Pemprovsu Dukung Poldasu
Sementara, langkah Poldasu mengirimkan tim ke Mandailing Natal (Madina) untuk menyelidiki dugaan praktik pembalakan liar, didukung penuh Pemerintah Provinsi Sumut. Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah menyerahkan pengusutan dugaan tindak pidana pembalakan liar itu kepada penegak hukum.
“Itu ranahnya kepolisian ya. Saya nggak bisa bilang ada atau tidaknya illegal logging di sana. Saya tidak tahu. Namun yang pasti bencana longsor sudah terjadi di sana (Madina). Tapi semuanya inikan ada tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, biarlah Polda yang bekerja melakukannya,” kata pria yang akrab disapa Ijeck ini kepada wartawan, Rabu (17/10).
Ijeck mengungkapkan, memang ada beberapa penyebab terjadinya banjir bandang dan juga longsor di Madina. Untuk itu, diperlukan tindak lanjut secara komprehensif sehingga akar masalahnya dapat diurai dan diketahui masyarakat.
“Bencana ini akibat banjir bandang. Dan banjir bandang ini apa penyebabnya? Mungkin karena curah hujan yang tinggi, apakah tanah yang tidak sanggup menampung air, mungkin karena pengikat tanah-tanah ini akar pohon, kita tak tahu apakah pohonnya tidak kuat atau justru pohonnya nggak ada. Itu yang perlu dicek lagi,” pungkasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis juga mengatakan, Pemprovsu menghormati upaya hukum yang dilakukan pihak kepolisian dengan melakukan pengecekan terkait dugaan pembalakan liar paska banjir bandang dan longsor di Madina. “Dari sisi hukum, tentu kami tak bisa komentari. Tapi menghormati upaya yang dilakukan Polda Sumut untuk menyelidiki itu,” katanya.
Meski demikian, waktu mendampingi Gubernur Edy Rahmayadi di lokasi bencana baru-baru ini, diakui Riadil bahwa di depan matanya melihat gelondongan kayu terbawa air dengan ukuran 50-70 centimeter. “Bahkan akar-akarnya sampai tercabut. Saya melihat langsung kondisi itu selama tiga hari mendampingi pak gubernur,” katanya. (dvs/prn)