25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tim Polda Tak Temukan Pembalakan Liar

MENUMPUK: Seorang warga berdiri diantara tumpukan kayu yang terseret banjir bandang yang melanda Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Senin (15/10).

MADINA ,SUMUTPOS.CO – KECURIGAAN Polda Sumut terkait adanya aktivitas pembalakan liar di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tak terbukti. Tim dari Ditreskrimsus yang melakukan pengecekan ke lapangan, tidak menemukan adanya aktivitas pembalakan liar di sana.

Kasubdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Ditreskrimsus Polda Sumut, AKBP Herzoni Saragih yang diberi tugas oleh Kapolda Sumut untuk mengecek ke lapangan menyebutkan, bencana banjir bandang yang menewaskan sedikitnya 17 orang, 12 di antaranya pelajar itu merupakan murni faktor alam.

“Setelah kita lakukan pengecekan ke lokasi, yakni daerah Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Madina bersama KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) wilayah 8 unit 30/Panyabungan, banjir bandang itu murni karena banjir dari gunung,” ungkap AKBP Herzoni Saragih, Rabu (17/10) sore.

Ia mengatakan, kayu-kayu besar yang terbawa dalam banjir bandang itu memang terseret arus air dari pegunungan. “Ya (kayu) itu lengkap sama akar-akarnya hanyut tergerus air dari bukit-bukit sekitar,” katanya.

Dari amatan di daerah itu, banyak terbentuk aliran-aliran air yang turun dari gunung yang dilanda hujan terus-terus sebelum terjadinya banjir bandang, Jumat (12/10).

Sebelumnya, petugas dari Dinas Kehutanan Pemkab Madina seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, telah melakukan investigasi penyebab banjir bandang di Desa Muara Saladi. Untuk melihat langsung penyebab banjir, petugas kemudian pelakukan pengecekan kondisi di atas hutan yang tak jauh dari desa tersebut.

Hasil dari penyelidikan petugas dilapangan, penyebab banjir bandang yang menimpa Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal ini diduga karena disebabkan jebolnya bendungan air yang terbentuk karena longsor beberapa waktu yang lalu. Penyebab jebolnya material longsor ini sendiri diduga karena tingginya intesitas hujan selama beberapa hari terakhir.

“Setelah kami cek di hulu, banjir bandang ini disebabkan karena pecahnya bendungan air yang terbentuk akibat longsor yang terjadi di hulu. Hasil dari pecahnya bendungan ini, menyebabkan banjir bandang di Desa Muara Saladi,” kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, Ridwan, Selasa (16/10).

Ridwan juga mengklaim, banjir bandang ini merupakan fenomena alamiah. Dia juga memastikan jika praktik pembalakan liar (illegal logging) tidak ada di hulu Sungai Aek Saladi. “Tidak ada aktivitas sama sekali (ilegal logging), ini merupakan siklus dari alam yang menyebabkan banjir bandang,” ucapnya.

MENUMPUK: Seorang warga berdiri diantara tumpukan kayu yang terseret banjir bandang yang melanda Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Senin (15/10).

MADINA ,SUMUTPOS.CO – KECURIGAAN Polda Sumut terkait adanya aktivitas pembalakan liar di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tak terbukti. Tim dari Ditreskrimsus yang melakukan pengecekan ke lapangan, tidak menemukan adanya aktivitas pembalakan liar di sana.

Kasubdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Ditreskrimsus Polda Sumut, AKBP Herzoni Saragih yang diberi tugas oleh Kapolda Sumut untuk mengecek ke lapangan menyebutkan, bencana banjir bandang yang menewaskan sedikitnya 17 orang, 12 di antaranya pelajar itu merupakan murni faktor alam.

“Setelah kita lakukan pengecekan ke lokasi, yakni daerah Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Madina bersama KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) wilayah 8 unit 30/Panyabungan, banjir bandang itu murni karena banjir dari gunung,” ungkap AKBP Herzoni Saragih, Rabu (17/10) sore.

Ia mengatakan, kayu-kayu besar yang terbawa dalam banjir bandang itu memang terseret arus air dari pegunungan. “Ya (kayu) itu lengkap sama akar-akarnya hanyut tergerus air dari bukit-bukit sekitar,” katanya.

Dari amatan di daerah itu, banyak terbentuk aliran-aliran air yang turun dari gunung yang dilanda hujan terus-terus sebelum terjadinya banjir bandang, Jumat (12/10).

Sebelumnya, petugas dari Dinas Kehutanan Pemkab Madina seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, telah melakukan investigasi penyebab banjir bandang di Desa Muara Saladi. Untuk melihat langsung penyebab banjir, petugas kemudian pelakukan pengecekan kondisi di atas hutan yang tak jauh dari desa tersebut.

Hasil dari penyelidikan petugas dilapangan, penyebab banjir bandang yang menimpa Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal ini diduga karena disebabkan jebolnya bendungan air yang terbentuk karena longsor beberapa waktu yang lalu. Penyebab jebolnya material longsor ini sendiri diduga karena tingginya intesitas hujan selama beberapa hari terakhir.

“Setelah kami cek di hulu, banjir bandang ini disebabkan karena pecahnya bendungan air yang terbentuk akibat longsor yang terjadi di hulu. Hasil dari pecahnya bendungan ini, menyebabkan banjir bandang di Desa Muara Saladi,” kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, Ridwan, Selasa (16/10).

Ridwan juga mengklaim, banjir bandang ini merupakan fenomena alamiah. Dia juga memastikan jika praktik pembalakan liar (illegal logging) tidak ada di hulu Sungai Aek Saladi. “Tidak ada aktivitas sama sekali (ilegal logging), ini merupakan siklus dari alam yang menyebabkan banjir bandang,” ucapnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/