32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Vaksinasi Covid-19 di Sumut, Termin 2 Di jadwalkan Februari

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tambahan vaksin Covid-19 Sinovac sebanyak 34.840 vial telah diterima Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Dinkes Sumut), Jumat (15/1). Kiriman vaksin tahap satu termin dua tersebut saat ini disimpan di Gudang Farmasi Dinkes Sumut Jalan Thamrin, Medan. Adapun pelaksanaan vaksinasi termin kedua di Sumut direncanakan berlangsung bulan Februari.

DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi Edy Rahmayadi bersama unnsur Forkopimda menerima suntikan vaksin Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1). Gubsu menjadi orang pertama di Sumut yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di provinsi ini.
DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi Edy Rahmayadi bersama unnsur Forkopimda menerima suntikan vaksin Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1). Gubsu menjadi orang pertama di Sumut yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di provinsi ini.

SEKRETARIS Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah, menyampaikan, vaksinasi Covid-19 menjangkau sekitar 44.860 tenaga kesehatan yang ada di kabupaten/kota selain Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang). “Setelah vaksinasi dilakukan untuk kawasan Mebidang, sisanya kabupaten/kota lainnya akan dilakukan pada termin kedua bagi SDM kesehatan,” ungkapnya, baru-baru ini.

Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, vaksinasi tahap satu termin kedua direncanakan untuk 30 kabupaten/kota. Antara lain Kabupaten Asahan 2.180 orang, Batubara 1.100 orang, Dairi 1.160 orang. Selanjutnya, Humbang Hasundutan 880 orang, Karo 1.180 orang, Gunung Sitoli 740 orang, Padang Sidimpuan 1.540 orang, Pematangsiantar 2.460 orang, Sibolga 1.180 orang.

Berikutnya, Tanjungbalai 1.120 orang, Tebingtinggi 1.500 orang, Labuhanbatu 2.540 orang, Labuhanbatu Selatan 1.220 orang, Labuhanbatu Utara 1.680 orang, Langkat 3.940 orang, Mandailing Natal 1.980 orang, Nias 1.300 orang, Nias Barat 680 orang, Nias Selatan 2.000 orang, Nias Utara 980 orang.

“Kemudian, Padang Lawas 1.420 orang, Padang Lawas Utara 1.280 orangn

Pakpak Bharat 560 orang, Samosir 720 orang, Serdang Bedagai 1.680 orang, Simalungun 2.320 orang, Tapanuli Selatan 1.120 orang, Tapanuli Tengah 1.760 orang, Tapanuli Utara 1.680, dan Toba 1.000 orang,” beber dia.

Aris menjelaskan, sasaran vaksinasi dengan menargetkan SDM kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan dalam jangka waktu yang luas dengan sistematika pengaturan jadwal vaksinasi, sehingga tidak mengganggu pelayanan kesehatan lainnya. “Kelompok yang divaksinasi adalah kelompok rentan yang berusia 18-59 tahun, dengan pemberian secara bertahap. Sedangkan kelompok usia di atas 60 tahun akan divaksinasi setelah tersedia data dukung keamanan yang cukup untuk kelompok usia tersebut, dan disetujui BPOM,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang SDM Kesehatan Dinkes Sumut, Sri Suriani Purnamawati menyampaikan, dengan tambahan vaksin 34.840 vial, maka totalnya Sumut telah menerima 74.840 vial. Sebab, pada tahap satu termin satu telah menerima 40.000 vial dan sudah didistribusikan 34.060 vial ke Mebidang. “Sisanya (5.940 vial) masih disimpan di gudang dan juga 34.840 vial yang baru diterima,” kata Sri, Jumat (15/1).

Para SDM kesehatan —kalau memenuhi kriteria— akan menerima vaksin dan mendapatkan SMS. Sebab data yang masuk sejauh ini masih data awal. “Apabila (SDM kesehatan) ternyata memiliki komorbid, nanti akan terseleksi dan tidak akan mendapatkan SMS,” tandas Sri.

Medan Tetap Dapat ‘Jatah’

Dari 34.840 vial vaksin Covid-19 termin 2 dari Sinovac yang masuk ke Sumatera Utara pada Jumat, (15/1) lalu, Kota Medan mendapatkan jatah setengahnya, yakni 20 ribu vial.

Pada Jumat itu, Pemko Medan bersama para Forkopimda Kota Medan telah melakukan pencanangan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan dari jumlah vaksin yang masuk di tahap pertama.

