Untuk tiga hal yang menjadi kelebihan pasangan DJOSS, berpengalaman dalam memimpin pemerintahan, mampu memperbaiki infrastruktur, dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Dari segi karakteristik, sambungnya, pasangan ERAMAS dipandang sebagai pasangan yang menghargai perbedaan, adil dan merangkul semua pihak serta paling serasi dan saling melengkapi. Sementara pasangan DJOSS dinilai paling berpengalaman dalam memimpin dan paling menguasai masalah pembangunan.
Adapun dari segi kepribadian, pasangan ERAMAS dinilai sebagai pasangan yang bijaksana dan tegas dalam mengambil keputusan serta dipercaya mampu membawa perubahan. Sedangkan pasangan DJOSS dipersepsikan sebagai pa angan yang ramah dan komunikatif kepada masyarakat serta sederhana dalam hidup.
“Berdasarkan kemampuan, karakteristik dan kepribadian Cagub-Cawagub Sumut, dalam simulasi 2 pasangan, ERAMAS mendapatkan dukungan publik 48,7 persen. Sedangkan DJOSS 38,3 persen. Dukungan dari pemilih JR Saragih-Ance Selian sebagian besar beralih ke pasangan DJOSS,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari hasil survei ini juga mayoritas pemilih sudah mantap dengan pilihannya, dan tak lebih dari 35 persen pemilih yang mengaku mungkin mengubah pilihan atau belum menentukan pilihan. Adapun faktor yang cukup dominan mengubah pilihan publik adalah tawaran program pasangan lawan lebih meyakinkan untuk perubahan Sumut yang lebih baik.
“Hal lain yang menggembirakan bagi masyarakat Sumut adalah tingginya keyakinan masyarakat akan terselenggaranya Pilkada yang aman dan lancar. Selain itu, publik juga menaruh keyakinan yang sama tinggi akan profesionalitas dan netralitas KPU dalam menyeleggarakan pemilihan gubernur-wakil gubernur Sumut pada 27 Juni mendatang,” imbuhnya.
Eramas Tak Mau Terlena
Menyikapi hasil survei PRC ini, Wakil Ketua Tim Pemenangan Eramas Irham Buana mengakui bahwa penilaian yang dilakukan lembaga survei merupakan salah satu indikator keterwakilan suara masyarakat atas calon pemimpinnya. Sejumlah lembaga survei yang terlebih dahulu melakukan penilaian, menurut dia, Eramas mendapat keunggulan dari paslon nomor urut dua.
“Yang pasti bahwa kalau dari beberapa lembaga survei melakukan penilaian, hampir semua menyatakan hal yang sama. Bahwa ada keunggulan pasangan Edy-Ijeck dibanding pasangan Djarot-Sihar,” katanya.
Tentu melalui penilaian berbagai aspek survei ini, kata dia, menjadi aspek pandangan masyarakat memberikan dukungan positif kepada paslon tersebut. “Dan disisi lain tentu harus bergaris lurus dengan proses pemungutan suara nanti. Sebab pandangan masyarakat itu merepresentasi pandangan masyarakat di 33 kabupaten/kota. Lalu tingkat ketimpangan dalam survei itu juga tidak tinggi,” katanya.
Namun demikian, Eramas mengamini tidak mau terlena meski di sejumlah lembaga survei diunggulkan dari paslon Djarot-Sihar di Pilgubsu 2018. “Iya betul, karena survei merupakan salah satu indikator dari banyak indikator lain. Sehingga survei itu setidaknya menjadi lampu penerang atau penunjuk jalan, agar apa yang menjadi harapan masyarakat bisa diwujudkan,” katanya. (ris/prn)