tim Khusus untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan. “Pria yang menjemput korban, RD kini dalam pengejaran petugas,” kata HE Harahap.(mag-3)