Lantas, berapakah jumlah vial vaksin yang akan didapatkan Kota Medan dari total 34.840 vial vaksin yang baru masuk ke Sumut pada Jumat (15/1) yang lalu? Hingga kemarin, Pemko Medan mengaku belum mengetahuinya.

“Dari total 34.840 vial vaksin yang baru masuk lagi, kita belum tahu dapat berapa lagi, apakah tetap 20 ribu vial seperti yang pertama kemarin, atau kurang bahkan lebih dari itu. Kita belum tahu,” ucap Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kita Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes kepada Sumut Pos, Minggu (17/1).

Namun menurutnya, Kota Medan diyakini akan kembali mendapatkan jatah vaksin dari total 34.840 vaksin yang dimaksud. “Kalau dapat, saya rasa pasti dapat. Tapi jumlahnya yang kita belum tahu. Kita tunggu info dari (Pemerintah) Provinsi lah,” ujarnya.

Dikatakan Mardohar, wajar saja bila Kota Medan masih mendapatkan prioritas penyebaran vaksin paling banyak. Pasalnya sampai saat ini, Kota Medan masih menjadi Kota dengan tingkat penyebaran virus Corona terbesar di Sumut.

“Sebagai kota terbesar dan terbanyak jumlah kasusnya, wajar-wajar saja kalau Medan dapat paling banyak. Deliserdang dan Binjai juga dapat cukup banyak dibanding Kabupaten/Kota lain di Sumut. Ssebab Mebidang (Medan, Binjai, Deliserdang) memang jadi fokus,” katanya.

Terpisah, Ketua Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Robi Barus meminta Pemko Medan untuk tidak berdiam diri menunggu jumlah vial vaksin Covid-19 yang akan menjadi jatah bagi warga Kota Medan. Pasalnya, kebutuhan vaksin untuk para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Medan masih sangat besar.

“Jumlah vaksin yang masuk kemarin itu ada 20 ribu vial. Kalau per orang dapat 2 vial, itu artinya vaksin itu untuk 10 ribu orang. Sedangkan jumlah nakes di Kota Medan, kalau tidak salah itu ada di angka 20 ribu lebih. Jadi kurang. Setidaknya kita butuh lebih dari 20 ribu vial vaksin lagi untuk bisa memvaksin semua nakes yang ada di Kota Medan. Nakes harus diprioritaskan sesuai keputusan Menteri Kesehatan,” tegasnya.

Pemko Medan juga diminta untuk terus menyosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan sistem imun tubuh manusia, demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Medan.

“Jangan sampai, proses pencanangan yang sudah dilakukan oleh Sekda Kota Medan, Ketua DPRD Medan dan para Forkopimda menjadi sia-sia. Sebab setelah nanti semua nakes selesai divaksin, cepat atau lambat kita akan dapat giliran untuk divaksin. Kita mau, pemerintah tidak henti-hentinya memberikan edukasi soal ini,” harapnya.

Robi juga meminta Pemko Medan, dalam hal ini Satgas Covid-19 Kota Medan untuk betul-betul serius meningkatkan penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah masyarakat Kota Medan. Pasalnya beberapa minggu terakhir, angka penyebaran kasus positif baru Covid-19 kembali meningkat.

“Saat ini, per harinya bisa mencapai 50 orang bahkan lebih yang terkonformasi positif. Ini angka yang jelas meningkat. Kenapa ini bisa terjadi? Karena kita melihat prokes di masyarakat sudah mulai melonggar. Satgas pun seakan membiarkannya longgar. Padahal ini jelas berbahaya kalau terus dibiarkan, harus ditekan sebelum nanti akan semakin sulit mengendalikannya,” ujarnya.

Bersyukur, saat ini kondisi ketersediaan RS untuk penanganan Covid-19 di Kota Medan masih tersedia. Hanya saja, bila Pemko tidak meningkatkan pengawasan prokes mulai saat ini, tidak tertutup kemungkinan RS untuk penanganan Covid-19 di Kota Medan akan penuh seperti di kota-kota lain di Indonesia sehingga tidak bisa lagi melayani para pasien Covid-19.

“Apakah kita harus menunggu RS pada penuh dulu baru kita benar-benar serius dalam menerapkan prokes? Proses vaksinasi harus sejalan dengan peningkatan penerapan prokes. Itu yang akan membuat kondisi ini terus membaik dan kita bisa terbebas dari pandemi ini,” pungkasnya.

Gubsu Tambah PD

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam kondisi baik usai disuntik vaksin Covid-19 pada 14 Januari kemarin. Ia bahkan disebut lebih percaya diri setelah menjalani program vaksinasi tersebut.

