26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Badan Jalan Penghubung Desa Rusak, Hasil Pertanian Warga Ditawar Murah

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
MELINTAS: Pengendara sepeda motor kesulitan melintasi badan jalan yang menghubungkan Desa Sarintonu menuju Desa Juma Gerat, Kecamatan Tigalingga, Dairi yang rusak parah.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Kerusakan badan jalan yang menghubungan dua desa, yakni Desa Sarintonu dan Desa Jumat Gerat, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Daerah, berdampak bagi para petani di dua desa tersebut. Sebab, harga komoditas yang mereka hasilkan lebih murah dari harga pasaran.

Menurut beberapa petani, Sahat Sinaga (52) serta Palem Tarigan (49) kepada Sumut Pos, kerugian mereka terjadi saat menjual hasil pertanian yang mereka tanam kepada agen, lebih rendah antara Rp1.000 hingga Rp1500 per kilogram dari harga pasaran.

Misalnya, untuk hasil komoditas seperti jagung. Petani di desa lainnya bisa menjual Rp3.700 per kilogram. Sementara jagung kami hanya diharga Rp3.500 per kilogram.

“Para agen bilang perbedaan harga itu dikarenakan jalan menuju desa kami rusak,”ujar Sahat, Selasa (18/6).

Menurut Sahat, jalan penghubung desa mereka ke desa lainnya itu mengalami kerusakan, karena tidak memiliki drainase. Alhasil, badan jalan yang sudah berlubang lubang digenangi air. Kondisi itupun semakin memperparah kerusakan.

“Agar jalan bisa dilalui kendaraan, warga menutup badan jalan yang berlubang lubang tersebut dengan batu,”imbuhnya seraya berharap Pemerintah segera memperbaikinya.

Menanggapi keluhan warga tersebut, Sekretaris Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Frianto Naibaho mengakui kondisi kerusakan badan jalan tersebut.

“Pemeliharaan ruas jalan tersebut sudah ada ditampung dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) 2019. Perbaikan akan dilakukan secara bertahap,”kata Frianto. (mag-10/han)

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
MELINTAS: Pengendara sepeda motor kesulitan melintasi badan jalan yang menghubungkan Desa Sarintonu menuju Desa Juma Gerat, Kecamatan Tigalingga, Dairi yang rusak parah.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Kerusakan badan jalan yang menghubungan dua desa, yakni Desa Sarintonu dan Desa Jumat Gerat, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Daerah, berdampak bagi para petani di dua desa tersebut. Sebab, harga komoditas yang mereka hasilkan lebih murah dari harga pasaran.

Menurut beberapa petani, Sahat Sinaga (52) serta Palem Tarigan (49) kepada Sumut Pos, kerugian mereka terjadi saat menjual hasil pertanian yang mereka tanam kepada agen, lebih rendah antara Rp1.000 hingga Rp1500 per kilogram dari harga pasaran.

Misalnya, untuk hasil komoditas seperti jagung. Petani di desa lainnya bisa menjual Rp3.700 per kilogram. Sementara jagung kami hanya diharga Rp3.500 per kilogram.

“Para agen bilang perbedaan harga itu dikarenakan jalan menuju desa kami rusak,”ujar Sahat, Selasa (18/6).

Menurut Sahat, jalan penghubung desa mereka ke desa lainnya itu mengalami kerusakan, karena tidak memiliki drainase. Alhasil, badan jalan yang sudah berlubang lubang digenangi air. Kondisi itupun semakin memperparah kerusakan.

“Agar jalan bisa dilalui kendaraan, warga menutup badan jalan yang berlubang lubang tersebut dengan batu,”imbuhnya seraya berharap Pemerintah segera memperbaikinya.

Menanggapi keluhan warga tersebut, Sekretaris Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Frianto Naibaho mengakui kondisi kerusakan badan jalan tersebut.

“Pemeliharaan ruas jalan tersebut sudah ada ditampung dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) 2019. Perbaikan akan dilakukan secara bertahap,”kata Frianto. (mag-10/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/