26.7 C
Medan
Thursday, May 30, 2024

Baru 80% Warga Dairi Miliki Jamban

Kabid Kesmas Dinkes Dairi, dr Edison Damanik.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Diari diketahui, hanya 80 persen masyarakat yang memiliki jamban. Sedangkan sisanya menggunakan sungai sebagai tempat dan kawasan lain untuk membuang air besar.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Dairi, dr Edison Damanik mengatakan kepemilikan jamban masih sulit terwujud karena kepedulian dan perilaku masyarakat masih rendah.

“Masih banyak warga kita melakukan buang air besar (BAB) secara sembangan. Ironisnya lagi, sudah ada jamban tetapi tidak sekaligus dibangun septic tank (penampungan) dan pembuanganya langsung ke saluran air,” jelasnya.

Edison menegaskan, angka terbesar warga belum memiliki jamban terdapat di Kecamatan Tanah Pinem serta Gunung Sitember dan sebagian di Kecamatan Sidikalang.

Untuk penuntasanya, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas di setiap Kecamatan terus menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat untuk pembuatan jamban. Tetapi, karena kurangnya kepedulian dan perilaku dan masalah tataruang serta ketersedian air sehingga mereka masih lebih senang BAB ke sungai.

“Kita juga terus menekankan, bahwa BAB sembarangan akan berdampak pada kesehatan dan tentu saja menderita gaji buruk. Oleh karena itu kita terus menggalakkan agar masyarakat memiliki jamban dan program ini harus tuntas,” tambahnya. (rud/ram)

Kabid Kesmas Dinkes Dairi, dr Edison Damanik.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Diari diketahui, hanya 80 persen masyarakat yang memiliki jamban. Sedangkan sisanya menggunakan sungai sebagai tempat dan kawasan lain untuk membuang air besar.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Dairi, dr Edison Damanik mengatakan kepemilikan jamban masih sulit terwujud karena kepedulian dan perilaku masyarakat masih rendah.

“Masih banyak warga kita melakukan buang air besar (BAB) secara sembangan. Ironisnya lagi, sudah ada jamban tetapi tidak sekaligus dibangun septic tank (penampungan) dan pembuanganya langsung ke saluran air,” jelasnya.

Edison menegaskan, angka terbesar warga belum memiliki jamban terdapat di Kecamatan Tanah Pinem serta Gunung Sitember dan sebagian di Kecamatan Sidikalang.

Untuk penuntasanya, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas di setiap Kecamatan terus menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat untuk pembuatan jamban. Tetapi, karena kurangnya kepedulian dan perilaku dan masalah tataruang serta ketersedian air sehingga mereka masih lebih senang BAB ke sungai.

“Kita juga terus menekankan, bahwa BAB sembarangan akan berdampak pada kesehatan dan tentu saja menderita gaji buruk. Oleh karena itu kita terus menggalakkan agar masyarakat memiliki jamban dan program ini harus tuntas,” tambahnya. (rud/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/