“Iya (lebih fit dan percaya diri),” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Irman Oemar menjawab Sumut Pos, Minggu (17/1) .

Cerita Gubsu Edy setelah disuntik vaksin, tidak ada hal yang aneh. Hanya ada rasa sakit sedikit pada bekas suntikan di lengannya. “Dan ini wajar pada setiap orang yang disuntik. Yang lain tidak ada gejala atau gangguan apapun,” kata Irman.

Diberitakan sebelumnya, Gubsu Edy menjadi orang pertama di Sumut yang disuntik vaksin sesuai jadwal program vaksinasi dari pemerintah pusat. Selain Gubsu, unsur Forkopimda Sumut, pejabat, dan tokoh publik lainnya turut mengikuti program dimaksud.

Edy Rahmayadi sendiri, meminta para bupati/walikota se-Sumut tetap konsisten mendorong masyarakatnya untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam kehidupan sehari. Hal ini penting untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di daerah ini.

“Seperti kita ketahui bersama, saat ini kita masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Kita patut bersyukur bahwa pemerintah telah berupaya mendatangkan vaksin Covid-19 guna menekan panyebarannya. Namun saya menekankan agar kita tetap menerapkan protokol kesehatan selama program vaksinasi. Hal ini untuk menambah upaya pencegahan penularan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat tidak boleh menjadi kendur,” ujar Gubernur Edy Rahmayadi dalam sambutanya yang dibacakan Sekdaprov Sumut, R Sabrina, pada Rapat Paripurna DPRD Langkat dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-271 Kabupaten Langkat, Minggu (17/1) di Gedung DPRD Langkat.

Oleh sebab itu, Gubernur meminta kepada kepala daerah kabupaten/kota dan secara khusus untuk Kabupaten Langkat, agar terus meningkatkan protokol kesehatan di wilayahnya masing-masing dan terus meningkatkan, serta mendorong masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting guna memutus rantai penularan Covid-19, antara lain dengan cara menjalankan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan air sabun.

“Ketiga hal tersebut tak jemu-jemu kami sampaikan agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadikanlah protokol kesehatan ini menjadi bagian dari kebutuhan hidup yang kita terapkan agar kita tetap sehat tanpa Covid-19,” katanya. (ris/map/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tambahan vaksin Covid-19 Sinovac sebanyak 34.840 vial telah diterima Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Dinkes Sumut), Jumat (15/1). Kiriman vaksin tahap satu termin dua tersebut saat ini disimpan di Gudang Farmasi Dinkes Sumut Jalan Thamrin, Medan. Adapun pelaksanaan vaksinasi termin kedua di Sumut direncanakan berlangsung bulan Februari.

DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi Edy Rahmayadi bersama unnsur Forkopimda menerima suntikan vaksin Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1). Gubsu menjadi orang pertama di Sumut yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di provinsi ini.
DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi Edy Rahmayadi bersama unnsur Forkopimda menerima suntikan vaksin Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1). Gubsu menjadi orang pertama di Sumut yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di provinsi ini.

SEKRETARIS Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah, menyampaikan, vaksinasi Covid-19 menjangkau sekitar 44.860 tenaga kesehatan yang ada di kabupaten/kota selain Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang). “Setelah vaksinasi dilakukan untuk kawasan Mebidang, sisanya kabupaten/kota lainnya akan dilakukan pada termin kedua bagi SDM kesehatan,” ungkapnya, baru-baru ini.

Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, vaksinasi tahap satu termin kedua direncanakan untuk 30 kabupaten/kota. Antara lain Kabupaten Asahan 2.180 orang, Batubara 1.100 orang, Dairi 1.160 orang. Selanjutnya, Humbang Hasundutan 880 orang, Karo 1.180 orang, Gunung Sitoli 740 orang, Padang Sidimpuan 1.540 orang, Pematangsiantar 2.460 orang, Sibolga 1.180 orang.

Berikutnya, Tanjungbalai 1.120 orang, Tebingtinggi 1.500 orang, Labuhanbatu 2.540 orang, Labuhanbatu Selatan 1.220 orang, Labuhanbatu Utara 1.680 orang, Langkat 3.940 orang, Mandailing Natal 1.980 orang, Nias 1.300 orang, Nias Barat 680 orang, Nias Selatan 2.000 orang, Nias Utara 980 orang.

