25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Seminggu Makan Junk Food Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

Junk food.
Junk food.

SUMUTPOS.CO – Makanan yang lebih mengutamakan rasa dibanding nutrisi atau yang lebih dikenal dengan junk food telah lama dikenal sebagai penyebab utama kegemukan dan obesitas. Belakangan, junk food juga dituding sebagai penyebab kerusakan ingat permanen jika dikonsumsi berlebihan.

Para peneliti di Australia menemukan bahwa makan menu junk food, meski hanya satu minggu saja, dapat menyebabkan efek buruk pada kemampuan kognitif otak. Studi ini juga menunjukkan sisi lain obesitas yang dapat memicu perubahan signifikan pada otak.

Hal itu diketahui ketika peneliti dari University of New South Wales mengungkapkan hasil penelitian mereka terhadap tikus yang diberi menu makan kaya lemak dan gula selama satu minggu. Ternyata, tikus-tikus itu mengalami kerusakan memori. Menariknya, penelitian menunjukkan hasil yang sama pada tikus yang diberi menu makan sehat tetapi diberi minuman bergula.

Kerusakan ingatan itu bahkan terjadi sebelum obesitas mendera para tikus. Tikus objek percobaan mengalami kesulitan dalam mengenali lokasi dan kemampuan mereka menyadari saat ada benda yang dipindah menurun. Tikus-tikus itu juga mengalami inflamasi atau peradangan pada hipokampus, bagian otak besar yang memiliki fungsi mengingat.

Tapi setelah tikus-tikus itu kembali diberi menu sehat, kerusakan memori itu ternyata tidak dapat dipulihkan.

“Kami sudah tahu jika obesitas menyebabkan inflamasi dalam tubuh, tapi kami belum menyadari sampai sebelum ini, bahwa obesitas juga menyebabkan perubahan pada otak,” kata peneliti, Profesor Margaret Morris, seperti dilansir laman Daily Mail, Minggu (16/3). “Yang mengejutkan adalah betapa cepatnya kerusakan kognitif terjadi.”

Meski mengalami kerusakan ingatan, tidak berarti seluruh ingatan hewan-hewan itu hilang. Beberapa aspek masih tersimpan dalam memori dan mereka mampu mengenali objek-objek.

Meski baru diujicobakan pada tikus, ilmuwan yakin hasil penelitian ini juga relevan pada manusia. Nutrisi yang diperoleh tubuh sangat berpengaruh pada kinerja otak, berapa pun usia seserang. Tetapi semakin tua usia, semakin penting menjaga menu makan untuk mencegah penurunan kemampuan otak. Orang dewasa dengan diet buruk berpeluang lebih besar terkena banyak masalah dibanding yang lebih muda.

Kini orang harus lebih sadar mengenai tubuh mereka sendiri, kapan tubuh butuh energi, dan kapan tubuh sudah mendapat cukup asupan. Memilih bahan bakar tubuh yang tepat juga sangat penting agar otak tetap prima.(fny/jpnn)

Junk food.
Junk food.

SUMUTPOS.CO – Makanan yang lebih mengutamakan rasa dibanding nutrisi atau yang lebih dikenal dengan junk food telah lama dikenal sebagai penyebab utama kegemukan dan obesitas. Belakangan, junk food juga dituding sebagai penyebab kerusakan ingat permanen jika dikonsumsi berlebihan.

Para peneliti di Australia menemukan bahwa makan menu junk food, meski hanya satu minggu saja, dapat menyebabkan efek buruk pada kemampuan kognitif otak. Studi ini juga menunjukkan sisi lain obesitas yang dapat memicu perubahan signifikan pada otak.

Hal itu diketahui ketika peneliti dari University of New South Wales mengungkapkan hasil penelitian mereka terhadap tikus yang diberi menu makan kaya lemak dan gula selama satu minggu. Ternyata, tikus-tikus itu mengalami kerusakan memori. Menariknya, penelitian menunjukkan hasil yang sama pada tikus yang diberi menu makan sehat tetapi diberi minuman bergula.

Kerusakan ingatan itu bahkan terjadi sebelum obesitas mendera para tikus. Tikus objek percobaan mengalami kesulitan dalam mengenali lokasi dan kemampuan mereka menyadari saat ada benda yang dipindah menurun. Tikus-tikus itu juga mengalami inflamasi atau peradangan pada hipokampus, bagian otak besar yang memiliki fungsi mengingat.

Tapi setelah tikus-tikus itu kembali diberi menu sehat, kerusakan memori itu ternyata tidak dapat dipulihkan.

“Kami sudah tahu jika obesitas menyebabkan inflamasi dalam tubuh, tapi kami belum menyadari sampai sebelum ini, bahwa obesitas juga menyebabkan perubahan pada otak,” kata peneliti, Profesor Margaret Morris, seperti dilansir laman Daily Mail, Minggu (16/3). “Yang mengejutkan adalah betapa cepatnya kerusakan kognitif terjadi.”

Meski mengalami kerusakan ingatan, tidak berarti seluruh ingatan hewan-hewan itu hilang. Beberapa aspek masih tersimpan dalam memori dan mereka mampu mengenali objek-objek.

Meski baru diujicobakan pada tikus, ilmuwan yakin hasil penelitian ini juga relevan pada manusia. Nutrisi yang diperoleh tubuh sangat berpengaruh pada kinerja otak, berapa pun usia seserang. Tetapi semakin tua usia, semakin penting menjaga menu makan untuk mencegah penurunan kemampuan otak. Orang dewasa dengan diet buruk berpeluang lebih besar terkena banyak masalah dibanding yang lebih muda.

Kini orang harus lebih sadar mengenai tubuh mereka sendiri, kapan tubuh butuh energi, dan kapan tubuh sudah mendapat cukup asupan. Memilih bahan bakar tubuh yang tepat juga sangat penting agar otak tetap prima.(fny/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/