MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabid Humas Poldasu, AKBP Helfi Assegaf meminta SA (28) dan suaminya yang jadi korban arogansi Brigadir TA (28) segera membuat laporan ke Polres Langkat. Itu penting, agar penyelidikan kasus ini dapat berjalan.
“Laporkan saja ke Polres Langkat, jangan takut. Kalau sudah, polisi akan menyelidikinya. Apalagi, dia (Brigadir TA) pernah juga dilapor kasus penganiayaan. Jadi ini penting, biar pelaku jera,” tegasnya, Kamis (16/10) siang.
Lanjut Helfi, dalam kasus ini, peranan korban sangat efektif. Jadi dengan adanya laporan ke Polres, kasus ini pasti akan ditindaklanjuti. “Nah, dengan begitu kita akan dapat menanyakan progres laporannya ke Polres. Kita juga akan menanyakan kasusnya kepada Kapolresnya. Bagaimana pengawasannya terhadap anggota. Kalau memang salah, harus diberi sanksi,” ucapnya.
Bila terbukti bersalah, sanksi yang akan diberikan kepada oknum itu bisa paling kecil adalah sanksi disiplin.
“Bisa juga diajukan pemecatan dan penundaan naik pangkat, tergantung putusan pidananya. Makanya, kita lihat dulu pendalaman dan hasil penyelidikan Polres Langkat. Kalau sering menyakiti masyaralat, dia tidak layak. Dan, akan diajukan PTDH, sebab masih banyak yang mau jadi polisi. Intinya, korban jangan takut untuk melaporkannya, prosesur hukum tetap dijalankan. Kita akan pantau kasusnya dari Polda,” tandasnya.
Sekedar mengingatkan, SA (20) yang tengah hamil dibonceng suaminya, Sudario (59) sekitar pukul 23.30 WIB. Mereka baru pulang dari Pasar Kaget Binjai. Sudario mengendarai sepeda motor dan memutar dari depan kantor PTPN II, persisnya di lokasi Coklatan, jalan lintas lewat simpang maut. Dia berencana memutar. Namun baru saja memutar arah, tiba-tiba dari arah belakang terdengar bentakan Brigadir TA dan ancaman agar mereka menghentikan sepeda motor. Melihat pelaku bawa pisau, Sudario sontak cemas hingga memilih tancap gas. Sialnya, pelaku malah mengejar dan langsung memepet sambil menendang stang sepeda motor bebek Sudario.
Tak bisa mengendalikan, kereta Sudario oleng. Dia dan istrinya, SA langsung nyungsep ke aspal. Melihat itu, pelaku kabur meninggalkan keduanya. Sudario yang diketahui adalah ketua salah satu LSM di Langkat, dan istrinya yang sedang hamil, mengalami luka serius. Keduanya diselamatkan seorang tukang becak yang kebetulan melintas dan keduanya dilarikan ke Klinik Prima Medica. ”Aku kenal bang. Dia itu polisi, namanya M Amri Sitepu, pangkatnya brigadir. Dulu pernah bertugas di Binjai tetapi sekarang aku tak tahu dan dia juga bekas pacarku,” sambar SA.
“Tapi aku tak tahu entah apa kok dia melakukan itu. Setahu kami, antara saya dengan dia setelah saya menikah tak pernah ada hubungan apapun. Kok dia melakukan itu sama aku, sedangkan aku sama dia itu sudah tidak ada hubungan apapun sama sekali. Apa maunya dia kok membuat kami seperti ini? Untung saja waktu itu dalam keadaan sunyi kalau tidak mungkin kami sudah mati terlindas mobil,” kata SA kesal. (gib/deo)