“Kemudian, Padang Lawas 1.420 orang, Padang Lawas Utara 1.280 orangn

Pakpak Bharat 560 orang, Samosir 720 orang, Serdang Bedagai 1.680 orang, Simalungun 2.320 orang, Tapanuli Selatan 1.120 orang, Tapanuli Tengah 1.760 orang, Tapanuli Utara 1.680, dan Toba 1.000 orang,” beber dia.

Aris menjelaskan, sasaran vaksinasi dengan menargetkan SDM kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan dalam jangka waktu yang luas dengan sistematika pengaturan jadwal vaksinasi, sehingga tidak mengganggu pelayanan kesehatan lainnya. “Kelompok yang divaksinasi adalah kelompok rentan yang berusia 18-59 tahun, dengan pemberian secara bertahap. Sedangkan kelompok usia di atas 60 tahun akan divaksinasi setelah tersedia data dukung keamanan yang cukup untuk kelompok usia tersebut, dan disetujui BPOM,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang SDM Kesehatan Dinkes Sumut, Sri Suriani Purnamawati menyampaikan, dengan tambahan vaksin 34.840 vial, maka totalnya Sumut telah menerima 74.840 vial. Sebab, pada tahap satu termin satu telah menerima 40.000 vial dan sudah didistribusikan 34.060 vial ke Mebidang. “Sisanya (5.940 vial) masih disimpan di gudang dan juga 34.840 vial yang baru diterima,” kata Sri, Jumat (15/1).

Para SDM kesehatan —kalau memenuhi kriteria— akan menerima vaksin dan mendapatkan SMS. Sebab data yang masuk sejauh ini masih data awal. “Apabila (SDM kesehatan) ternyata memiliki komorbid, nanti akan terseleksi dan tidak akan mendapatkan SMS,” tandas Sri.

Medan Tetap Dapat ‘Jatah’

Dari 34.840 vial vaksin Covid-19 termin 2 dari Sinovac yang masuk ke Sumatera Utara pada Jumat, (15/1) lalu, Kota Medan mendapatkan jatah setengahnya, yakni 20 ribu vial.

Pada Jumat itu, Pemko Medan bersama para Forkopimda Kota Medan telah melakukan pencanangan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan dari jumlah vaksin yang masuk di tahap pertama.

Lantas, berapakah jumlah vial vaksin yang akan didapatkan Kota Medan dari total 34.840 vial vaksin yang baru masuk ke Sumut pada Jumat (15/1) yang lalu? Hingga kemarin, Pemko Medan mengaku belum mengetahuinya.

“Dari total 34.840 vial vaksin yang baru masuk lagi, kita belum tahu dapat berapa lagi, apakah tetap 20 ribu vial seperti yang pertama kemarin, atau kurang bahkan lebih dari itu. Kita belum tahu,” ucap Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kita Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes kepada Sumut Pos, Minggu (17/1).

Namun menurutnya, Kota Medan diyakini akan kembali mendapatkan jatah vaksin dari total 34.840 vaksin yang dimaksud. “Kalau dapat, saya rasa pasti dapat. Tapi jumlahnya yang kita belum tahu. Kita tunggu info dari (Pemerintah) Provinsi lah,” ujarnya.

Dikatakan Mardohar, wajar saja bila Kota Medan masih mendapatkan prioritas penyebaran vaksin paling banyak. Pasalnya sampai saat ini, Kota Medan masih menjadi Kota dengan tingkat penyebaran virus Corona terbesar di Sumut.

“Sebagai kota terbesar dan terbanyak jumlah kasusnya, wajar-wajar saja kalau Medan dapat paling banyak. Deliserdang dan Binjai juga dapat cukup banyak dibanding Kabupaten/Kota lain di Sumut. Ssebab Mebidang (Medan, Binjai, Deliserdang) memang jadi fokus,” katanya.

Terpisah, Ketua Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Robi Barus meminta Pemko Medan untuk tidak berdiam diri menunggu jumlah vial vaksin Covid-19 yang akan menjadi jatah bagi warga Kota Medan. Pasalnya, kebutuhan vaksin untuk para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Medan masih sangat besar.

“Jumlah vaksin yang masuk kemarin itu ada 20 ribu vial. Kalau per orang dapat 2 vial, itu artinya vaksin itu untuk 10 ribu orang. Sedangkan jumlah nakes di Kota Medan, kalau tidak salah itu ada di angka 20 ribu lebih. Jadi kurang. Setidaknya kita butuh lebih dari 20 ribu vial vaksin lagi untuk bisa memvaksin semua nakes yang ada di Kota Medan. Nakes harus diprioritaskan sesuai keputusan Menteri Kesehatan,” tegasnya.

Pemko Medan juga diminta untuk terus menyosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan sistem imun tubuh manusia, demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Medan.

“Jangan sampai, proses pencanangan yang sudah dilakukan oleh Sekda Kota Medan, Ketua DPRD Medan dan para Forkopimda menjadi sia-sia. Sebab setelah nanti semua nakes selesai divaksin, cepat atau lambat kita akan dapat giliran untuk divaksin. Kita mau, pemerintah tidak henti-hentinya memberikan edukasi soal ini,” harapnya.

Robi juga meminta Pemko Medan, dalam hal ini Satgas Covid-19 Kota Medan untuk betul-betul serius meningkatkan penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah masyarakat Kota Medan. Pasalnya beberapa minggu terakhir, angka penyebaran kasus positif baru Covid-19 kembali meningkat.

“Saat ini, per harinya bisa mencapai 50 orang bahkan lebih yang terkonformasi positif. Ini angka yang jelas meningkat. Kenapa ini bisa terjadi? Karena kita melihat prokes di masyarakat sudah mulai melonggar. Satgas pun seakan membiarkannya longgar. Padahal ini jelas berbahaya kalau terus dibiarkan, harus ditekan sebelum nanti akan semakin sulit mengendalikannya,” ujarnya.

Bersyukur, saat ini kondisi ketersediaan RS untuk penanganan Covid-19 di Kota Medan masih tersedia. Hanya saja, bila Pemko tidak meningkatkan pengawasan prokes mulai saat ini, tidak tertutup kemungkinan RS untuk penanganan Covid-19 di Kota Medan akan penuh seperti di kota-kota lain di Indonesia sehingga tidak bisa lagi melayani para pasien Covid-19.

“Apakah kita harus menunggu RS pada penuh dulu baru kita benar-benar serius dalam menerapkan prokes? Proses vaksinasi harus sejalan dengan peningkatan penerapan prokes. Itu yang akan membuat kondisi ini terus membaik dan kita bisa terbebas dari pandemi ini,” pungkasnya.

Gubsu Tambah PD

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam kondisi baik usai disuntik vaksin Covid-19 pada 14 Januari kemarin. Ia bahkan disebut lebih percaya diri setelah menjalani program vaksinasi tersebut.

“Iya (lebih fit dan percaya diri),” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Irman Oemar menjawab Sumut Pos, Minggu (17/1) .

Cerita Gubsu Edy setelah disuntik vaksin, tidak ada hal yang aneh. Hanya ada rasa sakit sedikit pada bekas suntikan di lengannya. “Dan ini wajar pada setiap orang yang disuntik. Yang lain tidak ada gejala atau gangguan apapun,” kata Irman.

Diberitakan sebelumnya, Gubsu Edy menjadi orang pertama di Sumut yang disuntik vaksin sesuai jadwal program vaksinasi dari pemerintah pusat. Selain Gubsu, unsur Forkopimda Sumut, pejabat, dan tokoh publik lainnya turut mengikuti program dimaksud.

Edy Rahmayadi sendiri, meminta para bupati/walikota se-Sumut tetap konsisten mendorong masyarakatnya untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam kehidupan sehari. Hal ini penting untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di daerah ini.

“Seperti kita ketahui bersama, saat ini kita masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Kita patut bersyukur bahwa pemerintah telah berupaya mendatangkan vaksin Covid-19 guna menekan panyebarannya. Namun saya menekankan agar kita tetap menerapkan protokol kesehatan selama program vaksinasi. Hal ini untuk menambah upaya pencegahan penularan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat tidak boleh menjadi kendur,” ujar Gubernur Edy Rahmayadi dalam sambutanya yang dibacakan Sekdaprov Sumut, R Sabrina, pada Rapat Paripurna DPRD Langkat dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-271 Kabupaten Langkat, Minggu (17/1) di Gedung DPRD Langkat.

Oleh sebab itu, Gubernur meminta kepada kepala daerah kabupaten/kota dan secara khusus untuk Kabupaten Langkat, agar terus meningkatkan protokol kesehatan di wilayahnya masing-masing dan terus meningkatkan, serta mendorong masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting guna memutus rantai penularan Covid-19, antara lain dengan cara menjalankan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan air sabun.

“Ketiga hal tersebut tak jemu-jemu kami sampaikan agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadikanlah protokol kesehatan ini menjadi bagian dari kebutuhan hidup yang kita terapkan agar kita tetap sehat tanpa Covid-19,” katanya. (ris/map/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/